BONTANG – Bermukim di tengah laut membuat warga Malahing, Kelurahan Tanjung Laut Indah terbatas memiliki media tanah subur. Hal itulah yang mendasari PT Pupuk Kaltim mengadakan sosialisasi dan pelatihan pembuatan kompos sampah organik kerja sama dengan Kelompok Mekar Sari Guntung, Kamis (12/7).
Pic Program Better Living in Malahing, Irma Safni mengatakan bersama Departemen Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Lingkungan, sekira 30 warga Kampug Malahing dibekali cara pembuatan pupuk organik skala rumah tangga.
Dengan tujuan agar warga Malahing dapat lebih mandiri mengolah kompos, supaya tidak lagi di bawa ke darat. Bahkan, tak menutup kemungkinan olahan pupuk organik tersebut dapat mendongkrak ekonomi warga.
“Sebegitu pentingnya pelatihan ini sehingga kami membentuk tim khusus untuk membantu membenahi Bapak dan Ibu. Bagaimana ke depannya, Bapak dan Ibu dapat bekerja sama mengolah lingkungan yang bersih dan menghasilkan pupuk organik bernilai jual tinggi,” harap dia.
Sementara itu, Ketua Kelompok Usaha Bersama (Kube) Mekar Sari Rahmawati membagi pengalaman terkait asal mula berdirinya Kube Mekar Sari. Berawal dari menyandang predikat lingkungan terjorok se-Bontang pada medio 2010 lalu, mulailah sebagian warga Guntung sadar untuk memilah sampah.
Tak dapat dipungkiri, keberhasilan Kube Mekar Sari mengelola sampah menjadi kompos merupakan hasil dukungan Pupuk Kaltim. Serta berhasil mengantarkan dirinya beserta tim meraih juara satu tingkat nasional pada Lomba Kube, 2016 lalu. Bagi dia, sampah bukan lagi bahan yang jorok. Melainkan hal berharga bernilai jual.
“Saya yakin warga Malahing sudah memiliki dasar untuk memilah sampah rumah tangga. Mengolah sampah menjadi kompos cair. Ini dapat menjadi salah satu solusi agar dapat menanam sayur mayur dan menghemat jatah uang belanja,” ucap Rahmawati.
Pada kesempatan itu, ia mempraktikkan proses pembuatan pupuk organik dengan menggunakan beberapa bahan. Diantaranya, air, gula merah, air kelapa, air cucian beras (leri), limbah sayuran atau nasi sisa, ragi, dan terasi.
Dengan mencampurkan sayuran yang telah dicacah, seluruh bahan baku utama dan mengaduknya hingga rata. “Semua bahan itu dimasukkan ke dalam ember berisi air. Lalu tutup rapat selama 3 hari. Kemudian kompos cair dapat digunakan setelah 14 hari kemudian,” urai dia.
Tak hanya diajarkan cara mengolah pupuk organik cair, Hamzah selaku Pendamping Kube Mekar Sari mendapat kesempatan berbagi ilmu mengolah pupuk organik padat. Menggunakan metode takakura, memanfaatkan keranjang takakura atau media lainnya, sekam (kulit padi) atau tahi gergaji yang berguna untuk menyerap bau sampah.
“Kita taruh dekomposter (biang) ke dalam kerangjang, lalu tinggal di isi ulang setiap kali ada sampah rumah tangga sisa sayur, nasi, ikan, dan lainnya. Aduk rata dan tutup kembali keranjang. Lakukan terus hingga penuh, endapan kompos selama 2 minggu sampai 3 bulan siap digunakan,” papar Hamzah sembari mempraktikkan cara membuatnya.
Menggunakan pupuk organik cair maupun padat, fungsinya sama-sama berguna untuk kesuburan tanaman. Melalui pelatihan ini, diharapkan warga tak lagi membeli kompos ke darat, namun mengolahnya sendiri untuk penghijauan di lingkungan Kampung Malahing. (ra/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post