bontangpost.id – Peran tenaga medis sangat sentral dalam penanganan pandemi Covid-19 ini. Mengingat mereka merupakan garda terdepan dalam memberikan pengobatan kepada pasien yang terpapar. Sayangnya, besaran insentif yang didapatkan masih tergolong rendah.
Budi (nama samaran), seorang dokter umum kepada media ini mengaku hanya menerima Rp 5 juta pada pendistribusian insentif tahap pertama, dua pekan lalu.
“Masih sedikit sekali ini. Padahal tantangan yang dihadapi sangat membahayakan,” katanya.
Bukan tidak mungkin, ia berisiko terpapar ketika menangani pasien terpapar Covid-19. Kondisi itu ditambah dengan karantina yang dilaluinya. Sebab itu, harus berpisah sementara dengan keluarga. Tujuannya satu untuk memutus mata rantai penularan virus korona.
“Kalau dibilang sangat kompleks. Bukan tidak bersyukur tetapi mohon menjadi pertimbangan supaya ada tambahan lagi,” ucapnya.
Sementara Plt Dirut RSUD Taman Husada dr I Gusti Made Suhardika mengatakan tidak semua dalam Tim Covid-19 memperoleh insentif. Langkah konsultasi dengan inspektorat dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) berulang kali dilakukan.
“Dari 75 yang masuk SK, hanya 30 orang yang mendapatkan insentif,” kata dr Gusti.
Acuannya ialah Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/278/2020. Rinciannya maksimal untuk dokter spesialis menerima Rp 15 juta per bulannya, dokter umum Rp 10 juta, bidan dan perawat Rp 7,5 juta, serta tenaga medis lainnya Rp 5 juta.
“Tentunya itu juga disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah. Kami sudah mengusulkan sebesar-besarnya tetapi realisasinya seperti itu,” ujarnya.
Kabarnya, untuk Bontang, dokter spesialis akan menerima Rp 11 juta, dokter umum Rp 7 juta, dan perawat Rp 4 juta. Keluhan ini pun telah disampaikan kepada Sekkot Bontang. Kabarnya bakal ada penambahan pada penyaluran tahap kedua mendatang.
Berbeda, Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Penunjang Medik RSUD Taman Husada, dr Niken Titisurianggi memaparkan besaran tiap tenaga medis tidaklah sama. Bergantung dengan jam kerja yang dijalaninya.
“Jadi kalau full (kerja) dapatnya nominal yang ditetapkan pemerintah pusat,” kata dr Niken.
Adapun petugas kebersihan, petugas laundry, penyemprot desinfektan, dan sopir ambulans juga menerima insentif. Nominalnya per hari kerja sebesar Rp 100 ribu. Langkah ini hasil konsultasi dengan pihak terkait untuk mengeluarkan kebijakan khusus.
Ia pun tidak bisa menyebutkan total anggaran yang dikucurkan kepada tenaga kesehatan (nakes) di RSUD Bontang. Mengingat ada perbaikan sehubungan beberapa tenaga kesehatan ada yang telah melampui 22 hari kerja dalam sebulan.
“Secara menyeluruh mencapai ratusan juta rupiah,” singkatnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang, dr Bahauddin menjelaskan nominal yang didapatkan untuk tenaga medis yang bekerja di Puskesmas pun tidak sama dengan RSUD Taman Husada. Mengingat dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) berbeda.
Nakes di enam puskesmas untuk kategori dokter hanya mendapatkan Rp 3 juta. Angka lebih kecil pun diterima oleh perawat, petugas desinfektor, dan surveillance.
“Untuk nominalnya saya tidak hafal,” pungkasnya. (*/ak/rdh/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: