bontangpost.id – Warga Kelurahan Waru, Kecamatan Waru, Penajam Paser Utara (PPU), dibuat kaget oleh beredarnya kabar puluhan murid sebuah sekolah dasar (SD) di kelurahan tersebut jadi korban perundungan seksual.
Tersangka pencabulan ini diduga oknum pedagang mainan (lelek mainan) yang kerap kali mangkal di depan pagar sekolah menjajakan mainannya yang tidak jauh dari kantor Kelurahan Waru.
“Benar. Korbannya anak-anak SD, dan jumlahnya banyak. Karena di Polsek Waru tidak terdapat Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), sehingga kasusnya diteruskan untuk penanganannya di Polres PPU. Di samping memang jumlah korbannya banyak,” kata Kapolres PPU Hendrik Eka Bahalwan saat dihubungi melalui Kapolsek Waru Muklas Harianto.
Sejumlah keterangan dihimpun media ini, kemarin, korbannya adalah murid-murid perempuan dan laki-laki pada sekolah tingkat dasar tersebut. Usianya 8, 9, 10, dan 11 tahun. Mereka ini diduga diperlakukan tidak senonoh saat membeli mainan dengan cara diraba maupun disentuh pada bagian tubuh sensitif anak-anak.
“Dugaan pelecehan seksual ini sudah berlangsung lama, tahunan. Kasusnya sudah ditangani oleh aparat keamanan kelurahan. Kabarnya, mau diteruskan ke pihak kepolisian. Tolong, wartawan kawal kasus ini,” kata seorang warga yang menolak disebutkan namanya.
Ia mengungkapkan, peristiwa tersebut sebenarnya sudah lama diceritakan oleh murid-murid yang jadi korban kepada orangtua masing-masing. Namun, perkataan anak-anak itu tidak dipercaya, dan karena orangtua juga tidak yakin lantaran tidak melihat langsung. “Nah, beberapa hari lalu, ada guru di sekolah tersebut yang memergoki langsung saat pedagang mainan itu meraba bagian tubuh muridnya, sehingga dikasuskan, dan terungkap apabila kejadian seperti itu sudah berlangsung lama,” katanya.
Yuliatin, ketua RT setempat saat dikonfirmasi mengaku kaget, dan buru-buru menjawab tidak ada. “Saya bilang tidak ada karena saya baru dapat informasi ini dari wartawan,” tutur Yuliatin. Namun, ia kemudian berusaha mencari tahu dan mendapatkan informasi bahwa tersangka sudah dibawa ke Polres PPU bersama pelapor, yaitu para orangtua anak yang jadi korban.
“Paklek-paklek penjual mainan yang (diduga) melakukan ternyata sudah lama beraksi, namun orangtua korban enggan melapor sebab tidak ada bukti. Hanya anaknya masing-masing bercerita pada orangtuanya. Begitu info yang saya dapat,” kata Yuliatin.
Kapolsek Waru Muklas Hariyanto belum memberi keterangan lebih lanjut. Saat dihubungi, ia mengaku sedang mengikuti kegiatan seremonial di wilayah kerjanya. Namun, ia mengungkapkan bahwa jumlah korban pencabulan tidak hanya murid SD saja, dan korbannya diduga lebih dari 10 orang. “Jumlahnya banyak karena ada korban lain di luar murid SD,” tuturnya. (far/k15)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post