Langit Sungai Siring, Samarinda Utara nampak teduh memayungi ratusan mata yang berdiri berjajar sepanjang pintu Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Kamis (25/10) kemarin. Bandara yang resmi beroperasi pada 25 Mei lalu itu menjadi sejarah untuk kali pertama Presiden Joko Widodo mendarat dengan pesawat kepresidenannya.
UFQIL MUBIN, Samarinda
Sejak pukul 09.00 Wita ratusan orang telah menanti kedatangan Presiden Joko Widodo di Bandara APT Pranoto Samarinda. Para tamu itu umumnya pejabat di lingkungan provinsi, kabupaten, dan kota di Kaltim. Tak terkecuali gubernur, bupati, dan wali kota di Benua Etam.
Butuh waktu lebih dari dua jam bagi para tamu itu menanti presiden. Menanti kehadiran orang nomor satu di Indonesia itu di bawah tenda berukuran jumbo di depan terminal bandara tersebut.
Di tengah keriuhan suasana bandara yang dipenuhi awak media, petugas bandara, aparat kepolisian dan TNI, Presiden Joko Widodo mendarat dengan selamat di Bandara APT Pranoto pada pukul 11.13 Wita.
Presiden didampingi ibu negara Iriana Joko Widodo. Menginjakkan kaki di Bumi Etam menggunakan pesawat kepresidenan, mantan Gubernur DKI Jakarta itu disambut bak pahlawan oleh Gubernur Kaltim Isran Noor.
Bukan tanpa alasan. Mantan Wali Kota Solo dua periode itu akan membawa kabar baik untuk masa depan Bandara APT Pranoto. Setidaknya langkah maju untuk pengembangan bandara yang dielukan bakal menyaingi Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan itu.
Kunjungan kerja (kunker) Presiden Joko Widodo, Kamis (25/10) kemarin, disambut “bahagia” segenap pengelola Bandara Internasional APT Pranoto Samarinda. Pasalnya, orang nomor satu di Indonesia itu meminta kementerian perhubungan (Kemenhub) untuk segera mengupayakan penerbangan nasional di bandara itu.
BUKA RUTE NASIONAL BANDARA APT PRANOTO
Presiden yang kerap disapa Jokowi itu meminta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, dua pekan setelah peresmian bandara yang terletak di Kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara, Samarinda itu, mesti melayani penerbangan nasional.
“Ini perintah Pak Menhub. Saya minta maksimal dua minggu setelah diresmikan, bandara ini bisa melayani penerbangan nasional. Baik Samarinda-Jakarta maupun Samarinda-Surabaya. Maskapainya terserah saja. Mau Garuda Indonesia maupun Lion Air dan lainnya,” imbuh Jokowi.
Kata dia, penerbangan nasional di bandara yang dibangun menggunakan APBD dan APBN itu atas aspirasi masyarakat Kaltim. Bahkan kebijakan tersebut telah ditunggu rakyat Benua Etam. “Saya mengerti ini sangat ditunggu masyarakat,” ucapnya.
Jokowi juga meminta Budi Karya memperluas terminal bandara yang kini seluas 12.000 meter persegi. Apabila dalam waktu tiga tahun ke depan penerbangan di bandara itu berkembang pesat, maka terminal harus ditingkatkan menjadi 36.000 meter persegi.
“Karena itu, pengembangan Bandara APT Pranoto harus terus dilakukan. Dananya bisa APBN, swasta maupun APBD,” tegas Jokowi.
Dia menyatakan, Bandara APT Pranoto sebagai contoh bagi seluruh kabupaten/kota dan provinsi di Indonesia. Sebab bandara tersebut dibangun atas kerja sama pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
“Saya sangat menghargai sekali pembangunan Bandara APT Pranoto ini. Yang diinisiasi pemerintah daerah. Pemerintah pusat hanya mendorong sedikit anggarannya. Dan ini akan saya pakai untuk contoh agar provinsi lain mencontoh apa yang sudah dikerjakan oleh Provinsi Kaltim,” katanya.
DITARGET LAYANI 1,5 JUTA PENUMPANG
Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan, peresmian bandara tersebut menandai kemudahan konektivitas antara Kaltim dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Dia menjanjikan dalam waktu dekat ada layanan penerbangan nasional.
Dia menyebut, saat ini bandara APT Pranoto memiliki runway panjang 2.220 meter. Dengan panjang landasan pacu tersebut, pesawat jenis Boeing 320, Airbus 320, Boeing 370 dapat mendarat di bandara tersebut.
“Kami akan kembangkan (bandara ini) dengan 1,5 juta penumbang. Dengan restu Pak Presiden, kita akan mengusulkan agar bandara ini lebih besar lagi,” kata Budi.
Pembangunan bandara tersebut telah menghabiskan anggaran daerah dan pusat senilai Rp 1,8 triliun. Sebagian besar anggaran berasal dari APBD. Sedangkan anggaran yang dikucurkan di APBN sekira Rp 200 miliar.
“Tetapi berikutnya bandara ini membutuhkan pengembangan. Kami harus memperpanjang runway dan pembesar terminal. Setelah dikembangkan, kami membutuhkan dana dari hasil kerja sama,” jelasnya.
Setelah dilakukan pengembangan, bandara APT Pranoto dapat melayani 5 juta penumbang setiap tahun. “Itu kalau dilihat dari jumlah penduduk Kaltim. Maksimal penumbangnya bisa segitu,” terangnya.
Selain APT Pranoto, pihaknya juga akan terus mengembangkan Bandara Maratua di Kabupaten Berau. Budi Karya telah melihat potensi bandara tersebut. Ke depan bandara itu akan dikelola atas kerja sama dengan Angkasa Pura (AP) I.
“Mulai hari ini (kemarin, Red.) kami sudah perintahkan AP I untuk mengelola bandara ini. Supaya tidak menggunakan APBN. Jadi ini adalah uang swasta melalui BUMN,” imbuhnya. (*/um/drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post