Jika jeli memerhatikan situasi antrean di SPBU, pasti bisa dilihat ada sejumlah kendaraan yang setiap hari selalu ikut mengisi solar. Bahkan bisa berkali-kali.
bontangpost.id –Antrean panjang kendaraan bermesin diesel terus terjadi di sekitar SPBU Bontang, tiap harinya. Para sopir rela menunggu berjam-jam untuk mendapatkan giliran diisi bahan bakar jenis solar bersubsidi. Meski demikian, ada oknum pengendara yang memanfaatkan dari terbatasnya ketersediaan solar.
Salah satu warga yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, hasil berbincang dengan sopir yang mengantre, umumnya mereka mengaku pengetap solar. Bahkan, ada bos yang memberi upah terhadap sopir tersebut. Narasumber merupakan warga yang tinggal di dekat salah satu SPBU di Bontang.
“Memang kerjaannya demikian (pengetap),” kata warga tersebut.
Tak hanya itu, beberapa sopir itu memberikan sedikit upeti kepada oknum petugas SPBU. Sehingga mendapatkan kesempatan untuk membeli yang kedua kalinya. Dia menuturkan, beberapa kendaraan itu berada dalam satu koordinasi. “Karena kendaraan yang antre tiap harinya itu-itu saja,” ucapnya.
Dia meminta aparat untuk sering melakukan pengecekan ke lapangan. Agar fenomena ini segera dapat terungkap.
Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Bontang Nursalam mengatakan, informasi tadi benar, pihak terkait harus melakukan pengawasan kendaraan. Terutama yang bolak-balik mengantre.
“Memang tidak masuk akal BBM satu kendaraan habis dalam sehari. Masak hari ini mengantre besok ikut lagi. Itu mencurigakan,” tutur dia.
Tak hanya pihak keamanan, Diskop-UKMP harus turun tangan. Jika terbukti ada petugas SPBU yang menerima suap, harus diganjar sanksi. Bisa juga dengan mencabut izin operasional SPBU jika pelanggaran ini dilakukan secara masif.
“Harus ada efek jera karena banyak warga yang sudah mengeluh dengan fenomena ini,” sebut politikus Golkar ini.
Sebelumnya diberitakan, kepolisian tetap bakal menindak tegas bagi pengetap BBM. Khususnya yang masuk kategori bersubsidi. Termasuk jenis solar. Kapolres Bontang AKBP Hamam Wahyudi mengatakan pengetap tetap menjadi kewajiban kepolisian untuk melakukan penindakan hukum. “Ada laporan kami dalami. Jika ditemukan kami tangkap,” kata Hamam.
Dia berharap, warga tidak ragu melapor. Bila ada informasi kendaraan yang dimodifikasi tangkinya untuk dapat memperoleh dengan volume banyak dalam sekali pengisian. Tak hanya itu, dia meminta pihak SPBU tidak memberikan pelayanan jika kondisinya demikian.
“Ini butuh kebijakan dari instansi terkait juga. Saya minta kepada Diskop-UKMP atau Pertamina agar memberikan teguran bagi SPBU yang masih melayani pengetap,” pungkasnya. (ak/ind/k8)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: