SAMARINDA – Jumlah pasien diduga terjangkit infeksi difteri di Samarinda terus bertambah. Jumat (12/1) kemarin, empat pasien baru yang diduga difteri masuk ke RSUD AW Sjahranie (AWS). Masuknya empat pasien ini menambah jumlah pasien difteri di Samarinda hingga kini menjadi 18 orang.
Kepala Unit Humas RSUD AW Sjahranie dr Fabian Satrio menjelaskan, dari ke-18 pasien tersebut, dua di antaranya sudah pulang kembali ke rumah masing-masing. Sementara keempat pasien yang baru masuk, tiga di antaranya anak-anak masing-masing berusia 1, 4, dan 6 tahun. Dan satu orang dewasa berusia 21 tahun.
“Keempat pasien tersebut semua adalah pasien rujukan dari beberapa klinik dan puskesmas. Semuanya warga kota Samarinda,” kata Fabian seraya mengungkap semua pasien tersebut berasal dari Samarinda Seberang dan Palaran.
Setidaknya delapan pasien di antara 18 orang tersebut diketahui positif terjangkit bakteri corynebacterium diphtheria, nama latin difteri. Sementara sisanya, sebanyak sepuluh pasien masih diduga terjangkit atau suspect difteri. “Kemarin sudah ada dua orang yang sembuh dan sudah pulang,” tambahnya.
Dia menjabarkan, secara keseluruhan, rentang usia pasien diduga difteri antara 1 tahun hingga 22 tahun. Semua masih dirawat di ruang isolasi yang ditangani dokter spesialis anak dan penyakit dalam.
Meski delapan orang sudah positif mengidap difteri, Fabian belum bisa memastikan jika Samarinda dapat disimpulkan berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) wabah difteri. Karena kewenangan untuk menyimpulkan hal tersebut ada pada Pemkot Samarinda melalui Dinas Kesehatan.
“Setahu saya penetapan KLB itu berdasarkan pemeriksaan kultur. Kami dari rumah sakit hanya memberikan sampel ke Dinas kesehatan. Tapi hasilnya belum keluar,” bebernya.
Fabian juga menanggapi kabar yang beredar viral di media sosial tentang balita suspect difteri setelah berenang yang dirujuk ke RSUD AW Sjahranie. Kata dia, kabar tersebut tidak benar. “Tidak ada pasien masuk kemarin karena berenang. Itu hoax,” sambung Fabian.
Dia pun mengimbau masyarakat dapat segera memeriksakan diri ke klinik atau puskesmas terdekat apabila ditemukan gejala-gejala difteri. Di antaranya nyeri saat menelan dan juga demam. Masyarakat pun diimbau untuk membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kegiatan sehari-hari.
Sementara Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda, dr. Rustam menjelaskan, virus difteri memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain pengidap akan merasakan tenggorokan sakit, nyeri saat menelan makanan, kesulitan bernafas, kelenjar getah bening di leher membengkak, demam, dan menggigil.
Untuk mencegah penularannya, yakni dengan menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih. Menjaga kebersihan lingkungan, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, serta menjaga stamina tubuh dengan makanan-makanan bergizi dan memeriksa kesehatan secara teratur.
“Virus difteri biasanya menyerang seseorang yang tidak melakukan imunisasi. Makanya, kami minta kalau ada bayi dan anak-anak yang belum diimunisasi, maka segera dilakukan imunisasi. Ini penting untuk mencegah penularan difteri,” serunya.
Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Pujiastuti, memuji langkah cepat pemerintah setempat mencegah peyabaran virus tersebut. Dari laporan yang dia terima, pemerintah telah melokalisir penderita difteri dan melakukan imunisasi warga di wilayah yang terdapat penderita difteri.
“Pihak Dinkes Samarinda sudah kami panggil. Mereka menyampaikan kalau sudah melakukan upaya penangganan terhadap para pasien pengidap difteri. Proses imunisasi kepada warga juga sudah mereka lakukan,” ungkapnya. (*/um/luk/drh)
Gejala Difteri
Tenggorokan dilapisi selaput tebal berwarna abu-abu
- Radang tenggorokan dan serak
- Pembengkakan kelenjar pada leher
- Masalah pernapasan dan saat menelan
- Cairan pada hidung, ngiler
- Demam dan menggigil
- Batuk yang keras
- Perasaan tidak nyaman
- Perubahan pada penglihatan
- Bicara yang melantur
- Tanda-tanda shock, seperti kulit yang pucat dan dingin, berkeringat dan jantung berdebar cepat.
Sumber: https://hellosehat.com/penyakit/difteri/
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: