Pilgub Kaltim Bakal Berjalan “Keras”, Tiga Kandidat Kuat Dinilai Punya Kekuatan Merata

Dari kiri, Mahyudih, Isran Noor, Rudy Mas’ud.

bontangpost.id – Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2024 diprediksi menjadi arena sengit bertarungnya tokoh lokal berkaliber nasional. Tiga nama bakal calon (bacalon) gubernur yang masuk bursa pencalonan punya kelebihan masing-masing. Mulai kualitas, basis massa, jaringan, hingga modal politik yang besar.

Mereka adalah mantan gubernur Kaltim Isran Noor, anggota DPR RI Rudy Mas’ud, dan Wakil Ketua DPD RI Mahyudin. Mereka dianggap memenuhi semua kriteria untuk bisa memenangkan kontestasi.

Pengamat politik dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Sonny Sudiar menyebut, ketiga nama itu saat ini tengah berupaya melakukan komunikasi politik untuk bisa mendapatkan dukungan partai politik (parpol) sebagai syarat pencalonan.

“Namun berbeda dengan Rudy Mas’ud dari Golkar yang secara syarat dukungan sudah terpenuhi. Namun, tetap Rudy melakukan komunikasi politik ke partai lain karena ingin masuk kontestasi ini dengan posisi sudah menguasai parpol. Atau yang kita sebut aksi borong partai,” ujar Sonny, Jumat (31/5).

Sebab, meski Golkar dalam Pileg Kaltim 2024 berhasil mendominasi perolehan kursi di parlemen, bukan menjadi jaminan bisa memenangkan Pilgub Kaltim. Karena dua calon yang bakal dilawan disebut Sonny bukan orang sembarangan. Isran Noor dan Mahyudin disebutnya punya pengalaman sebagai kepala daerah. Mereka pasti memiliki basis massa dan modal politik yang cukup untuk bersaing.

“Isran Noor kita tahu sebagai gubernur Kaltim pasti sudah membangun kekuatan, baik massa, jaringan, maupun modal politik. Terakhir yang dilakukan Isran adalah mengumpulkan KTP sebagai bentuk menunjukkan kekuatan massa beliau,” ujarnya.

Begitu pula dengan Mahyudin. Sonny menyebut, sosok Mahyudin merupakan mantan bupati Kutai Timur dan tokoh nasional yang sudah malang melintang di parlemen pusat. Jadi, dengan posisinya saat ini tentu bukan karena kebetulan, namun karena ada dukungan massa dan kekuatan finansial.

“Jadi kalau di media ada yang menyebut hanya Rudy Mas’ud yang unggul dalam hal kekuatan finansial, basis massa hingga jaringan nasional, maka salah. Baik Isran maupun Mahyudin juga punya semua itu. Artinya semua kandidat yang muncul adalah sosok-sosok yang bukan kaleng-kaleng,” sebutnya.

Karena sudah memiliki semua kekuatan tersebut, kini fokus masing-masing ketiga sosok tersebut adalah mendapatkan cukup dukungan parpol agar bisa mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai calon gubernur Kaltim. “Makanya ini masih sangat dinamis,” imbuhnya.

Lantas apa pertimbangan parpol akan menjatuhkan dukungan mereka? Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Mulawarman itu menjawab salah satunya bergantung pada hasil survei elektabilitas yang dilakukan parpol. Yang dilakukan di daerah-daerah strategis sebagai lumbung suara.

“Untuk posisi saat ini yang paling diuntungkan pasti Rudy Mas’ud. Karena dia yang sudah pasti diusung oleh Golkar. Dia juga punya kedekatan khusus dengan Airlangga Hartarto (ketua umum Partai Golkar) dan menjadi kader yang berhasil membawa Golkar memenangkan Pileg Kaltim 2024 dengan perolehan suara terbanyak,” sebutnya.

Menurutnya, dengan posisi Rudy Mas’ud saat ini dipastikan wakil yang mendampingi harus menjadi kunci keunggulan di atas calon lainnya. Adapun kabar Rudy berdampingan dengan Seno Aji dari Gerindra, menurutnya masih belum bisa dipastikan. Sebab, saat ini Gerindra belum menentukan pilihan.

“Lalu ada isu kedekatan Isran Noor dengan Prabowo Subianto (ketua umum Gerindra) yang secara faktual belum bisa dipastikan kebenarannya. Apakah itu akan memengaruhi pilihan dukungan Gerindra ke Isran? Kondisinya tidak semudah itu,” sebutnya.

Namun, ada indikasi dukungan Gerindra akan merapat ke Isran. Sonny melihatnya dari tidak masuknya nama Andi Harun, wali kota Samarinda dan ketua Gerindra Kaltim itu ke bursa Pilgub Kaltim. Karena membaca berbagai statement Andi Harun di media, dirinya menduga Andi sadar posisi dan kedekatan Isran dengan Prabowo.

“Padahal Andi Harun secara kualitas dan kemampuan punya peluang yang sama dengan calon yang ada saat ini. Dia punya kekuatan massa, modal politik sampai jaringan yang luas. Namun saya menilai Andi Harun sadar, kalaupun maju sebagai calon gubernur, dia tidak akan mendapat dukungan dari partainya sendiri,” ungkapnya.

Terkait koalisi partai, dirinya menyebut akan sangat dinamis. Sebab, dalam iklim kontestasi pilkada akan jauh berbeda dengan pilpres. Sehingga tidak bisa diprediksi apakah koalisi yang terjadi di pilpres akan terjadi di Pilgub Kaltim.

“Karena kita melihat sekarang pun komunikasi politik nasional semakin cair pasca-pilpres. Kita lihat bagaimana NasDem tiba-tiba dekat dengan Gerindra. Ada juga PKB yang sudah cair dengan Jokowi. Kecuali kubu PKS. Itu yang belum tahu posisinya,” ucapnya.

Pengamat politik lain dari Unmul, Lutfi Wahyudi menyebut, peluang setiap bacalon sama untuk bisa bertarung di Pilgub Kaltim 2024. Karena memiliki semua kemampuan yang diperlukan untuk memenangkan pilkada. Tinggal bagaimana masing-masing bacalon itu memenuhi syarat pencalonan jalur parpol yang masih terbuka, baik itu dukungan minimal 20 persen koalisi parpol, maupun syarat punya wakil gubernur.

“Isran-Hadi peluang menjadi calon besar. Asal bisa menemukan perahu baik partai besar maupun kumpulan partai kecil yang punya kursi di parlemen. Kalau Rudy Mas’ud sudah bisa dipastikan jadi calon, namun kan belum ada wakil. Begitupun dengan Mahyudin,” ucap Lutfi.

Baginya, perebutan dukungan parpol tengah terjadi. Fokus utamanya ada di Partai Gerindra. Karena diketahui Rudi yang diusung Golkar juga melamar di partai besutan Prabowo itu. Kemudian ada Seno Aji, kader Gerindra yang juga melamar sebagai bacalon wakil gubernur mendampingi Rudy.

“Namun dugaan saya Gerindra lebih menaruh atensi kepada Isran. Karena memang ada relasi kuat dengan Prabowo. Itu sebabnya Isran keluar NasDem. Tetapi yang patut menjadi pertimbangan Gerindra adalah sosok Isran yang tidak loyal kepada partai. Hanya memanfaatkan partai sebagai kendaraan politik,” ujarnya.

Sementara dari informasi yang diketahuinya, Mahyudin terindikasi bakal didukung PDI Perjuangan. Namun tetap, seperti Isran-Hadi, Mahyudin tetap harus mencari perahu yang cukup mengantarkannya menjadi calon gubernur.

Lutfi menyebut, jika diisi oleh sosok-sosok yang menjadi bakal calon gubernur saat ini, maka Pilgub Kaltim 2024 nanti diprediksi berlangsung dengan keras. Sebab, masing-masing figur punya keunggulan dan modal politik yang besar.

“Pilkada adalah pertarungan figur. Persaingan antar-tokoh. Pemilih yang memilih partai tertentu belum tentu memilih calon yang diusung partai yang sama. Kecuali partai yang memiliki pendukung yang loyal seperti PKS dan PDI Perjuangan,” ungkapnya. (rom/k16)

Print Friendly, PDF & Email

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version