bontangpost.id – Subsidi air Perumda Tirta Taman atau PDAM Bontang kepada masyarakat dipastikan tak akan berlanjut. Adapun subsidi air yang diberlakukan Pemkot Bontang dalam masa tanggap Covid-19 itu resmi terhenti akhir Juni 2020 ini.
“Sudah diinformasikan Pak Direktur (Suramin, red), bulan Juni ini sudah berhenti, tidak dilanjutkan,” beber Manager Administrasi Umum Perumda Tirta Taman, Dadi Gunawan kala disambangi Bontangpost.id di kantornya, Selasa (23/6/2020) siang.
Dia menjelaskan, dalam program yang disusun Pemkot Bontang, subsidi ini memang diproyeksikan untuk 3 bulan (April, Mei, dan Juni). Di awal pihaknya belum tahu, apakah subsidi bakal dilanjut atau tidak. Namun usai kenormalan baru perlahan diterapkan di Bontang, maka subsidi pun ikut dihentikan.
“Jelas kok, sudah tidak lanjut. Apalagi sekarang sudah masuk kenormalan baru,” ungkapnya.
Lebih jauh, sepanjang 3 bulan subsidi air diberlakukan, jumlah pelanggan Perumda Tirta Taman Bontang ikut naik seiring waktu. Rinciannya April 2020, pelanggan mencapai 26.280 orang. Di Mei kembali naik jadi 26.366 pelanggan. Sementara di Juni kembali bertambah jadi 26.479 orang.
Kenaikan ini praktis membuat tagihan air yang mesti dibayar turut membengkak. Pada April lalu, otoritas merogoh Rp 3,2 miliar. Bulan berikutnya, Mei, naik menjadi Rp 3,6 miliar. Di Juli mendatang, dilaporkan pemkot mesti membayar Rp 3,7 miliar kepada Perumda.
Sempat berhembus kabar bila kenaikan ini terjadi lantaran terjadi penambahan pelanggan PDAM selama masa subsidi berlangsung. Isu itu ditepis Dadi. Dikatakannya, tagihan air naik sederhana karena konsumsi publik memang meningkat. Ini adalah konsekuensi masyarakat diminta tinggal di rumah. Pun penghuni di masing-masing rumah tangga lebih ramai selama pandemi ini.
“Mirip dengan PLN sebenarnya. Diminta tinggal di rumah, konsumsi naik. Juga kayak anak-anak, atau mahasiswa yang dulunya di luar kota, cuma tinggal di rumah. Makanya berkali lipat penggunaan (air),” jelas Dadi.
Faktor lain, yang mempengaruhi tingkat konsumsi air ialah tuntutan kepada masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Masyarakat diminta cuci tangan lebih sering. Membersihkan diri lebih sering. Mengganti baju, dan selekasnya dicuci usai melakukan perjalanan ke luar rumah. Semua ini, kata Dadi, mengakibatkan tagihan air yang mesti dibayar Pemkot Bontang kepada PDAM membengkak.
“Semua aktifitas selama pandemi ini membutuhkan air bersih yang banyak. Jadilah tagihan naik,” bebernya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post