BONTANG – Derbi Bontang antara PS PU Bontang melawan Bontang City FC yang digelar di Stadion Bessai Berinta, Jumat (17/8) kemarin berakhir ricuh. Laga penuh gengsi ini untuk menentukan siapa yang terlebih dahulu lolos ke Delapan Besar Liga 3 tingkat regional Kalimantan, dari tujuh tim di fase zona Kaltim.
Tensi pertandingan tinggi sejak wasit membuka pertandingan. Berdasarkan pantauan Bontang Post, kedua tim kerap terlibat gesekan fisik saat merebut bola. Puncaknya menit 75 babak kedua, bentrokan tak terhindarkan. Saat itu pemain bernomor punggung 28 Bontang City FC David hendak melakukan eksekusi tendangan sudut. Namun, bola seketika dibuang karena kondisinya kempes.
Hal ini memancing emosi pemain PS PU yang menganggap adik dari Paulo Sitanggang tersebut mengulur waktu. Mengingat saat itu kedudukan masih unggul tipis 1-0 untuk Bontang City. Sementara PS PU sedang gencar melakukan serangan.
Setelah didatangi beberapa pemain PS PU, penonton dan official berlari menuju sudut lapangan untuk mengamankan David. Namun saat itu sudah terdapat satu pemain yang terkena pukulan. Kejadian hanya beberapa menit setelah usaha panitia pelaksana berhasil melerai kedua pihak yang berkelahi. Pertandingan pun dilanjutkan meski permainan sudah mengarah pada kategori kasar.
Usai laga, pemain PS PU kembali mengejar David kembali. Sempat terjadi adu pukul yang mengakibatkan pemain PS PU mengalami luka di bagian atas bibirnya. Terus mendapatkan kejaran, David pun berlari menyelamatkan diri dengan melompat pagar menuju luar stadion.
“Saya tidak terima mereka yang merupakan pemain luar Bontang sudah memukul teman saya,” ucap salah satu pemain PS PU.
Manajer PS PU Bontang Budi menyebut kericuhan dipicu buruknya kepemimpinan wasit. Beberapa kali keputusan wasit dinilai Budi menguntungkan tim lawan. “Bisanya ketika mereka melanggar tetapi kami tidak diberi tendangan bebas. Namun saat pemain lawan tergeletak langsung kami diberi hukuman,” kata Budi usai laga.
Ia pun menyorot pertandingan tersebut sebenarnya tidak laik dihelat. Pasalnya tidak ada petugas keamanan yang disiapkan oleh panitia. Padahal dalam regulasi pertandingan, dalam fasilitas pendukung pertandingan itu ada petugas keamanan, kesehatan dan keberadaan anak gawang.
“Ini tidak ada satupun petugas keamanan di sini,” ucapnya.
Budi pun mengatakan setelah laga, penonton masuk dan memukul pemain PS PU. Ia beranggapan kericuhan yang terjadi di luar konteks pertandingan. Pertandingan ini dimenangkan oleh Bontang City FC dengan skor dua gol tanpa balas. Pada pukul 18.40 Wita kedua tim dan suporter mulai meninggalkan area stadion. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: