bontangpost.id – Rencana renovasi total Terminal Bontang bakal dilakukan Pemprov Kaltim pada tahun ini. Oleh sebab itu, selama masa pengerjaan pemkot perlu memikirkan untuk penyediaan terminal sementara. Ketua Komisi III DPRD Amir Tosina menawarkan dua opsi lokasi yang digunakan untuk tempat bus umum menunggu penumpang.
Opsi pertama ialah penggunaan lahan Hop 7. Menurutnya lokasi ini dipandang strategis. Karena berada di tengah kota. Sehingga terjangkau oleh masyarakat yang hendak bepergian menggunakan armada bus umum. “Saya tawarkan itu. Jadi nanti konsepnya pinjam pakai. Karena ini untuk sementara dan lahan itu saat ini belum terpakai,” kata Amir.
Namun demikian diperlukan kajian dari Dishub sehubungan rencana ini. Termasuk terkait rekayasa lalu lintas. Pun alur bus ketika masuk dan keluar. Sehingga tidak membahayakan pengguna jalan lainnya. “Itu ranahnya Dishub. Jika secara keselamatan itu memenuhi maka tidak ada salahnya untuk memakai lahan itu,” ucap politisi Partai Gerindra ini.
Sementara untuk opsi kedua ialah pemakaian terminal bus patas. Lokasinya di dekat simpang tiga Sangatta. Artinya berada di luar wilayah Kota Bontang. Jika memakai opsi ini maka skemanya ialah sewa. Namun kekurangannya akses terlalu jauh karena berada di wilayah perbatasan.
“Memang ada dua opsi ini yang mengemuka,” tutur dia.
Berdasarkan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemprov Kaltim saat ini pengawasan pembangunan telah dilelang. Pagu anggaran yang disiapkan mencapai Rp 322 juta. Sebelumnya, Kepala UPTD Terminal Kaltim Yuki Subekti mengatakan renovasi akan bersifat total. Mulai dari akses masuk, sarana penunjang, hingga bangunan utama terminal. “Ini baru rencana. Tahun depan mau direhab total. Bangunan akan ditata ulang. Tentunya mengacu kas provinsi,” kata Yuki.
Nantinya bangunan utama terminal terdiri dari dua lantai. Ia pun belum bisa menjabarkan mengenai luas bangunan baru. Termasuk dengan konsep bangunan. Kantor bakal terpusat di tengah lahan. Kemudian di lantai dua akan dibuat tempat kuliner. Sehingga calon penumpang busa menunggu bus di fasilitas tersebut.
“Ada laktasi dan kesehatan. Rencananya memang dua lantai,” ucapnya.
Menurutnya konsep ini mengacu hasil studi perencanaan tahun lalu. Beberapa ketentuan seperti sirkulasi kendaraan dan penumpang juga diatur. Rencana kebutuhan anggaran untuk pembangunan fisik sekira Rp 17 miliar. Diproyeksikan pembangunan ini akan rampung dalam satu tahun anggaran. Artinya tidak bersifat tahun jamak atau multiyears.
Berdasarkan pengamatan awak media Kaltim Post (induk bontangpost.id), kondisi bangunan saat ini cukup memprihatinkan. Atap kerap bocor saat hujan dan berpotensi roboh. Termasuk sarana penerangan juga masih belum memadai. Yuki menuturkan anggaran tersebut sudah mencakup beberapa komponen itu. Pun demikian dengan perbaikan akses jalan di lingkup terminal dan pemasangan rambu-rambunya.
“Nantinya ada dua lajur keberangkatan. Kedatangan ada sendiri. Kami usulkan lengkap termasuk akses difabel dan pejalan kaki,” tutur dia.
Terkait lahan, nantinya akan memanfaatkan luas lahan yang ada. Sehubungan dengan warung yang berada di samping terminal akan diarahkan ke lantai dua. Artinya calon penumpang tidak perlu menyeberang jalan ketika bus datang. “Ini menyangkut aspek keselamatan penumpang,” sebutnya.
Menyangkut bangunan baru di bagian belakang tidak akan mengalami perbaikan. Sarana tersebut bakal menjadi ruang tunggu sopir atau mes pegawai. Saat ini proses lelang mencakup studi UKL-UPL pagu anggaran yang digelontorkan sebesar Rp 301 juta. Sebelumnya Pemprov menganggarkan terkait studi analisis dampak lalu lintas. Dengan pagu anggaran Rp 256 juta. Tahun lalu detail engineering design telah disusun dengan alokasi anggaran sebesar Rp 591 juta. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post