bontangpost.id – Akses ke ibu kota Provinsi Kaltim lebih dekat melalui poros tengah dari Kubar. Hanya sekitar empat jam jalur darat, dari Melak melalui Muara Pahu, Penyinggahan, hingga ke Desa Aloh dan Kayu Batu, Kecamatan Muara Muntai, Kukar.
Anggota Komisi II DPRD Kubar Ellyson menyebut sudah mencoba jalur tersebut. “Betul, hanya empat jam dari Melak bisa tembus ke Samarinda,” kata Ellyson kepada media ini (17/3).
Rutenya, lanjut dia, setelah di Kecamatan Penyinggahan (Kubar) dilanjutkan dengan jalur darat ke Desa Aloh dan Desa Kayu Batu, Kecamatan Muara Muntai (Kukar) terus ke Samarinda. Namun, saat ini kondisi badan jalan belum memadai.
Sementara jalur darat dari Kubar ke Samarinda yang digunakan selama ini ada dua lintasan. Yakni poros selatan dengan jalan trans Kalimantan. Sekitar 350 kilometer ke ibu kota provinsi melintasi Kecamatan Barong Tongkok, Muara Lawa, Siluq Ngurai, Jempang, dan Bongan. Kondisi jalan sudah beraspal dengan waktu tempuh rata-rata 7–9 jam.
Kemudian poros utara melintasi Kecamatan Mook Manaar Bulatn (Kubar) menuju Kecamatan Kota Bangun (Kukar). Kondisi jalan masih sebagian besar berupa jalan tanah. Jika musim hujan, tentu sulit dilintasi. Poros utara ini melintasi perkebunan kelapa sawit dan perusahaan kayu.
Jarak tempuh poros utara jika kondisi kemarau sekitar tujuh jam. Itu pun jika jalan dalam kondisi baik. Kepala Kampung Muara Beloan, Rudy menyerukan agar poros tengah menjadi agenda pemerintah.
Jika ini terwujud dengan baik, tidak hanya lebih dekat ke ibu kota provinsi, melainkan juga ke kawasan ibu kota negara (IKN) yang baru di Kabupaten Penajam Paser Utara. Di samping itu, dengan dibangunnya jalur poros tengah, bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat yang rata-rata dari perikanan.
Hal tersebut juga dapat mengurangi kesenjangan sosial. “Karena selama ini akses jalan darat belum memadai. Hasil panen ikan tidak membuat nelayan sejahtera karena persoalan infrastruktur jalan,” tegasnya.
Akses poros tengah, beber dia, sudah dibangun dari Kampung Muara Bunyut ke Kampung Muara Beloan dan Kampung Tanjung Pagar. Ke depan bisa dibuka jalur darat ke Kampung Tanjung Laong, Kecamatan Muara Pahu.
“Jika ini bisa dilakukan akan menjadi sumber kesejahteraan warga dari hasil panen perikanan. Warga Penyinggahan dan Muara Pahu lebih suka melintasi ruas jalan ini. Karena lebih dekat dibandingkan harus memutar ke jalan trans Kalimantan,” terangnya.
Konsep ini akan menyatu dengan program Pemerintah Kampung Muara Beloan yang dicanangkan sebagai kampung lumbung ikan menuju IKN. “Muara Beloan banyak danau, sungai, dan rawa menjadi potensi perikanan. Muara Beloan adalah kampung penghasil ikan terbesar di Kubar saat ini,” jelasnya.
Untuk diketahui, Kecamatan Muara Pahu kini diincar perusahaan tambang. Yakni, PT Fajar Sakti Prima (FSP) akan membangun jalan ke Kecamatan Tabang, Kukar sepanjang 100 kilometer. Proyek yang dibangun PT FSP senilai Rp 2,9 triliun.
Proyek itu disepakati Gubernur Kaltim Isran Noor dengan Dirut PT FSP Dato DR Low Tuck Kwong, baru-baru ini. Gubernur Isran Noor pernah menyampaikan penghargaan kepada PT FSP yang akan membangun jalan yang menghubungkan dua kabupaten. Bahkan, tiga kabupaten yakni Kukar, Kubar, dan Kutim.
Di mana dari Tabang (Kukar), akses jalan yang ada bisa tembus ke Senyiur–Muara Ancalong hingga Sangatta, Kutim. Isran yang juga mantan bupati Kutim mengakui banyak jalan di Kaltim menggunakan eks jalan-jalan perusahaan.
“Seperti jalan Sangatta ke Rantau Pulung, Muara Badak ke Bontang, serta Jalan Balikpapan ke Samarinda yang kemudian menjadi jalan negara atau provinsi dan kabupaten,” ujarnya belum lama ini. (rud/kri/k16)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post