KASUS kebakaran yang menimpa keluarga Sri Rahayu menyisakan rasa pilu mendalam bagi keluarga besarnya. Bagimana tidak, dalam musibah itu, Sri Rahayu tidak sendiri. Ia terjebak bersama suami dan kedua anaknya.
Tak hanya itu, keponakan, kakak ipar dan kakak kandungnya Ilhamsyah (50) juga ikut menjadi korban dalam peristiwa nahas yang terjadi di Jalan Jakarta, Perum Kopri Blok CK, Nomor 4, Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda pada Selasa (18/12) dini hari kemarin.
Muni Wiyoso, kakak Sri Rahayu menceritakan, ia tidak memiliki firasat buruk apapun sebelum peristiwa mematikan itu terjadi. Yang membuat hati Muni cukup tersayat-sayat, karena anak Rahayu dan Ilhamsyah ikut menjadi korban dalam musibah itu.
“Kami sembilan bersaudara. Sri Rahayu anak terakhir. Ibrahim suami Rahayu. Rafli dan Nanda anaknya. Di situ ada Firman anaknya Erna dan Ilham yang juga abang saya,” ucap Muni dengan nama berat.
Ia mengaku, peristiwa tersebut pertama kali dia ketahui setelah seseorang menelepon istrinya. Semula, ia mengira musibah itu hanya kebakaran biasa. Namun setelah tiba di lokasi kejadian, betapa dia bak disambar petir setelah mengetahui mereka yang tinggal di rumah itu juga ikut menjadi korban jiwa.
“Saya benar-benar enggak menyangka kalau rumahnya kebakaran dan memakan korban. Saya sempat marah dan menyalahkan adik saya (Ilham, Red.). Tapi begitu anak saya yang paling besar bilang Mama Ayu semua sudah enggak ada. Dari situ saya mau pingsan,” tuturnya.
Ia bercerita, sebelum musibah kebakaran itu terjadi, adiknya Sri Rahyu sempat mengunggah beberapa foto di akun media sosial facebook miliknya. Dalam posting-annya itu, Rahayu juga ikut menandainya. Posting-aan itu tidak hanya satu kali, tetapi sampai beberapa kali.
“Biasanya enggak pernah facebookan sama saya. Tapi satu hari kemarin, gambarnya dari awal sampai akhir ke pantai, ke mal dan ke beberapa tempat lain dimasukan dalam satu hari dan masuk ke facebook saya. Ada apa ini? Saya sering bercanda sama dia. Dia sering marah sama saya. Tapi ya marah gitu-gitu saja,” tutur Muni mengenang.
Sri Rahayu sendiri diketahui memiliki sebuah rumah di daerah Loa Buah yang berada tepat di belakang rumah Muni. Di Perum Korpi di Jalan Jakarta, Rahayu dan suaminya diketahui hanya menyewa kontrakan. Itu ia lakukan lantaran agar memudahnya untuk mengantar anaknya yang masih sekolah.
“Dulu saya juga menyewa di depan rumah adik dan abang saya ini (Perum Korpri, Red.). Tapi karena jauh saat mengantarkan anaknya sekolah, maka dia pilih mengontrak di sini,” kata Muni.
Di mata keluarga besarnya, Rahayu dikenal sebagai anak yang cerdas. Nyaris setiap permasalahan yang muncul di keluarga besarnya, Rahayu selalu yang terdepan mencarikan solusinya. Berkat itu juga, saat Rahayu tinggal di Perum Korpri tempat menghembuskan nafas terakhir, dipercaya sebagai Ketua Rukun Tetangga (RT).
Tak hanya itu, di tempat tersebut Sri Rahayu Panjaitan juga diketahui sebagai Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Loa Bakung. Untuk pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) 2019.
“Rahayu itu anaknya baik. Anak yang pintar. Kalau abang saya Ilham dan istrinya Erna, orangnya enggak banyak bicara. Orangnya lebih banyak diam,” ujarnya.
Terakhir Muni bertemu Rahayu dan Ilham pada 15 Oktober lalu, tepat saat perayaan tahun Muni. “Terus kemarin dia (Rahayu) facebook sama saya, dia ngasih tau kalau Firman ulang tahun. Cuma saya bilang enggak bisa. Karena pada Sabtu kemarin, saya juga mimpi tahlilan di belakang rumah. Terus dia bilang, tolong doakan saja bang. Saya bilang, sudah saya doakan,” tutur Muni kembali mengenang.
Penyesalan lain yang juga menyesakkan dada Muni, karena beberapa hari sebelumnya, keponakannya Rafli yang ikut menjadi korban dalam kejadian itu sempat meminta padanya untuk dibelikan sepatu. Namun karena suatu hal, ia belum sempat membelikannya.
“Rafli itu sekolah di sebuah SMP di Kadrie Oening. Rafli ini sempat minta dibelikan sepatu bola. Karena cita-cita dia menjadi anak sepak bola terkenal. Saya cukup menyesal tidak memenuhi apa yang dia minta,” ucap Muni sedih.
Rencananya, ketujuh korban akan dikuburkan dalam satu lokasi pemakaman. “Nanti akan langsung dimakamkan. Rencananya, mau dikuburkan massal. Keluarga yang lain juga maunya seperti itu. Saya juga bilangnya mana yang terbaik saja,” ucapnya. (drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post