bontangpost.id – Geger kabar temuan ratusan mahasiswa dan Ibu Rumah Tangga (IRT) di Bandung ketahuan positif HIV. Kabar itu mengacu pada data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung yang menyebut hingga Desember 2021, dari 5.943 warga Bandung pengidap HIV, mahasiswa menyumbang kasus terbanyak sebesar 6,97 persen atau 414 orang.
“Paling banyak itu usia 20-29 tahun, persentasenya 44,84 persen, usia produktif banget,” ungkap Ketua Sekretariat KPA Kota Bandung Sis Silvia Dewi via sambungan telepon, dikutip dari detikJabar, Selasa (23/8/2022).
Ia juga memaparkan, sebanyak 664 IRT yang mengidap HIV diduga tertular dari suaminya yang bergonta-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan kondom.
“Enggak pakai pengaman jajannya (hubungan seksual tanpa pengaman selain dengan istrinya),” beber Sis Silvia Dewi lebih lanjut.
Psikolog pendidikan sekaligus influencer Indah Sundari Jayanti, menjelaskan maraknya aktivitas seksual tanpa pengaman yang mungkin bergonta-ganti pasangan patut disorot dalam temuan data tersebut. Namun di samping itu, besar kemungkinan edukasi masih minim. Banyaknya paparan tentang risiko HIV tak kunjung membuat orang-orang sadar dan peduli kepada kesehatan, bahkan dalam jangka panjang.
“Sebenarnya kalau bicara HIV ini, salah satu hal yang menjadi penyebab kan adanya hubungan seksual yang mungkin memang tidak sehat atau tidak aman, bergonta-ganti pasangan juga. Artinya di sini sebenarnya yang kita fokuskan bukan hanya masalah hubungan seksualnya saja, tapi edukasi terkait keamanan berhubungan seksual,” ujarnya saat ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Kamis (25/8).
“Bahwa memang ternyata orang-orang yang ternyata sudah menjadi mahasiswa yang secara edukasi idealnya harus sudah lebih tahu, ternyata masih banyak juga yang menyepelekan tentang pentingnya menjaga diri kita supaya bisa melakukan hubungan seksual secara aman,” sambung Indah.
Lebih lanjut, Indah menjelaskan ada kemungkinan nilai-nilai yang dibagikan masyarakat terkait kesehatan seksual tak tertanam secara kuat pada ratusan mahasiswa tersebut.
Ia juga menyorot potensi dampak panjang dari temuan ratusan kasus positif HIV tersebut. Mengingat, selain menular lewat hubungan seksual, HIV bisa menular ke anak lewat kehamilan dan aktivitas menyusui.
“Di kita kan jangankan HIV, hubungan seksual saja itu kadang masih jadi hal yang tabu untuk dibicarakan, apalagi jika terjadi di luar pernikahan. Artinya, berarti kejadian ini menunjukkan bahwa nilai, norma individu terhadap aturan masyarakat ini kurang kental atau kurang dianggap penting, jadi menyebabkan kondisi seperti ini,” bebernya.
“(Ratusan mahasiswa positif HIV) menunjukkan segitu kecilnya awareness tentang mementingkan kesehatan. Mereka nggak berpikir ke depan bahwa apa yang dilakukan sekarang sangat memengaruhi kehidupan mereka nanti yang akan datang. Belum lagi kalau nanti mereka menikah dan punya keturunan, ada potensi tertular juga jadinya anaknya. Jadi pola pikir ke depan yang kurang dipertimbangkan yang menjadi concern kita,” pungkas Indah. (detik)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: