”Ibu adalah sebuah sekolah,
Apabila dipersiapkan dengan baik,
Berarti mempersiapkan suatu bangsa dengan dasar yang baik”.
(Kata Bijak, Pendidikan Anak dalam Islam- Abdullah Nashih Ulwan)
Keluarga adalah secuil syurga yang dihadirkan Tuhan di dunia, kehidupan berkeluarga adalah sesuatu yang bersifat fitrah. Keluarga adalah miniatur masyarakat, merupakan inti bagi proses perkembangan masyarakat, juga perkembangan bangsa tentunya.
Rumah tangga yang terdiri dari anggota keluarga (Ayah, ibu, anak-anak, pembantu rumah tangga ataupun orang lain) yang tinggal bersama dalam bingkai rumah tangga, diharapkan menjadi pilar utama dalam proses pembangunan, penanaman nilai-nilai moral, membumikan nilai-nilai kemanusiaan dalam realitas kehidupan.
Ayah adalah pemimpin rumah tangga dan ibu adalah pengelolanya. Masing-masing mempunyai peranan penting dalam menyiapkan generasi yang baik. Menyiapkan diri jauh hari sebelum memasuki jenjang pernikahan, mempersiapkan fisik, mental dan spiritual sejak dini merupakan bekal untuk memasuki kehidupan yang sebenarnya. Dalam tulisan ini akan dibahas lebih mendalam tentang peran ibu sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya.
Dalam sebuah buku pendidikan anak, tertulis kata bijak yang tepat untuk menggambarkan peran ibu dalam meletakkan pondasi kebangsaan, yang berbunyi “Ibu adalah sebuah sekolah, apabila dipersiapkan dengan baik, berarti telah meletakkan dasar bangsa yang baik”.
Ada apa dengan ibu? Karena ibu yang mengandung, melahirkan, merawat dan mendidik anak-anaknya. Proses kehidupan manusia bermula dari rahim seorang ibu. Kondisi seorang ibu ketika hamil akan mempengaruhi kondisi janin yang dikandungnya. Fase kehidupan anak manusia bermula sejak proses konsepsi /kehamilan yang disebut alam rahim.
Alam rahim merupakan fase kehidupan manusia setelah alam ruh. Alam ini bisa juga disebut sebagai alam persiapan bagi manusia sebelum menjalani kehidupan dunia-nya. Setelah lahir ke dunia, manusia telah memasuki versi kehidupan lain yang bernama alam dunia.
Rahim adalah bagian dari sistem reproduksi wanita, lazim disebut kandungan atau peranakan tempat janin tumbuh dan berkembang. Sebagaimana janin berkembang, rahim mengembang untuk memberikan ruang yang diperlukan.
Secara medis, zigot yang merupakan benih dari eksistensi manusia akan berkembang menjadi embrio, kemudian lahir menjadi bayi yang akan memasuki fase kehidupan berikutnya, kehidupan yang sebenarnya di alam dunia. Rahim adalah tempat yang sangat nyaman bagi janin, di sini ia tumbuh dan berkembang sebagai anak manusia. Rahim secara etimologi dari bahasa Arab bermakna “menyayangi” atau “kasih sayang”.
Sebagai bentuk kasih sayang yang diberikan Tuhan kepada manusia. Kasih Sayang yang dimiliki oleh ibu adalah sebagian dari kasih sayang Tuhan. Tuhan melimpahkan sebagian kecil kasih sayangnya ke dunia, kasih sayang itu bersemi di dalam perut ibu, menjelma menjadi rahim (kandungan)
Rahim ibarat ladang, tempat bercocok tanam. Menyiapkan bibit unggul, menyemai benih, memupuk dan merawat hingga tumbuh dan berkembang hingga memberikan hasil yang berkualitas.
Dengan ini, berarti menyiapkan generasi berkualitas dimulai dari sini (alam rahim) tempat yang kokoh, sehat dan penuh kasih sayang. Di dalam rahim, janin pertamakali mendengar degup jantung ibunya, sebagai irama merdu yag didengar setiap saat, irama kehidupan yang menentramkan. Dalam dekapan rahim ibu, ia merasakan kehangatan, cinta dan kasih sayang. Belaian air ketuban menghadirkan rasa nyaman, aman dan bahagia.
Suara dan sentuhan lembut ibu mengajarkan ketenangan, sensasi ini mengirimkan reseptor saraf motorik untuk kecerdasan anak kelak. Rangsangan sentuhan ibu dapat menstimulasi proses myelinisasi dan memperbaiki aktifitas hipotalamus, begitupula dengan produksi somatotropin yang menguntungkan pertumbuhan bayi. Hal ini telah dibuktikan secara ilmiah melalui penelitian para ahli di bidangnya.
Banyak hal yang bisa dilakukan seorang ibu dalam menyambut kehamilan dan kelahiran buah hatinya, melakukan persiapan secara komprehensif baik fisik, mental dan spiritual (Body, mind and soul).
Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, mengikuti kegiatan kelas ibu hamil, ataupun kegiatan positif lainnya. Menjalin komunikasi yang hangat dengan janin sejak dalam kandungan dengan sentuhan dan hal-hal yang baik, juga melibatkan suami dan keluarga di dalamnya adalah salah satu contoh keteladanan yang bisa dirasakan anak sejak dalam kandungan.
Hal ini menjadi bekal penting ataupun modal dasar untuk tumbuh kembang selanjutnya ketika lahir ke dunia. Suatu hal sederhana yang bisa dilakukan oleh para orangtua untuk menyiapkan generasi sehat berkualitas, dimulai dari rahim seorang ibu dengan menanamkan benih kebaikan, mendidik sejak dini jauh hari sebelum memasuki dunia pendidikan formal.
Memperingati Hari Ibu, sejatinya mengingatkan kembali peran penting seorang ibu dalam kelurga, sebagi istri yang mendampingi suami, sudah sepatutnya kita kembali menguatkan peran dan fungsi keluarga dalam pendidikan anak, karena anak adalah aset bangsa melalui peran ibu dan ayah sebagai pendidik utama dalam keluarga, tempat bermuara cinta dan kasih sayang sebagai landasan peradaban kebangsaan,
dengan keteladanan dari orang tua dimulai sejak merencanakan kehamilan dan memupuknya ketika anak tumbuh dan berkembang di dalam kandungan, dilanjutkan sampai ke jenjang pendidkan berkelanjutan. Disinilah orang tua menanamkan moralitas dan nilai-nilai kemanusiaan untuk generasi berkualitas di masa mendatang. Selamat Hari Ibu…Sampai kapan pun akan dikenang selalu. Terima kasih ibu. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post