bontangpost.id – Langkah jangka pendek untuk mengatasi krisis air bersih terus dilakukan Perumda Tirta Taman. Salah satunya dengan mengusulkan penambahan sumur pada tahun depan. Dirut Perumda Tirta Taman Suramin mengatakan ada empat sumur yang diajukan.
“Lokasinya di Guntung, Jalan Bhayangkara, Gunung Elai, dan KS Tubun,” kata Suramin.
Diprediksi masing-masing berkapasitas di angka 20 sampai 25 liter per detik. Saat ini manajemen sedang menyiapkan dokumen untuk kelengkapan persyaratan penunjang. Mulai dari UKL-UPL hingga penetapan lokasi. “Semoga ini kelengkapan data tidak meleset. Sehingga terealisasi tahun depan,” ucapnya.
Terkait besaran anggaran yang dibutuhkan, ia belum bersedia memberikan keterangannya. Selain itu ada satu lokasi penambahan sumur yakni di Tanjung Laut. Tepatnya lapangan belakang gedung Ainy Rasyifa. Pasalnya terkait lahan itu milik Pemkot Bontang. Tetapi pembangunannya saat itu dilakukan oleh Pemprov Kaltim.
“Ini masih proses izin pengolahannya,” tutur dia.
Penambahan sumur ini dipandang perlu. Sebab tiap tahun jumlah pelanggan mengalami peningkatan. Otomatis kebutuhan air juga meningkat. Manajemen juga memikirkan untuk penambahan jam layanan di titik tertentu. Kurun satu tahun ini terdapat peningkatan jumlah pelanggan sebesar 1.500.
Diberitakan sebelumnya, Perumda mengajukan tambahan tiga sumur baru di tahun ini. Namun hanya diakomodasi dua. Sumur baru yang dibangun lokasinya di Jalan KS Tubun dan Jalan Damai Kanaan. Nantinya kapasitas sumur baru tersebut yakni 20 dan 30 liter per detik. Disebutkan dia, pemprov hanya sebatas pembangunan sumur. Sementara mengenai pemasangan jaringan nantinya menjadi ranah perumda maupun Pemkot Bontang.
“Tapi kami targetkan untuk jaringan juga akan selesai di akhir tahun ini,” terangnya.
Berdasarkan laman Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (Sirup) anggaran yang digelontorkan untuk tiap sumur yakni Rp 3,4 miliar. Sesuai jadwal proses, proses lelang akan dimulai April mendatang. Saat di mengacu LPSE dalam tahapan supervisi pembangunan dengan pagu anggaran Rp 376 juta.
Sementara satu sumur yang belum diakomodasi ialah di depan IPAL Rusunawa Api-Api. Pemprov pun belum bisa memberikan kepastian kapan rencana pembangunan itu terwujud. Pasalnya durasi waktu bisa menjadi kendala jika dianggarkan di APBD Perubahan. Salah satu contohnya ialah pembangunan sumur di Loktuan yang berujung terbengkalai dan dilanjutkan tahun ini.
Selain itu direksi juga menanyakan terkait progres sumber bahan baku lain yang berasal dari Bendungan Marangkayu dan Void Indominco. Hasil yang didapat ialah keseluruhannya masih dalam proses. Pengerjaan fisik belum bisa dipastikan kapan berlangsung.
“Masih penyelesaian mengenai lahan. Semua berproses,” sebutnya.
Nantinya dari Bendungan Marangkayu akan mengalir ke Bontang dengan kapasitas 200 liter per detik. Berbeda, dari Void Indominco rencananya 250 liter per detik menjadi jatah Kota Taman dan 50 liter per detik mengarah wilayah Kutim. (ak)