SAMARINDA – Para tokoh dan figur yang hendak maju menjadi calon gubernur (cagub) dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2018 mendatang disarankan segera melakukan sosialisasi. Termasuk juga partai politik (parpol) pengusung. Tujuannya agar masyarakat bisa mengenal dan mengetahui siapa-siapa saja yang bakal bertarung dalam momen demokrasi lima tahun sekali tersebut.
Saran ini disampaikan oleh pengamat politik yang juga Guru Besar Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Prof Sarosa Hamongpranoto. Menurutnya selain sebagai bagian pengenalan, sosialisasi yang dilakukan jauh-jauh hari juga bertujuan agar masyarakat segera menentukan pilihan. Dengan begitu, tokoh yang lebih dulu dikenal publik memiliki peluang dipilih lebih besar.
“Tahun ini kan sudah masuk tahapan Pilgub ya. Jadi sekarang ini mestinya harus mulai sosialisasi. Jangan sampai terlambat,” kata Sarosa kepada Metro Samarinda (Bontang Post Group/Kaltim Post Group).
Dalam hal ini, parpol yang mengusung cagub mesti mulai menggerakkan mesin politiknya untuk sosialisasi. Melihat wilayah Kaltim yang terbilang luas, maka proses sosialisasi tentunya membutuhkan waktu. Makanya, jauh-jauh hari harus sudah dilakukan sosialisasi agar nantinya tidak terburu-buru mendekati waktu pemungutan suara.
“Bisa mulai dari sekarang. Karena ini kan tinggal setahun. Partai politik yang akan mencalonkan harus sudah berbicara. Masyarakat pun bisa tahu dan tidak bertanya-tanya siapa saja calon yang diusung partai,” tambahnya.
Karenanya wacana-wacana yang beredar tentang tokoh-tokoh yang bakal diusung dalam pilgub harus segera diresmikan. Secara resmi, baru Golkar yang mengumumkan bakal mencalonkan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) sebagai gubernur. Sementara lainnya masih belum mengeluarkan sikap resmi.
Sarosa mengkhawatirkan, bila sosialisasi dilakukan mendekati tahapan pendaftaran calon, peluang calon tersebut untuk dikenal dan menjadi pilihan masyarakat menjadi berkurang. Karena ada kemungkinan masyarakat sudah memiliki calon sendiri yaitu calon yang sudah lebih dulu melakukan sosialisasi.
“Kalau dekat-dekat waktunya baru sosialisasi, bisa ketinggalan kereta. Karena masyarakat sudah punya calon sendiri,” jelas Sarosa.
Bentuk sosialisasi yang dilakukan, lanjut Sarosa, tidak harus dalam skala besar. Bisa dengan sekadar memperkenalkan calon tersebut sebagai kandidat cagub. Setidaknya sosialisasi sudah dilakukan, baik calon yang maju melalui parpol atau melalui jalur independen. Sehingga sejak awal bisa menggalang suara pemilih.
Sosialisasi ini sendiri, dikatakan Sarosa, bukan mencuri start kampanye. Karena yang dilakukan sebatas perkenalan, bukan ajakan memilih. Pun begitu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga kini belum mengeluarkan jadwal maupun peraturan yang mengatur tentang pelaksanaan kampanye dalam pilgub.
Hal inilah yang perlu dimanfaatkan dengan baik oleh partai politik dan kandidat cagub dalam melakukan sosialisasi.
“Khususnya di daerah-daerah terpencil, punya potensi suara yang bisa dimaksimalkan. Sosialisasi termasuk melakukan pendidikan politik kepada masyarakat untuk ikut menyukseskan pelaksanaan pilgub,” pungkasnya. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post