BONTANGPOST.ID, Bontang – Dokter Bedah Onklogi Johan Gomar Gama telah mengabdikan diri selama belasan tahun, untuk memberikan layanan kesehatan di berbagai wilayah terpencil Indonesia.
Dokter Johan -sapaan akrabnya- berasal dari Serbelawan, yang berada di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
Pria berdarah etnis Tionghoa ini memulai perjalanan medisnya dengan tekad kuat untuk membantu masyarakat di daerah terpencil atau sulit diakses. Salah satunya wilayah Indonesia Timur.
Rekam Jejak Pendidikan dan Pengabdian
Sebelumnya, Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia (UMI) Medan mulai mengabdi bagi masyarakat, pada 2012 lalu. Dia melayani masyarakat sebagai dokter umum di RSUD Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua.
Tak lama setelahnya, ia melanjutkan pengabdiannya di Puskesmas Wamena. Fasilitas Kesehatan (Faskes) itu jaraknya sekitar 130 kilometer dari kawasan perkotaan. Perjalanan menuju daerah ini hanya bisa ditempuh dengan kendaraan berpenggerak empat roda.
Menurutnya, kondisi geografis yang sulit seperti Provinsi Papua merupakan hambatan yang sangat besar untuk pemerataan pelayanan kesehatan dan penyediaan tenaga kesehatan.
Akibatnya, beberapa pasien dengan kebutuhan operasi menjadi tak tertangani. Sebab, jarak tempuh yang cukup jauh dan akses jalan yang kurang memadai membuat mereka menunggu terlalu lama dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Padahal, seharusnya kondisi kesehatan pasien pada kasus kegawatdaruratan seharusnya bisa mendapat penanganan yang cepat dari para Tenaga Kesehatan (Nakes). Bahkan, ketersediaan dokter spesialis bedah sangat kurang di Jayawijaya.
Sehingga, keterbatasan dokter spesialis bedah di Papua ini menjadi salah satu faktor yang melatari dirinya untuk melanjutkan pendidikan sebagai dokter spesialis bedah, di UNHAS, Makassar, pada 2017.
Setelah menyelesaikan pendidikan spesialis bedah, ia kembali ke Papua. Namun, di wilayah yang berbeda dari sebelumnya. Yakni mengabdi di Kabupaten Paniai, Enarotali.
Dalam rentang waktu ini, Johan dikenal sebagai dokter yang selalu siap menangani berbagai kasus bedah dengan keterbatasan fasilitas yang ada.
Asa tentang pengembangan layanan bedah onkologi itu pun diwujudkan dengan menempuh pendidikan lanjutan sebagai konsultan bedah onkologi pada 2021.
Pendidikan Non Formal
Dokter Johan ikut berbagai kursus non-formal di luar negeri. Yakni, pelatihan biopsi payudara dengan jarum di Singapura. Dan kursus laparoskopi di Vietnam.
“Pendidikan lanjutan ini yang saya tempuh secara formal dan non formal ini sangat membantu saya dalam menangani berbagai kasus kanker yang kian alami peningkatan jumlah pasien yang berobat dan konsultasi,” tuturnya.
RSUD Taman Husada Bontang
Bertugas melayani masyarakat di Bumi Etam menjadi titik baru Dokter Johan dalam karier di dunia kesehatan.
Dia mendapat tanggung jawab untuk melayani masyarakat di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Dan mengabdikan dirinya sebagai dokter bedah di RSUD Taman Husada Bontang.
Menurutnya, rumah sakit pelat merah yang menjadi pengampu pasien rujukan dari beberapa Faskes di Kaltim, perlu pengembangan layanan bedah onkologi untuk memenuhi kebutuhan pasien.
“Khususnya, penanganan tumor bagi pasien yang membutuhkan,” ucapnya.
Ia mengatakan, bedah onkologi dapat berkembang lebih maju di RSUD Bontang. Terlebih, akses kemoterapi yang saat ini belum dapat melayani pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
“Harapannya upaya yang telah dilakukan oleh manajemen RSUD Bontang bisa terealisasi. Yakni pasien BPJS Kesehatan bisa mendapatkan pelayanan yang maksimal,” tandasnya.
Hobi Budidaya anggrek
Di sela-sela aktivitas sebagai Nakes. Rupanya, hobi merawat bunga anggrek memiliki telah memberikan semangat baru untuk terus melayani untuk masyarakat.
Bermodalkan ketekunan dalam merawat setiap bunga anggrek miliknya, ternyata memiliki filosofi tentang ketenangan dan semangat baru dalam setiap pelayanan yang diberikan bagi masyarakat.
“Secara keseluruhan, filosofi bunga anggrek mencakup banyak aspek positif yang menggambarkan kecantikan, ketahanan, ketulusan, dedikasi dan pencapaian diri. Anggrek menjadi simbol inspiratif yang kaya makna,” terangnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: