BONTANG – Tim aeromodelling Bontang mengalami nasib yang kurang beruntung pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VI Kaltim. Dari 15 nomor yang dipertandingkan, hanya mampu merebut satu medali emas saja.
Ketua Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Bontang Partono menyebut, penyebab gagalnya atlet meraih banyak medali emas dikarenakan faktor perlengkapan tanding. Di mana tim Bontang masih menggunakan perlengkapan latihan. Itu pun merupakan milik dari atlet bersangkutan.
“Di porprov ini kami terseok-seok. Faktor utamanya ialah perlengkapan tanding yang tidak memadai. Di saat daerah lain menggunakan pesawat buatan mancanegara, kami hanya mampu memakai alat latihan yang berasal dari Banten,” kata Partono kepada Bontang Post, Selasa (11/12).
Ditaksir harga peralatan tanding mencapai Rp 25 juta untuk satu nomor tanding. Dengan terbatasnya biaya yang dimiliki oleh pengurus cabor, wacana untuk pembelian pun terpaksa diurungkan.
Padahal sebelumnya, FASI Bontang mematok target lima emas. Mengingat cabor tersebut pelaksanaannya dihelat di Bontang, meskipun tuan rumah porprov ialah Kutim.
Ia membantah jika skill atlet masih di bawah daerah lain. Namun kedua komponen baik skill atlet maupun perlengkapan tanding saling berpengaruh. “Buktinya kami di nomor F3J bisa mendapatkan medali emas. Padahal itu nomor yang lebih sulit,” ujarnya.
Disebutkannya, satu-satunya medali emas diraih pada nomor F3J oleh Achmad Albert. Ia berhasil memperoleh nilai 536,59 dari hasil dua ronde. Sementara di posisi kedua dan ketiga didapatkan oleh atlet Balikpapan.
Sementara, dua medali perak berhasil digenggam di nomor F2D dan F3C. Adapun nomor F1A putri dan F3A hanya mampu mempersembahkan medali perunggu. (ak)