BONTANG – Guna meningkatkan daya saing dan kompetensi sumber daya manusia sesuai standar, PT Pupuk Kaltim menggelar seminar yang menghadirkan perwakilan dari Badan Standarisasi Nasional (BSN), Rabu (9/1). Seminar ini bertempat di Ruang Pirus Hotel Grand Equator. Direktur Utama Pupuk Kaltim Bakir Pasaman mengawali sambutan menjelaskan, awal Pupuk Kaltim menerima penghargaan Platinum di ajang Standar Nasional Indonesia (SNI) Award pada 2016 lalu.
Keberhasilan tersebut tentunya dinilai dari berbagai sektor. Tak hanya melihat kualitas produk, juga adanya sistem yang baik. “Kami mengimbau seluruh joint venture company (JVC), anak perusahaan, usaha mikro kecil menengah (UMKM), dan sekolah yang ingin mempunyai standar kualitas tinggi. Tentunya harus memiliki sistem, prosedur, dan tata kelola yang baik. Kami siap membina atau memberi masukan kepada teman-teman,” tutur Bakir.
Dengan adanya SNI, penghargaan yang diraih Pupuk Kaltim berkembang hingga menerima Propernas Emas. Di mana penghargaan itu pertama kali diterima oleh industri kimia di Indonesia. Tak hanya itu, di 2017 Pupuk Kaltim pun menerima sertifikat Protect and Sustain dari Asosiasi Pupuk Internasional atau International Fertilizer Association (IFA).
“Kalau kita enggak punya SNI, kita juga susah untuk mendapatkan hal tersebut. Sesuatu itu harus dimulai dari quality dan sistem manajemen yang baik,” tambah dia.
Semua keberhasilan itu bermula dari SNI Platinum Award yang didapatkan di 2016 silam. Pada kesempatan ini, ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim penilai BSN telah melakukan akreditasi tersebut. Masukan ataupun penilaian dari tim BSN menjadi pemicu adrenalin bagi Pupuk Kaltim untuk berbuat lebih baik, bagi perusahaan dan juga negara. Bakir berharap prestasi yang telah diraih Pupuk Kaltim tidak melupakan akarnya yakni SNI.
Sementara itu, Prof Dr Ir Bambang Prasetya, M.Sc mengatakan, dengan diraihnya Grand Platinum pada ajang SNI Award 2018 lalu, produsen pupuk urea terbesar di Indonesia ini memang layak menjadi role model bagi UMKM.
“Karena satu-satunya perusahaan yang meraih pertama kali SNI kategori Platinum 2018. Di mana, SNI Award merupakan penghargaan tertinggi di bidang standarisasi,” ucapnya yang juga Ketua Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Tentunya, melalui seminar ini dapat terlihat bahwa negara maju tidak meninggalkan standarisasi. Pada kesempatan itu pula, ia memaparkan materi dasar terkait Peran Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian dalam Meningkatkan Daya Saing Nasional.
“Mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk berdiskusi. Terima kasih kepada Pupuk Kaltim, saya yakin kita disatukan dalam satu tujuan yang sama. Yakni membangun Indonesia lebih baik dalam tempo cepat,” tutup Bambang.
Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi terkait Sistem Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian Nasional yang dibawakan oleh Drs Kukuh Syaefudin Achmad, M.Sc selaku Deputi Bidang Akreditasi BSN juga Sekjen KAN. Dilanjutkan pemberian materi kedua oleh Deputi Bidang Penerapan Standar & Penilaian Kesesuaian BSN, Dr Dra Zakiyah, MM terkait Penerapan Pendidikan Standarisasi untuk Membangun Sumber Daya Manusia yang Kompeten dan Berdaya Saing. (ra/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: