bontangpost.id – Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, metode GeNose tidak dapat menggantikan swab test PCR yang memiliki fungsi diagnosis Covid-19.
Wiku menekankan, metode GeNose hanya berfungsi untuk screening atau penyaringan kasus Covid-19. “Perlu diingat bahwa metode geNose berfungsi untuk screening dan tidak bisa menggantikan PCR yang berfungsi untuk diagnosis,” ujar Wiku, dikutip dari tayangan di kanal YouTube BNPB, Jumat (29/1/2021).
GeNose merupakan alat yang dikembangkan oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) sejak Maret 2020. Mulai 5 Februari 2021, GeNose akan digunakan sebagai alat untuk mendeteksi Covid-19 di stasiun-stasiun kereta api dan terminal. Alat ini pun telah mendapat izin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 24 Desember 2020.
Untuk menggunakan GeNose, seseorang akan diminta mengembuskan napas ke tabung khusus. Sensor-sensor dalam tabung kemudian mendeteksi Volatile Organic Compound (VoC) dalam napas manusia. Pola VoC orang sakit dan sehat akan berbeda. Nantinya, data yang diperoleh dari embusan napas diolah dengan bantuan kecerdasan buatan sehingga memunculkan hasil.
Wiku mengatakan, penggunaan GeNose akan diatur dalam perpanjangan surat edaran (SE) pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri. Dalam SE disebutkan, khusus moda transportasi kereta api jalur non-aglomerasi atau jarak jauh ditambahkan adanya alat screening baru, yakni GeNose19 sebagai syarat perjalanan opsional selain PCR atau rapid test antigen.
“Diharapkan GeNose dapat menjadi opsi tambahan jika terjadi penumpukan pelaku perjalanan di stasiun kereta api,” tutur Wiku. “Mengingat hanya perlu waktu singkat bagi alat ini untuk memberikan hasil dengan tingkat akurasi mencapai 93 persen,” tambahnya. (kompas)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: