“Terserah pada presiden. Itu hak prerogatif presiden. Saya tidak bisa mencampurinya. Tidak bisa”. Awang Faroek Ishak (Gubernur Kaltim)
SAMARINDA – Pasca pembacaan surat permohonan pengunduran diri Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, muncul teka-teki baru tentang penunjukan pelaksana tugas (plt) orang nomor satu di Benua Etam itu. Awang sendiri menyerahkan penunjukan plt pada Presiden RI Joko Widodo melalui Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahyo Kumolo.
Mantan Bupati Kutai Timur (Kutim) dua periode itu berpendapat, setelah menyatakan mundur dari jabatannya sebagai gubernur, Awang tidak ingin ikut campur dalam penunjukan plt yang akan menggerakkan roda pemerintahan sebelum pelantikan gubernur baru pada Desember mendatang.
“Terserah pada presiden. Itu hak prerogatif presiden. Saya tidak bisa mencampurinya. Tidak bisa,” katanya pada awak media, Selasa (21/8) lalu.
Namun demikian, Awang berharap orang yang ditunjuk Mendagri menjadi plt memiliki pemahaman yang memadai tentang seluk-beluk pembangunan di Kaltim. “Di sini ada yang bisa jadi plt. Di Jakarta juga banyak orang Kaltim. Mudah-mudahan mereka yang ditunjuk itu orang yang mengetahui tentang Kaltim,” harapnya.
Awang Faroek menegaskan, surat pengunduran dirinya yang disampaikan di rapat paripurna DPRD Kaltim adalah bagian dari pelaksanaan amanah undang-undang. Pasalnya, setiap kepala daerah yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif harus mundur dari jabatannya.
Adapun mekanisme pengusulan plt gubernur yakni Awang Faroek menyerahkan surat pengunduran diri pada pimpinan DPRD Kaltim dan presiden. Kemudian presiden melalui Mendagri menunjuk plt gubernur. “Saya harus membuat surat pernyataan pengunduran diri. Selanjutnya terserah presiden. Bukan urusan saya lagi,” sebutnya.
Seperti diketahui, Awang Faroek secara resmi ditetapkan masuk dalam daftar calon sementara (DCS) anggota DPR RI dari Partai Nasional Demokrat (NasDem). Awang Faroek akan mencalonkan diri sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan Kaltim.
Dalam sambutannya di rapat paripurna itu, dia menyatakan, pengunduran dirinya tidak menghentikan langkah perjuangan untuk mendukung pembangunan Kaltim. “Walaupun saya tidak lagi menjabat sebagai gubernur, perjuangan tidak boleh berhenti. Ini hanya bagian dari perjuangan untuk membangun Kaltim,” kata Awang Faroek.
Dia juga menyampaikan pesan agar semua pihak mendukung kinerja plt yang ditunjuk Mendagri. Dengan demikian, plt bisa memimpin keberlanjutan pembangunan daerah. “Sampai gubernur dan wakil gubernur yang baru dilantik, jangan sampai pembangunan yang sudah kami genjot ini terhenti,” imbuhnya.
Terhadap Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim terpilih Isran Noor dan Hadi Mulyadi, Awang Faroek berpesan agar keduanya melanjutkan program dan seluruh pembangunan yang telah terlaksana.
Adapun proyek strategis nasional yang akan selesai seperti tol, jembatan, bandara, dan lainnya, Awang Faroek ingin setiap kekurangan dalam proyek tersebut diperbaiki. Sedangkan proyek yang dianggap memiliki kekurangan, dapat diperbaiki oleh gubernur dan wakil gubernur yang baru.
“Yang sudah bagus silakan dilanjutkan. Sedangkan yang belum baik, diperbaiki. Jangan sampai proyek yang sudah kami mulai, ada upaya untuk menghentikannya,” pungkasnya. (*/um)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda