BONTANGPOST.ID, Balikpapan – Program Makan Bergizi Gratis bakal diterapkan pemerintah awal tahun depan. Secara nasional, setiap anak akan mendapat menu seharga Rp 10 ribu per porsi.
Uji coba pun sudah banyak dilangsungkan. Termasuk di Kaltim. Sayangnya, alokasi anggaran yang ditetapkan pusat melalui APBN itu tidak cukup untuk diterapkan di Benua Etam. Pemprov Kaltim pun harus “nombok”.
Dalam uji coba di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Balikpapan, Pemprov Kaltim mengalokasikan biaya Rp 17 ribu per porsi. Artinya ada tambahan biaya dari daerah Rp 7 ribu.
Dengan harga segitu, setiap menu terdiri dari nasi dengan lauk ayam goreng, tempe goreng, dan sayur bening. Serta tambahan susu UHT (ultra-high temperature), air mineral gelas, dan pisang. Seluruh siswa, mulai jenjang SD hingga SMA, mendapat menu makanan bergizi gratis yang sama.
“Sejatinya agenda ini, untuk melihat bagaimana nanti program makan bergizi gratis ini akan dilaksanakan,” ucap Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik didampingi Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kaltim Irhamsyah, dan Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Jaya Mualimin di lokasi uji coba, Rabu (11/12) lalu.
Menurut Akmal, biaya makan bergizi gratis senilai Rp 10 ribu per porsinya sangat kecil. Sehingga Disdik Kaltim mencoba menambah pagu anggaran hingga di angka Rp 17 ribu per porsinya.
“Kalau kami mengikuti angka Rp 10 ribu (per porsi) itu kecil. Dan ini kami anggarkan Rp 17 ribu (per porsi). Di mana, kondisi satu daerah dengan daerah lain tidak sama. Ini yang lagi kami bicarakan. Apakah nanti bisa kombinasi, ini yang masih kami lihat dulu. Yang penting, kami ingin kadar gizinya terpenuhi. Jangan sampai anggaran Rp 10 ribu (per porsi) tapi gizinya kurang,” tegasnya.
Sehari setelahnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pun mengkritik anggaran program Makan Bergizi Gratis yang hanya Rp 10 ribu per porsi. Dia pun meminta Presiden Prabowo Subianto untuk menghitung ulang anggaran tersebut.
Mulanya Presiden ke-5 Indonesia ini menyebut anggaran Rp 10 ribu untuk menu makan bergizi tidak cukup. Apalagi banyak harga kebutuhan pokok yang sudah mengalami lonjakan.
“Saya hitung, lho saya juga tukang masak kok, ibu saya itu orang Sumatera, Bengkulu. Jadi tradisi putri pertama harus pintar masak. Alhamdulillah,” kata Megawati dalam acara peluncuran buku karya Todung Mulya Lubis dan diskusi ‘Pilpres 2024: Antara Hukum, Etika, dan Pertimbangan Psikologis’ di Hotel Four Seasons, Jakarta Pusat, Kamis (12/12).
“Kuhitung, Rp 10 ribu toh, apa yo, apalagi sekarang harga naik. Eh, Mas Bowo, kalau dengar ini, tolong deh, suruh dihitung lagi,” ungkapnya.
Megawati mengaku kerap mendengar keluhan warga soal kenaikan harga pangan. Karena itulah, Megawati berpesan agar Prabowo menghitung ulang anggaran program tersebut.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi tidak mempermasalahkan harga satuan porsi program makan bergizi gratis. Ia mengatakan baik harga Rp 10 ribu atau Rp 15 ribu tidak jadi masalah selama diberikan sesuai porsinya.
“Memang Rp 10 ribu, Rp 15 ribu, itu semua cukup kalau misalnya diberikan sesuai porsi,” ujar Arief saat ditemui wartawan di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (13/12).
“Misalnya, kalau kebutuhan 50 gram beras, kalori, itu nanti bisa jadi 100 gram nasi. Kemudian telur ayam harganya Rp 24 ribu, kalau di supermarket mungkin Rp 30 ribu. Tapi kalau di peternak bisa Rp 22 sampai Rp 24 ribu per kilo, isinya 16. Tinggal dibagi saja satu butir, kadang-kadang bisa Rp 2 ribu. Jadi kalau dihitung masih cukup,” tutur Arief menjelaskan.
Menurut Arief, biaya per porsi makan bergizi gratis tidak perlu menjadi polemik. Hal tersebut ia katakan karena biaya itu adalah biaya pangannya saja, tidak termasuk biaya layanan, fasilitas dapur atau transportasi. “Jadi jangan menjadi polemik, karena niatnya semua baik,” ujar Arief.
APBD KALTIM BESAR
Program Makan Bergizi Gratis yang berjalan mulai Januari 2025 di Indonesia akan menyasar menyasar 82,9 juta jiwa selama lima tahun ke depan. Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan, Makan Bergizi Gratis disebut sebagai salah satu investasi terhadap sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Sasaran Program Makan Bergizi Gratis dilakukan bertahap. Pada 2025 sekitar 40 persen, kemudian tahun berikutnya naik menjadi sekitar 80 persen, dan target pada 2029 mencapai 100 persen. Jika program Makan Bergizi Gratis sudah berjalan menyeluruh, akan ada 30.000 satuan pelayanan di seluruh Indonesia dengan target maksimal sampai 2027. Untuk 2025, minimal ada 5.000 satuan pelayanan yang sudah jalan dengan anggaran Rp 71 triliun.
Di Kaltim sendiri, belum diketahui berapa jumlah anak penerima program. Namun jika menilik data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim terkait kelompok umur anak, diperkirakan program ini akan menyasar lebih dari 1,3 juta anak.
Dengan rincian usia 0-4 tahun sebanyak 327.786, usia 5-9 tahun sebanyak 319.144, usia 10-14 tahun sebanyak 318.402 dan usia 15-19 tahun sebanyak 336.391 (hasil proyeksi penduduk interim 2020–2023 pertengahan tahun/Juni).
Pengamat ekonomi dari Universitas Mulawarman Purwadi menyebut bahwa Kaltim seharusnya lebih dari mampu menjalankan Program Makan Bergizi Gratis yang berkualitas. Di atas alokasi anggaran per porsi Rp 10 ribu. Karena ditunjang besarnya APBD Kaltim yang menurutnya sangat besar; Rp 25 triliun.
“Bisa bertambah dari Rp 15-25 ribu per porsi untuk per-anak. Karena ini soal kualitas gizi, jangan buat malu rakyat dengan APBD besar tapi kualitas gizinya rendah,” ujarnya.
Apalagi jika dihitung secara regional. Purwadi mengungkapkan, jika ditotal kabupaten/kota, Kaltim pernah memiliki keseluruhan APBD di angka Rp 76 triliun.
Sehingga, seharusnya pula tidak ada halangan bagi Kaltim untuk melaksanakan program ini dengan maksimal. Pun jika ada kabupaten/kota yang kesulitan, bisa dilakukan skema subsidi silang.
“Ini hanya persoalan tata kelola keuangannya di pemerintahan. Memang tidak mudah. Harus ada koordinasi dan sinergi antar pemerintah daerah. Seharusnya dengan visi-misi gubernur yang nanti terpilih, itu jadi prioritas. Kan kesehatan dan pendidikan jadi salah satu program prioritas mereka,” ucapnya. (kip/rdh/dwi)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post