bontangpost.id – Tangis Manganang pecah saat mendengar Ketua Pengadilan Negeri (PN) Tondano Sulawesi Utara Nova Loura Sasube membacakan putusan, Jumat (19/3/2021). Putusan yang mengubah prajurit TNI AD itu menjadi seorang laki-laki. Juga menegaskan namanya kini Aprilio Perkasa Manganang, bukan lagi Aprilia Santini Manganang.
Sejak pagi, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa serta istrinya, Hetty Andika Perkasa mendampingi Manganang. Satu hari penuh mereka luangkan untuk berada di samping eks atlet voli putri tersebut. Dari persiapan sampai sidang usai. Turut hadir pula orangtua Manganang, Akip Manganang dan Suryati.
Kakak Manganang, Amasya Manganang pun ada. Ketika sidang berlangsung, Manganang yang kini dipanggil Lanang duduk di antara Andika dan Hetty. Sedangkan Amasya duduk persis di samping Hetty. Sesekali Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana itu mengelus pundak Lanang. Menguatkan sekaligus menenangkan Lanang yang tengah melalui momen penting dalam hidup.
Dalam putusan itu, Nova mengukuhkan pergantian nama Manganang. “Menetapkan pergantian nama pemohon yang semula Aprilia Santini Manganang berubah jadi Aprilio Perkasa Manganang,” jelasnya. “Hari ini (kemarin) Manganang menjadi Aprilio Perkasa. Jangan menangis, laki-laki sekarang toh,” sambung Nova setelah melihat Lanang menitikkan air mata saat putusan dibacakan.
Sempat berhenti, air mata Manganang kembali menetes begitu Andika mengganti name tag bertulis Aprilia S M jadi Perkasa. Persis nama belakang Andika. Bagi jenderal bintang empat itu, Lanang memang sudah seperti anak sendiri. Panggilan “Lanang” pun diberikan istrinya secara khusus untuk Manganang. Sedang nama barunya, dipilihkan oleh Andika.
Orang nomor satu di tubuh TNI AD itu pun menjelaskan, nama itu tidak sembarang dia pilih. Ada banyak pertimbangan saat dirinya memberikan nama baru untuk laki-laki kelahiran 1992 tersebut. Manganang tidak dia ubah karena itu adalah nama keluarga. “Budaya di Sulawesi Utara, ada nama keluarga,” imbuhnya. Sedang April adalah simbol, bulan kelahiran Lanang.
Karena itu, dia mengganti Aprilia menjadi Aprilio tanpa menghilangkan April. Supaya nama baru lebih pas dengan status jenis kelamin Lanang saat ini. Hanya nama tengah Lanang yang diganti total oleh Andika. Dari Santini menjadi Perkasa. “Santini itu, setelah saya pelajari ternyata tidak ada korelasinya dengan Manganang. Hanya nama perempuan saja,” imbuhnya. Karena itu, dia menggantinya dengan Perkasa.
Tentu saja ada harapan besar di balik nama tersebut. Andika ingin, Lanang menjadi laki-laki sejati. Harapan serupa yang disematkan Hetty pada nama panggilan pemberiannya. Hetty memang tidak banyak bicara, namun kasihnya untuk Lanang terlihat dari gerak-geriknya.
Tak hanya mengelus pundak atau lengan Lanang. Dia juga berulang kelihatan menggenggam tangan prajurit yang masuk TNI AD melalui Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) tersebut.
Sebelumnya, Lanang bertugas sebagai ajudan jenderal. Di sana dia lebih sering mengurusi administrasi jajaran pimpinan AD. Di Perbekalan dan Angkutan TNI AD, Andika yakin Lanang bisa lebih berkembang. Sebab, dia melihat Lanang punya kemampuan belajar yang cepat. Dengan posisi yang pas, dia percaya, potensinya akan semakin terasah.
Namun, saat ini, Andika dan jajarannya fokus membantu Lanang belajar dengan status baru yang kemarin disahkan oleh pengadilan. Mantan panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) itu memastikan mengawal terus Lanang melalui setiap tahapan dalam proses pengobatan yang masih berlangsung. Termasuk operasi kedua. Juga tahap-tahap pembelajaran lainnya. Khususnya terkait mentalitas atau psikis.
Ya, setelah operasi pertama bulan ini. Lanang harus menjalani operasi lanjutan. “Sekitar empat atau enam bulan lagi (operasi kedua),” kata Andika. Selama itu, Lanang harus memulihkan diri pasca-operasi pertama. Tim Dokter RSPAD Gatot Soebroto bakal melanjutkan operasi bila pemulihan dari operasi pertama sudah benar-benar tuntas. Dalam arti tidak ada bekas operasi yang bisa mengganggu operasi kedua.
SERUPA LANANG
Kolonel CKM Guntoro, dokter spesialis bedah yang menangani Lanang, menyatakan operasi kedua dilakukan untuk menyambung saluran kencing yang sudah dibuat melalui operasi pertama. “Memang itu tahapan pada penanganan hipospadia. Dua tahapan,” ucap dia. Setelah operasi kedua selesai, Guntoro menyatakan Lanang bisa meneruskan hidup sebagai laki-laki. Bisa memiliki anak bila nantinya dia menikah.
Dan hasilnya, ungkap Andika, sesuai dugaan. Amasya serupa dengan adiknya. Mengalami kelainan hipospadia. “Hasil (pemeriksaannya) ternyata sangat mirip (dengan Lanang),” kata dia. Karena itu, sebisa mungkin TNI AD akan membantu Amasya. Termasuk di antaranya operasi. Dalam waktu dekat, operasi tersebut akan dilakukan. Kepada Jawa Pos, Amasya menyatakan dirinya sudah menyiapkan diri.
Rencananya dalam minggu-minggu ini operasi tersebut akan dia lakoni. “Sekarang fokus siapkan mental dan fisik saja,” kata dia saat ditanya hal-hal yang dilakukan sebelum operasi. Amasya mengakui keinginan berobat muncul dari dirinya sendiri. Dia berharap bisa seperti Lanang. Urusan nama baru dan sebagainya, dia menyatakan belum terpikirkan. Yang jadi fokusnya saat ini adalah persiapan operasi.
Ke depan, Amasya juga sudah memantapkan hati untuk kembali ke dunia voli sebagai pelatih. “Karena saya sudah ada lisensi pelatih,” jelas dia. Melatih di mana? Amasya belum bisa menjawab. Baginya, yang penting adalah menjalani hidup tidak jauh-jauh dari voli. Sebab, voli yang telah membesarkan namanya. Voli juga yang membesarkan nama keluarganya.
Lantas bagaimana perasaan orang tua Lanang dan Amasya melihat dua anak yang mereka besarkan sebagai perempuan kini memilih jalan hidup baru? Mereka sempat kaget tentu saja. Namun, juga bahagia. Seperti diutarakan Suryati kepada Jawa Pos. “Ya kami senang,” kata dia terbata-bata. Dia senang karena KSAD dan seluruh jajaran TNI AD memberi perhatian lebih kepada kedua anaknya.
Untuk itu, dia tidak henti-henti menyampaikan terima kasih. Lanang dan Amasya merupakan dua anak yang mereka banggakan. “Saya selalu tonton mereka tanding (voli),” imbuhnya. Bukan hanya lewat layar kaca, Suryati tidak jarang nonton langsung. Dia datang ke tempat pertandingan Lanang dan Amasya untuk memberi dukungan kepada mereka. Itu pula yang dia lakukan saat kedua anaknya berobat.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: