BONTANG – Satu rumah milik guru SDN 009 Bontang Selatan hangus dilalap si jago merah di Jalan Selat Makassar RT 25 Kelurahan Tanjung Laut, Rabu (15/8) kemarin sekira pukul 11.30 Wita. Kebakaran terjadi saat pemilik sedang tidak ada di rumah, dan hanya terdapat satu anak lelakinya. Dugaan kebakaran pun karena hubungan pendek arus listrik akibat seringnya listrik padam akhir-akhir ini.
Rumah milik Dewi Heriyani dan Johni Saprial ini berada di permukiman padat penduduk. Dengan kondisi jalan menanjak yang cukup terjal. Hal tersebut tentu menyulitkan tim pemadam kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkartan) Bontang untuk melakukan pemadaman. Beruntung api cepat padam dan tidak menyasar rumah di sampingnya.
Saat ditemui, Dewi hanya terbaring lemas di pangkuan kedua teman gurunya. Dirinya tak kuasa menahan tangis hingga akhirnya sempat pingsan saat pertama melihat rumahnya terus dilalap api. “Saya dapat kabar dari anak saya yang kedua, karena tidak bisa membawa motor, saya menunggu suami saya dulu dari bengkel untuk menjemput saya,” ujarnya, Rabu (15/8) kemarin.
Masih menggunakan seragam PNS lengkap, Dewi mengatakan di rumahnya itu hanya anak pertamanya saja yang tinggal. Karena dirinya dan suami bekerja, juga anak keduanya sekolah. Kata dia, saat terjadi kebakaran, anaknya sedang berada di lantai dasar, sementara api itu muncul dari lantai dua. “Di rumah hanya ada anak pertama saya dan dia sedang berada di lantai bawah, lalu lihat asap,” ujarnya yang masih lemas usai pingsan.
Dewi lantas seperti meluap emosinya kala mengatakan kebakaran tersebut terjadi akibat seringnya listrik padam belakangan ini. “Ini gara-gara sering mati lampu, PLN harus tanggung jawab, rumah saya terbakar habis, salah apa saya ini yaa Allah,” katanya dengan nada kesal yang kemudian menangis.
Saat menangis dan seolah menyalahkan PLN, anak kedua Dewi yang masih duduk di bangku SMK segera menenangkannya. Dengan tegar Febri menenangkan ibunya yang masih belum bisa menerima kenyataan bahwa rumahnya sudah hangus terbakar. “Sudah ma, sudah ma,” ujar Febri.
Sementara itu, kakaknya Gusti Okta Riyadi (23) yang akrab disapa Aldi juga terlihat masih sangat tertekan karena melihat dan merasakan langsung saat kebakaran terjadi. “Pokoknya langsung terbakar saja semuanya,” kata Aldi saat dimintai keterangan polisi. Dalam keadaan itu pun, adiknya langsung menenangkannya.
Dewi yang masih terbaring di pangkuan kedua temannya mulai bisa menerima ucapan prihatin dari kerabat dan tetangganya. Dia berulang kali mengatakan syukur anaknya masih bisa selamat dari api. “Anak saya ini harta saya bu,” seraya menunjuk Aldi kepada tetangganya yang berdatangan satu persatu.
Saksi mata atas nama Yuli yang rumahnya tepat di depan rumah Dewi mengatakan, dirinya melihat kepulan asap hitam dari lubang angin rumah Dewi. Spontan dirinya berteriak meminta tolong kepada warga sekitar. Tak hanya itu, dengan siaganya, Yuli menyalakan mesin air miliknya agar bisa membantu memadamkan api. “Saya sambil teriak kebakaran dan minta tolong sambil menyiram api menggunakan air dengan dua ember di depan rumah saya, karena waktu itu masih belum banyak orang,” ujarnya.
Kata Yuli, listrik mmang sempat padam sekira pukul 09.30 Wita, tetapi kebakaran itu terjadi hampir 2 jam setelah padamnya listrik. Saat kebakaran pun, Yuli mendengar bunyi ledakan yang cukup keras dari rumah Dewi. “Karena hawanya sudah panas, saya siram badan saya sambil menyiram api itu dengan air,” imbuh dia.
Tak tersirat dipikirannya untuk menyelamatkan barang-barang di rumahnya. Dengan jiwa pahlawannya, Yuli justru rela membantu memadamkan api. Sementara beberapa rumah dari rumah Dewi, malah terpantau sibuk mengeluarkan semua barang dari rumahnya.
Terpisah, Kabid Pemadam Kebakaran Disdamkartan Bontang, Ahmad Riffani mengatakan pihaknya mendapat laporan sekira pukul 11.30 Wita. Dengan menurunkan tiga armada kebakaran dan dibantu dua unit pemadam dari Badak LNG, tim Damkar bisa memadamkan api dalam waktu setengah jam termasuk pendinginan. “Satu rumah terbakar dan dua motor juga ikut hangus terbakar, tetapi tidak ada korban jiwa,” jelasnya.
Api tersebut, lanjut Ahmad berasal dari lantai dua yang terdengar bunyi ledakan. Namun demikian, ledakan tidak dapat diketahui apakah dari barang elektronik atau dari hubungan pendek arus listrik.
“Saat pemadaman, kami masih mengalami kendala banyaknya penonton sehingga menghambat pekerjaan kami,” ujarnya.
Ke depan, Ahmad berencana untuk menggelar penyuluhan atau simulasi kebakaran di permukiman padat penduduk untuk penanganannya.
Usai pendinginan, petugas pemadam mendapati 3 buah kitab suci Alquran yang tidak habis terbakar. Api hanya membakar pinggiran alquran tersebut dan ayat-ayat suci dalam Alquran masih utuh tak terbakar.(mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: