SANGATTA – Tingkat kerawanan Kutim saat Pemilihan Umum (Pemilu) terhitung rawan sedang. Meskipun begitu, laik diwaspadai.
Ada beberapa sasaran potensi kecurangan yang kerap berulang terjadi. Diantaranya, masalah politik uang dan penyalahgunaan C6.
Dua hal ini paling mendominasi. Khusus C6, paling besar peluangnya dimanfaatkan oknum. Contohnya pemanfaatan sisa C6 maupun menggunakan C6 orang lain.
Menurut Tim Assistensi Bawaslu Kaltim, Jabbaruddin tak sedikit oknum penyelenggara yang memanfaatkan C6 untuk membantu mendulang suara calon.
“Kutim juga terbilang. Tetapi kerawanan sedang saja. C6 banyak disalahgunakan oknum. Bahkan pesan saya juga, kalau ada RT yang membawa semua C6 maka harus dicurigai. Karena yang berhak memegang C6 itu Ketua KPPS atau anggota. Kecuali RT nya anggota KPPS,” kata Jabbar.
Hal ini disampaikan karena tak lama lagi masyarakat akan merayakan pesta demokrasi. Yakni Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim. Serta disusul dengan Pilpres dan Pileg.
“Jadi semua masalah ini menjadi perhatian serius bagi panwas. Panwas harus bergerak aktif dan peka dalam setiap permasalahan. Intinya Panwas harus amanah dan siap menerima dan memberikan sanksi bagi yang melanggar,” katanya.
Hanya saja lanjutnya, kali ini pengawasan dilakukan secara ekstra. Rangkap pengawasan dilakukan. Mulai dari Panwas Kabupaten, kecamatan, PPL, duta pengawas, keterlibatan pramuka, masyarakat peduli pemilu dan lainya.
“Paling utama kami minta kesadaran masyarakat itu sendiri. Membantu melakukan pengawasan. Sehingga pemilu yang digelar berjalan lancar, aman dan transparan serta berkeadilan. Jika ada yang mencurigakan dan menimbulkan masalah maka langsung laporkan,” pinta Jabbar. (dy)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini: