AKSI penculikan anak menghebohkan Kota Banjarbaru. Korbannya seorang siswi SMPN 5 Banjarbaru berinisial AN. Dia diduga diculik pada Rabu (9/1) sore, sepulang sekolah saat menunggu jemputan orang tuanya.
Beruntung pada malam harinya, siswi berusia 14 tahun itu berhasil ditemukan di Jalan SMAN 3, Cempaka dengan kondisi selamat. Namun, Kamis (10/1) kemarin dia harus menjalani proses trauma healing di Unit PPA Polres Banjarbaru untuk memulihkan mentalnya.
“Korban masih trauma. Sekarang kita lakukan trauma healing untuk dia,” kata Kapolres Banjarbaru AKBP Kelana Jaya melalui Kanit PPA Polres Banjarbaru, Bripka Adry Hidayat.
IR, 38, ibu korban mengaku bersyukur anaknya bisa ditemukan dengan selamat. “Saya sangat khawatir saat anak saya menghilang. Badan saya sampai lemas memikirkan dia,” ucapnya yang beralamat di kawasan Palam, Banjarbaru ini.
Dia menceritakan, AN diketahui menghilang sejak pukul 16.00 Wita. Saat itu, anak pertamanya itu sudah tidak ada di sekolah ketika dijemput. “Waktu saya sampai di sekolah, dia tidak ada. Sekolah juga sudah sepi. Saya langsung panik dan mencarinya, sambil menghubungi suami, keluarga dan pihak sekolah,” paparnya.
Lantaran selama beberapa jam pencarian tak membuahkan hasil. Mereka lalu berinisiatif menghubungi Polres Banjarbaru. “Polisi langsung datang ikut melakukan pencarian di sekitar sekolah,” ujar IR.
Lanjutnya, saat sibuk melalukan pencarian, sekitar pukul 18.30 Wita ada seorang pria yang menelepon suaminya. Lelaki di ujung sambungan itu mengaku mengaku sudah menculik anaknya. “Dia minta uang tebusan Rp150 juta, baru anak saya dilepas,” ucap IR. Sang suami malah menawarkan memberi lelaki itu Rp1 juta jika mau mengembalikan AN.
Permintaannya ditolak. Tapi penculik itu menurunkan uang tebusan menjadi Rp100 juta. Akan tetapi, masih tidak dituruti oleh ayah korban. “Setelah itu, telepon langsung ditutup oleh penculiknya. Pencarian pun kami lanjutkan,” ungkap IR.
Ketika kembali sibuk melakukan pencarian. Dia mengungkapkan, pada pukul 19.30 Wita suaminya menerima SMS dari salah seorang warga Cempaka. Isinya anak mereka sudah ditemukan berada di sana. Mendengar kabar itu, IR dan suaminya langsung menjemput AN dan dibawa ke Polsek Cempaka. Setelah itu dibawa lagi ke Polres Banjarbaru untuk diperiksa,” ungkapnya.
Saat pertama kali ditemukan, AN mengalami luka lecet di pergelangan tangannya. Selain itu, baju yang dikenakannya juga robek di bagian tangan. “Kata dia, bajunya robek dan tangannya terluka karena berusaha membuka lakban yang mengikat tangannya,” ujar IR.
Selain tangannya, dia menuturkan, mulut anaknya juga dilakban oleh pelaku. Kepalanya ditutup menggunakan kaos milik pelaku. “Bukan hanya itu, kata anak saya kakinya juga diikat dengan sabuk sekolah miliknya sendiri,” tuturnya.
Korban sendiri dapat selamat lantaran berhasil menemukan rumah warga. Setelah dibuang di semak-semak oleh penculiknya. “Dalam kondisi terikat dengan lakban dan sabuk, dia dibuang. Beruntung dia mampu melepaskan ikatan, lalu mencari rumah penduduk untuk meminjam telepon guna menghubungi kami,” tambah IR.
Dia menyampaikan, sebelum dibuang anaknya sempat disekap di mobil dan diajak keliling Kota Banjarbaru. Bahkan, anaknya mengaki sempat berpas-pasan dengan dirinya. “Dia mengaku sempat melihat saya di Jalan Palam. Tapi, dia tidak mau teriak memanggil saya. Takut, kalau saya kenapa-kenapa,” ujarnya.
Bagaimana sampai AN diculik?
AN mengatakan saat menunggu ibunya menjemput, ada mobil yang menyinggahinya di sekolah. Lelaki yang berjumlah satu orang itu menawarkan diri untuk mengantarkannya pulang. “Anak saya berusaha menjauh. Tapi, pelaku langsung menariknya ke dalam mobil,” ucap IR.
Kasatreskrim Banjarbaru Ajun Komisaris Polisi Aryansyah mengaku masih mendalami kasusnya. Untuk mengetahui motif dan mencari terduga penculiknya. “Waktu penculiknya menelepon minta tebusan, kami ada di samping ayahnya. Mungkin, karena tahu orang tuanya tidak punya uang. Pelaku lalu melepas korban di semak-semak,” ujarnya.
Dia mengaku, pihaknya sudah meminta keterangan dari para saksi. Mulai dari pihak sekolah, teman dan keluarga korban. “Sekarang biarkan kami mendalami kasusnya. Kalau sudah ada hasil dan informasi yang terang, pasti kami sampaikan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 5 Banjarbaru Undi Sukarya mengaku terkejut salah satu siswinya jadi korban penculikan. “Ini pertama kali terjadi di sini. Padahal, pengamanan kami cukup ketat,” ujarnya.
Dia menyebut, aksi penculikan terjadi lantaran korban menunggu jemputan di luar area sekolah. Bukan, di dalam pagar sekolah. “Padahal di dalam pagar sudah kami sediakan tempat duduk untuk menunggu, tapi siswa masih ada yang menunggu jemputan di luar,” pungkasnya. (ris/ay/ran/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: