bontangpost.id — Program Belanja Tiap Hari (Betah) di pasar tradisional sepertinya berada di titik nadir. Pasalnya, tujuan peluncuran program itu, yakni mendongkrak kegiatan ekonomi di pasar dinilai jauh dari harapan.
Kadiskop-UKMP Bontang Asdar Ibrahim menjelaskan, program ini tak maksimal karena terbukti kurang mampu mendongkrak kegiatan ekonomi di pasar. Asdar mengaku tak tahu pasti, apakah itu akibat daya beli ASN yang memang rendah, atau karena pandemi sehingga mereka menahan diri untuk berbelanja.
“Evaluasinya sih itu, daya beli rendah. Enggak tahu kenapa bisa begitu,” kata Asdar kepada bontangpost.id ketika disambangi di Pendopo Rujab Wali Kota Bontang, Jumat (11/6/2021) siang.
Betah di pasar adalah program yang diluncurkan pemerintahan periode sebelumnya, Neni-Basri pada September 2020. Aparatur Sipil Negara (ASN) jadi garda terdepan program ini. Mereka berdasarkan OPD masing-masing dijadwal berbelanja di tiga pasar tradisional secara rutin.
Asdar mengakui, pada praktiknya monitoring tiap OPD agar disiplin belanja di pasar, dan nilai belanja setiap ASN sangat lemah. Karena pada prinsinya, program ini merupakan gerakan moral ASN Bontang untuk menghidupkan pasar di kota ini. Kendati ada jadwal disiapkan Diskop-UKMP, tapi tidak ada pencatatan dan pelaporan rutin dilakukan.
Asdar mengaku belum tahu bagaimana masa depan program ini. Yang jelas pemerintah terus berupaya agar pasar tradisional terus bertahan di tengah kelesuan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
“Iya, memang masih perlu dikoordinasikan,” bebernya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post