Seminar Menuju Bontang Hebat dan Indonesia Emas Warnai Peringatan Harganas

Kegiatan seminar Harganas di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota (Sasto/Pemkot)

bontangpost.id – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Bontang menggelar seminar keluarga dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 tingkat Provinsi Kaltim yang diadakan di Kota Bontang.

Mengusung tema Keluarga Berkualitas untuk Bontang Hebat dan Indonesia Emas kegiatan ini digelar di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota pada Rabu (24/7/2024).

Menghadirkan dua narasumber handal dibidangnya yakni Sunarto selaku Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim dan Arlita Eka Putri Vivin Puspitasari Dokter Spesialis Anak Kota Bontang.

Hadir pula Wali Kota Bontang Basri Rase, Wakil Wali Kota Najirah, hingga perwakilan perusahaan yang ada di Kota Bontang.

Dalam sambutannya, Basri Rase memaparkan materi terkait Indeks Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana) Bontang, Manifestasi Kebijakan Harmoni dan Berkelanjutan.

Adapun tujuan seminar ini, menitikberatkan peran mitra dan stakeholder dalam upaya menciptakan keluarga berkualitas.

Dalam kesempatan ini Basri juga berharap kerja sama seluruh pihak untuk sama-sama menekan angka stunting.

“Saya yakin di 2025 angka stunting turun menjadi 10 persen, jika kita lakukan secara masif melalui keluarga berencana untuk mewujudkan Bontang Hebat dan Indonesia Emas,” tutur Basri.

Sementara itu, pemateri pertama Sunarto membawakan materi terkait Peran Mitra atau Stakeholders dalam Pembangunan Keluarga dan Percepatan Penurunan Stunting.

Dengan latar belakang yang menjadi pondasi terwujudnya Indonesia Emas 2045 yakni berfokus pada penuntasan kemiskinan, kelaparan, dan pengoptimalan kesehatan.

“Jika tidak kita atasi, maka Indonesia Emas 2045 tidak akan terwujud,” ucapnya.

Komitmen pemerintah melalui program dan perencanaan pembangunan daerah yang berorientasi pada kemiskinan, penuntasan kelaparan, peningkatan kesehatan pun mesti diimplementasikan dalam bentuk tindakan.

“Pemerintah menyusun program dan kegiatan. Perangkat daerah atau OPD terkait yang menjalankannya,” tambah dia.

Presiden memberi penugasan khusus kepada BKKBN untuk menakhodai penurunan stunting. Menyatukan seluruh stakeholder bersama-sama mengatasi stunting.

“Harapannya upaya ekstra yang menuntut kerja keras, kerja cerdas, dan kerja kolaboratif bisa terwujud,” harap Sunarto.

Tak kalah menariknya, Arlita Eka Putri Vivin Puspitasari yang akrab di sapa dr Putri membahas materi terkait pola pengasuhan untuk mengatasi stunting. Bahwa anak perlu dipenuhi kebutuhannya untuk dapat bertumbuh dan bekembang melalui pola asuh, asih, dan asah.

Pengoptimalan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) menjadi masa penting yang tidak bisa diulang dan merupakan pondasi tumbuh kembang anak.

“Dari nutrisi hingga kecerdasan anak dapat dibentuk, termasuk stunting,” urai dr Putri.

Pengasuhan anak yang tepat dapat mendukung tumbuh kembang anak optimal. Dan pemantauan tumbuh kembang anak sejak dini dilakukan secara rutin dapat mendeteksi masalah yang terjadi, sehingga segera bisa diberikan intervensi sedini mungkin agar tumbuh kembang optimal. (*)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version