POLEMIK yang terjadi di Yayasan Stitek saat ini juga turut berdampak pada para mahasiswa yang berkuliah di sana. Sebagian dari mereka pun mengaku kecewa karena selama ini tidak ada keterbukaan kepada mereka terkait polemik ini.
Saiful Anwar misalnya, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Stitek Bontang ini mengaku sebelumnya tak pernah diberikan informasi maupun diajak rapat untuk mencari solusi bersama. Sehingga ketika adanya inspeksi mendadak (sidak) oleh DPRD beberapa waktu lalu di kampus baru Stitek, mereka merasa bingung dan bertanya-tanya.
“Intinya dari yayasan terkesan tertutup dan tidak transparansi ke mahasiswa,” ujarnya, kemarin (15/1).
Terkait urusan pindah kampus misalnya, dia berujar jauh-jauh hari pihak yayasan tidak ada komunikasi dengan mahasiswa apabila ingin pindah kampus. Tahu-tahu kata dia, mahasiswa disuruh pindah ke gedung baru yang berlokasi di Kilometer 6, Kelurahan Telihan.
“Kami sebenarnya kurang setuju lokasinya dipindah (kilometer 6, Red.). Selain mobilisasinya yang kurang terjangkau, juga lokasinya yang berada di pinggir jalan dekat tanjakan. Sehingga menyulitkan dan membahayakan bagi mahasiswa,” sebutnya.
Zuhaji, mahasiswa semester 8 ini juga menuturkan hal yang sama dengan Saipul. Kata dia, beberapa yang dia keluhkan selama berkuliah di sana yakni tidak adanya transparansi ke mahasiswa, hingga tidak adanya perhatian dari yayasan mengenai beberapa barang inventaris kampus.
“Dari angkatan-angkatan sebelumnya sampai sekarang, selalu dijanjikan akan dibangunkan gedung. Tapi sampai sekarang justru tidak ada realisasinya, Masalah komputer juga sama, masih seperti itu saja. Tidak pernah diperbaharui,” keluhnya.
Terkait perpindahan kampus, dirinya juga turut menyesalkan. Pasalnya selain lokasinya yang cukup jauh, juga tak ada komunikasi sebelumnya dengan mahasiswa. “Kami tidak pernah dikasih tahu alasannya. Tiba-tiba di media omongnya karena disuruh bayar pemerintah, dan jika tidak membayar akan jadi temuan,” sebutnya.
Baik Saiful maupun Zuhaji sama-sama berharap, polemik ini bisa terselesaikan sehingga tidak ada lagi masalah antara yayasan dengan Pemkot ataupun DPRD. “Harapan kami yayasan bisa lebih transparansi lagi, dan polemik ini harus segera dibicarakan lewat pertemuan,” tukasnya. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: