Dengarkan Keluhan Pedagang, Belum Ada Solusi
BONTANG – Adanya keresahan pedagang atas wacana pembongkaran tenda-tenda Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Stadion Bessai Berinta oleh pemerintah langsung disikapi Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar). Senin (10/7) kemarin mereka langsung menggelar rapat koordinasi dengan para pedagang di tribun Stadion Bessai Berinta.
Dalam rapat pertemuan ini dihadiri Sekertaris Disporapar Dwi Indriani beserta pegawai Disporapar lainnya, serta beberapa perwakilan pedagang. Dimana, kedua belah pihak membahas bersama terkait solusi terbaik dari adanya permasalahan ini.
Dari hasil pertemuan ini, Sekertaris Disporapar Dwi Indriani mengatakan, jika pihaknya baru menampung apa saja keluhan dari para pedagang tersebut. Namun, belum ada solusi yang dihasilkan lantaran pihaknya tidak bisa mengambil keputusan sendiri.
“Rencananya keluhan-keluhan ini akan kami sampaikan terlebih dahulu kepada Pak Sekda atau Asisten 1. Barulah dari laporan ini akan ada keputusan sdolusi apa yang akan diambil,” ujar Dwi.
Adapun beberapa aspirasi yang disampaikan pedagang dalam pertemuan tersebut yakni, meminta agar tanda-tenda dan warung yang sudah ada tidak dibongkar secara permanen. Namun mereka mengaku siap jika tenda-tenda ini harus dirapikan sehingga kesan kumuh tidak ada lagi.
“Termasuk jika diminta warna tenda nya harus seragam pun kami juga siap,” ujar Niar, salah stau pedagang.
Menanggapi hal ini, pihak Disporapar pun pada dasarnya juga tidak ingin membongkar tenda dan warung yang ada. Pasalnya, mereka juga mengerti jika dari jualan itulah, para pedagang memperoleh penghasilan sehari-harinya. Namun disatu sisi, agar Pemerintah – PKL sama sama nyaman, harus ada solusi terbaik untuk penataannya. Pihak Disporapar pun juga memberikan alternatif kepada pedangan dengan mengganti tenda-tenda yang ada dengan payung.
“Kalau usulan itu nanti disetujui. Maka pedagang mau pedagang harus menggantinya dengan payung agar terlihat lebih rapi,” ungkap Dwi.
Namun dari pihak pedangang meminta, jika memang masih ada alternatif lain, mereka meminta agar opsi memakai payung tersebut tidak diberlalkukan. Pasalnya harga payung yang cukup merogoh kocek, menjadi alasan mereka tidak menyanggupinya.
“Rata-rata pedagang disini (Bessai Berinta, Red.) baru saja membeli tenda dengan biaya yang tidak sedikit. Apalagi rata-rata membelinya dengan meminjam uang dari bank atau koperasi yang cicilannya belum lunas,” beber Niar mewakili pedagang.
Dalam kesempatan ini pula, jajaran Disporapar memberitahukan wacana terkait adanya pembangunan fisik dan renovasi di wilayah yang saat ini ditempati oleh para pedagang saat ini pada 2018 mendatang. Sehingga pihaknya menginfokan, agar pedagang harus menerima untuk keluar sementara dari area stadion sembari menunggu pembangunan selesai.
Sebelumnya diberitakan, Pemkot Bontang berencana membongkar tenda lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Stadion Bessai Berinta (Lang-Lang). Pasalnya, lokasi lapak bakal difungsikan sebagai area parkir saat upacara peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-72 yang dipusatkan di kawasan tersebut.
Dalam surat imbauan yang ditandatangani Kepada Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Kadisporapar) Bontang Bambang Cipto Mulyono, Nomor 426.23/236/Disporapar.03 tertulis, sesuai hasil rapat Panitia HUT RI Bontang pertanggal (5/7) diimbau kepada semua pemilik Lapak PKL untuk membongkar tenda yang berada di depan lapak dagangannya masing-masing. Disebabkan, lokasi tersebut akan digunakan sebagai tempat parkir peserta upacara.
Kemudian, surat tersebut juga menyebutkan, terkait proses pembongkaran/pembersihan tenda diharapkan paling lambat tanggal 25 Juli mendatang. Surat imbauan ini sekaligus sebagai teguran pertama, dan apabila sampai teguran ketiga belum ada pembongkaran maka Satuan Polisi Pamong Praja yang melakukan pembongkaran. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: