KEBAKARAN yang menghanguskan tiga bangunan di Gg Majai, Jl Assadiah, Desa Sangatta Utara, Minggu (12/11) dini hari, menyisakan duka tersendiri bagi sembilan KK, yang kehilangan tempat tinggal.
Poiman salah satunya. PNS di lingkungan Pemkab Kutim ini sedang asyik menonton televisi dan sang istri, Wiwik tidur di kamar, sesaat sebelum kejadian.
“Saya masih nonton TV. Pintu depan digedor, salah satu penghuni barakan yang bernama Ade. Dia bilang, rumahnya kebakaran. Saya bangunkan istri dan langsung ikut ke rumahnya. Bantu padamkan api. Habis berapa ember air, tapi api enggak mau padam. Malah tambah besar,” ungkap Poiman.
Wiwik, kemudian berteriak membangunkan penghuni rumah barak lainnya. Namun tak ada yang membukakan pintu. “Saya teriak-teriak, kebakaran. Tapi dikira mereka (para penghuni barakan) ada orang mabuk,” timpal Wiwik.
Saat api tak bisa dijinakkan lagi, Poiman dan Wiwik kembali ke rumah. Karena sang anak, Fadil yang berusia 10 tahun masih tidur di kamarnya. “Saya ingat anak masih tidur. Jadi langsung lari ke rumah, saya gendong ke luar. Pas mau masuk rumah lagi, sudah tidak bisa. Api sudah masuk ke rumah saya. Panasnya enggak karuan,” ungkap Poiman.
Alhasil, tak ada barang berharga, pakaian maupun surat-surat penting yang bisa diselamatkan Poiman dari rumahnya. “Habis semua. Ijazah, pakaian, nggak ada yang selamat. Mau kembali api sudah besar,” ujar Poiman.(dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: