Kasus DTG terus disorot. Mantan Direktur Pemasaran DTG Jumedi Shidik siap dimintai keterangan mengenai perusahaan yang menelantarkan puluhan jemaah umrah itu.
BONTANG–Fakta kebobrokan Duta Travel Group (DTG) Bontang satu demi satu mencuat. Seperti diungkapkan Jumedi Shidik, yang namanya masuk struktur sebagai direktur pemasaran.
Dia membeberkan sejak awal diajak bergabung di perusahaan tersebut hingga akhirnya mundur. Dia menanam saham pada 2009. Rp 60 juta uangnya disetorkan, untuk kemudian akan berbagi hasil.
Kejanggalan terus dijumpai terhadap pucuk pimpinan DTG, uangnya pun segera diminta untuk dikembalikan. Mereka yang menanam saham sangat jarang dilibatkan dalam usaha tersebut.
“Setelah nanam saham, kok makin lama tambah ganjil rasanya. Saya putuskan tidak gabung lagi. Untung uangnya sempat dikembalikan, meski bertahap,” ujarnya.
Terdapat beberapa temannya yang lain turut menanam saham puluhan juta. Namun hingga kini uangnya belum dikembalikan. Meski Shidik enggan menyebut nama-nama kawannya tersebut.
Dugaan penipuan yang dilakukan DTG akhir-akhir ini menjadi buah bibir masyarakat Kota Taman. Hal itu pun tak dipungkiri Shidik. Dia mengaku siap saja dimintai keterangan mengenai perusahaan tersebut.
“Saya dan teman-teman yang belum dikembalikan uangnya, bisa saja dimintai keterangan. Menunjukkan bukti lainnya,” jelas dia.
Ia menyampaikan, struktur organisasi DTG yang diperoleh media ini merupakan struktur lama. Sehingga nama Shidik sendiri masih tercantum, namun dirinya sejak lama hengkang.
Sepengetahuan Shidik, sejak awal berdirinya perusahaan itu yang menjadi pimpinan yakni Fitriadi. Selain itu, beberapa nama tercantum di struktur organisasi, namun sebagian besar tidak dikenal Shidik.
Awak Kaltim Post (induk Bontangpost.id) berkali-kali mencari alamat tempat tinggal Fitriadi selaku direktur utama DTG, untuk melakukan upaya konfirmasi, tapi belum ditemukan. Melalui sambungan selulernya pun selalu berada di luar jangkauan.
Untuk diketahui, pihak travel kembali melakukan pertemuan dengan korban jemaah umrah, kemarin. Para korban dijanjikan lagi akan diganti uangnya paling lama 6 bulan ke depan. Ini diungkapkan salah satu korban, Joko–bukan nama sebenarnya–usai melakukan pertemuan tersebut.
“Sudah bertemu. Rasanya itu sangat lama. Saya maunya tiga bulan saja. Tapi kebanyakan dari korban setuju saja,” ujarnya.
Joko mengaku belum yakin 6 bulan ke depan uang bisa kembali. Namun, dia selalu berharap yang terbaik, untuk menjawab musibah yang dialaminya, beberapa waktu lalu itu. Bersama puluhan jemaah lainnya gagal berangkat umrah. (*/rsy/kri/k8/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda