SAMARINDA – Dinas Pangan,Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTPH) Provinsi mematok target produksi padi di tahun 2018 bisa naik 10 persen. Peningkatan target ini mengacu pada hasil produksi padi di tahun 2017 yang mencapai 400 lebih ton.
Kepala DPTPH Kaltim, Ibrahim mengatakan, bercermin pada data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, komoditas produksi padi mencapai sebesar 400.040 ton. Angka ini naik 31,02 persen dari tahun 2016 yang mencapai 305.337 ton.
Meski begitu, diakui, walaupun produksi padi mengalami kenaikan yang cukup signifikan, akan tetapi belum cukup memenuhi kebutuhan beras masyarakat Kaltim setiap tahunnya.
“Walau begitu, kami tetap upayakan peningkatan produksi padi. Sehingga dapat mencapai swasembada, melalui perbaikan prasarana pengairan, kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi, pembangunan pintu-pintu air, dan pompanisasi,” kata Ibrahim belum lama ini.
Menurutnya, pencapaian target produksi padi direalisasikan atau tidak, sangat bergantung pada kondisi cuaca. Pasalnya, banyak petani gagal panen akibat musim kemarau. Maupun karena hasil pertanian terendam banjir.
“Kan setiap tahun kami target produksi padi naik 10 persen. Tapi target tersebut kadang tercapai tapi juga kadang di bawah target, dikarenakan adanya beberapa hambatan di lapangan seperti musim kemarau, atau akibat musibah banjir,” ujarnya.
Selain itu, kendala lain yang dialami sekor pertanian di Kaltim adalah terbatasnya sumber daya manusia (SDM) petani. Berdasarkan data BPS yaitu Sensus Pertanian tahun 2013 dibanding tahun 2003, terjadi penurunan rumah tangga petani pada sektor pertanian sebesar 11,11 persen.
Saat ini umumnya mereka yang jadi petani sudah memasuki usia tua yakni 40 tahun ke atas. Saat ini, generasi muda enggan menjadi petani. Di sisi lain, tumbuh wirausaha muda yang merupakan petani-petani muda yang terdidik, inovatif dan berdaya juang tinggi untuk mandiri.
“Kami terus melakukan upaya pembentukan wirasusaha muda melalui Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP), Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) yang merupakan unit pelaksanan teknis dinas (UPTD) dari DPTPH Kaltim,” tuturnya.
Sementara untuk komoditas pertanian seperti produksi jagung tahun 2017, sebesar 56.588 ton, sementara pada tahun 2016 mencapai 22.132 ton, terjadi kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 155.68 persen sejak tahun 2016.
Ibrahim menambah, Kaltim sudah swasembada jagung, dengan sentra produksi di Berau dan hasilnya dikirimkan ke Surabaya untuk menjadi pakan ternak. Kemudian produksi singkong/ubi kayu tahun 2017 sebesar 86.096 ton. Pada tahun 2016 mencapai 56.508 ton, sehingga terjadi kenaikan cukup baik sebesar 52,36 persen.
“Ke depan, kita akan terus berupaya agar peningkatan produksi singkong tetap dipertahankan dengan upaya antara lain membangun pabrik tepung mocaf atau casava, sehingga produksi singkong petani dapat terserap secara berkelanjutan,” kata Ibrahim. (*/drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: