bontangpost.id – Kontingen Bontang terus berpacu meningkatkan perolehan medali dalam klasemen Porprov VII Kaltim 2022.
Misalnya saja, cabang olahraga (Cabor) Korfball yang berhasil menyumbang medali perunggu dan perak dalam kategori indoor korfball empat dan ketegori indoor korfball delapan.
Pelatih Korfball Bontang Resa Saputra mengatakan sebanyak enam nomor tanding yang diperlombakan. Tahun ini pihaknya menargetkan tiga medali emas, dua perak dan satu perunggu.
“Utamanya kami targetkan tiga emas. Selebihnya itu bebas saja mau perak atau perunggu,” ucapnya, Jumat (25/11/2022).
Meski belum berhasil mendapatkan emas, Resa optimistis untuk mencapai target dalam empat nomor pertandingan dari dua kategori korball outdoor dan kategori korfball pantai.
“Saya yakin masih bisa mengejar emas dalam dua kategori itu,” sebutnya.
Diakui Resa selama pertandingan di awal, para atlet kesulitan membaca kekuatan lawan. Sebab, kekuatan lawan dari daerah lain cenderung berkembang dari porprov sebelumnya.
“Kendalanya sih itu. Ditambah kondisi lapangan tidak sesuai dengan klasifikasinya. Namanya indoor harus full tertutup. Faktanya tidak semuanya tertutup karena lapangan yang digunakan itu tempat parkir pesawat,” urainya.
Persiapan dimatangkan dua bulan terakhir sebelum Porprov berlangsung. Ia menyebut kondisi atlet saat ini semakin percaya diri dan mampu menyeimbangi kekuatan lawan.
“Saya kira kontingen Bontang sudah bisa beradaptasi dan mengeluarkan kemampuan terbaiknya di babak akhir nanti. Kami masih optimis mengejar target,” ujarnya.
Kondisi serupa turut dirasakan oleh cabor arung jeram. Dalam babak penyisihan melawan Kontingen Kutai Timur, atlet Bontang berhasil menyumbang sebuah perunggu kategori R4 head to head putra.
Ketua Umum Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kota Bontang Ismail mengungkapkan total perolehan medali cabor arung jeram yakni dua perunggu.
Jumlah perolehan tersebut jauh dari yang ditargetkan. Yakni dua medali emas. Menurutnya setelah mengikuti ajang bergengsi ini, banyak hal yang harus dievaluasi. Seperti penguasan di arus sungai, melihat peluang pada lawan dan sebagainya.
“Tim kami masih banyak melakukan pelanggaran. Dan kurang belajar dari pengalaman tersebut. Misalnya dengan menyentuh batu saat ingin melawan arus. Itu sih poin terbesarnya,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: