Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Minggu, 5 Februari 2023
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Bontangpost.id
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Kaltim

Pesut Mahakam Semakin Terancam, YK-RASI Usul Pembentukan Kawasan Konservasi Perairan

Reporter: M Zulfikar Akbar
Selasa, 5 November 2019, 17:45 WITA
dalam Kaltim
Reading Time: 2 mins read
A A
Penampakan pesut mahakam yang berhasil diabadikan YK-RASI. (YKRASI for Kaltim Post)

Penampakan pesut mahakam yang berhasil diabadikan YK-RASI. (YKRASI for Kaltim Post)

Scan MeShare on FacebookShare on Twitter

Hari ini (5/11/2019) adalah Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Bagaimana kondisi satwa endemik di Kaltim? Khususnya, pesut mahakam yang sudah jarang ditemukan.

NOFIYATUL CHALIMAH, Kukar 

[dropcap]B[/dropcap]elakangan ini, pesut mahakam lebih sering muncul di kawasan Kutai Kartanegara (Kukar). Meski begitu, tetap tidak mudah melihatnya karena populasinya makin berkurang. Saat ini diperkirakan hanya ada 80 ekor.

Co-Founder Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (YK-RASI) Danielle Kreb mengatakan, pesut mahakam jadi satwa yang terancam, baik langsung maupun tidak langsung.

Ancaman langsungnya, pesut bisa terperangkap di rengge atau nelayan yang mencari ikan dengan setrum. Sedangkan ancaman tak langsung adalah ancaman ekosistem di sungai.

Polusi air sungai menjadi ancaman. Baik polusi karena limbah rumah tangga hingga limbah perusahaan. Apalagi, lalu lalang kapal ponton di sungai tempat pesut mahakam tinggal berisiko. Sebab, hewan ini memanfaatkan gelombang sonar untuk melihat.

Baca Juga:  Lagi, Ditemukan Pesut Mahakam Mati

Ikan itu bisa terganggu dengan keberadaan kapal ponton. Maka, pesut pun saat ini banyak ke sungai kecil atau pinggir rawa. Selain itu, tak sedikit perusahaan tambang dan perkebunan sawit yang membuang limbahnya ke saluran yang terhubung ke sungai.

Jadi, kandungan logam berat pada air sungai cukup tinggi. Pada survei kualitas air 2017 hingga 2018,  yang dilakukan RASI, hasil dari uji kualitas air menunjukkan bahwa beberapa anak sungai memiliki konsentrat tinggi dari logam berat yang sangat berbahaya untuk kesehatan masyarakat maupun pesut.

Seperti kadmium dan timbal yang melampaui baku mutu hingga 23 kali dan merupakan kasus yang terparah. Kondisi pencemaran di habitat inti pesut di anak Sungai Kedang Rantau dan Kedang Kepala, serta habitat musiman pesut di Sungai Kedang Pahu sangat mengkhawatirkan.

Baca Juga:  Nasib Pesut Mahakam di Tengah Ancaman Kepunahan

Pasalnya, pencemaran logam berat sangat membahayakan kesehatan pesut dan manusia yang makan ikan dari sungai tersebut. Jika polusi ini mengancam ikan-ikan kecil, pesut mahakam juga terancam.

Diungkapkan Danielle, kematian pesut paling parah terjadi pada 2018. Saat itu, 10 pesut mati. Bersamaan dengan itu, banyak pula ikan baung mati.

“Berarti, kemungkinan pencemaran air saat itu cukup gawat. Kan pesut makan ikan-ikan kecil, kalau ikannya tercemar, ya berdampak pada pesut mahakam juga,” kata Danielle.

Sedangkan dari awal hingga awal November 2019 ini, sudah ada empat pesut mati. Penyebabnya beberapa terjerat jaring alias rengge. Melihat kondisi pesut mahakam yang kian mengkhawatirkan, pihaknya pun mengajukan pembentukan Kawasan Konservasi Perairan (KKP).

Kawasan ini melingkupi empat kecamatan, yakni Kota Bangun, Muara Wis, Muara Kaman, dan Muara Muntai. Di dalamnya, ada 27 desa. “Saat ini proses pengajuan sudah di bagian hukum Pemkab Kukar. Waktu zaman Bupati Rita, beliau sudah menanggapi dengan positif rencana ini, tinggal menindaklanjuti. Setelah rekomendasi dari bupati nanti, kami ajukan ke kementerian,” sambung Danielle.

Baca Juga:  Ekosistem Terancam, Pesut Mahakam Jadi Perbincangan Dunia

Kawasan konservasi yang diajukan, disebut Danielle bakal jadi konservasi perairan tawar pertama di Indonesia. Sebab, selama ini konservasi perairan laut. Dia berharap, konservasi kawasan ini bisa segera diterapkan. Sehingga, pesut bisa dilindungi dan bermanfaat bagi nelayan di sekitarnya.

“Jika aturan berlaku, pencemaran berkurang, ikan makin banyak, nelayan bisa dapat ikan banyak. Ancaman pesut mahakam juga berkurang,” pungkasnya. (kri/k8/prokal)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Saksikan video menarik berikut ini:

Tags: ikan pesutpesut mahakam
PindaiBagikan61Tweet38Kirim

Dapatkan informasi terbaru langsung di perangkat anda. Langganan sekarang!

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Nasib Pesut Mahakam di Tengah Ancaman Kepunahan 1

Nasib Pesut Mahakam di Tengah Ancaman Kepunahan

Kamis, 8 September 2022, 14:00 WITA
Mamalia pesut mahakam ditemukan di perairan Sungai Mahakam di Kecamatan Muara Wis. (ISTIMEWA)

Lagi, Ditemukan Pesut Mahakam Mati

Minggu, 16 Agustus 2020, 09:00 WITA
Penampakan pesut mahakam yang berhasil diabadikan YK-RASI. (YKRASI for Kaltim Post)

Ekosistem Terancam, Pesut Mahakam Jadi Perbincangan Dunia

Senin, 23 Desember 2019, 12:00 WITA
Postingan Selanjutnya
Satu rumah di Jalan Gurami RT 03, Kelurahan Tanjung Laut ludes terbakar, Selasa (5/11/2019). (Zaenul/Bontangpost.id)

BREAKING NEWS! Si Jago Merah Hanguskan Satu Rumah di Tanjung Laut

Komentar Anda

  • Terpopuler
  • Komentar
  • Terbaru
Ilustrasi

500 KK di Bontang Terdata Penerima Bantuan Pangan Nontunai

Senin, 30 Januari 2023, 11:10 WITA
Kapolres Bontang AKBP Yusep Dwi Prasetya (Yulianti Basri/bontangpost.id)

Hoaks Penculikan Anak di Sekolah, Kapolres Imbau Tetap Waspada

Selasa, 31 Januari 2023, 14:32 WITA
Masih banyak pelaku UMKM yang tak mengambil bantuan langsung tunai

900 Pelaku UMKM di Bontang Belum Ambil BLT

Senin, 30 Januari 2023, 11:56 WITA
Cooker hood sempat dijilat api di Jalan Awang Long (foto:PPID Disdamkartan Bontang)

Lupa Matikan Kompor, Rumah di Jalan Awang Long Nyaris Terbakar

Kamis, 2 Februari 2023, 09:20 WITA
Dua Spesialis Pencuri Tabung Gas Dibekuk, Masih di Bawah Umur 2

Dua Spesialis Pencuri Tabung Gas Dibekuk, Masih di Bawah Umur

Senin, 30 Januari 2023, 08:53 WITA
Ratusan Anak di Bontang Diimunisasi Difteri 3

Ratusan Anak di Bontang Diimunisasi Difteri

Sabtu, 4 Februari 2023, 21:05 WITA
Gegara Bisikan Gaib, Pria Ini Potong Kelamin Pakai Pisau sampai Putus 4

Gegara Bisikan Gaib, Pria Ini Potong Kelamin Pakai Pisau sampai Putus

Sabtu, 4 Februari 2023, 18:42 WITA
Youth Competition VII kerja sama PMR SMA Negeri 1 dengan PMI

Cetak Generasi Muda Peduli Kemanusian, 21 Sekolah Ramaikan Smansa Youth Competition VII

Sabtu, 4 Februari 2023, 15:48 WITA
Trotoar Jalan Ahmad Yani diperbaiki tahun ini

Trotoar Rusak di Jalan Ahmad Yani Diperbaiki Tahun Ini

Sabtu, 4 Februari 2023, 13:48 WITA
Pindang bandeng asam manis

Resep Pindang Bandeng Kuah Asam Manis, Cocok Menemani Akhir Pekan

Sabtu, 4 Februari 2023, 12:26 WITA
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak
Iklan dan Marketing: (0548)20545

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.
Developed by Vision Web Development

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.
Developed by Vision Web Development