Nama : Syaifullah Ahmad
Pangkat/NRP : Lettu Arh/11130020320191
Jabatan : Komandan Baterai Meriam B Datasemen Arhanud Rudal-002/ABC
TTL : Magelang, 7 Januari 1991
Alamat : Asrama Den Arhanud 002 Blok H nomor 5 Jalan MT Haryono Bontang
Orang Tua : Ahmad Qoderi (Alm) – Targiyatun
Istri : Diah Ayu Permatasari
Pendidikan :
– SD Tempurejo 1 Magelang
– SLTP Negeri 11 Magelang
– SMA Muhammadiyah 1 Magelang
Pendidikan Militer :
– Akademi Militer 2013
– Dik Dasar Para (Terjun Payung) 2011
– Dik Dasar Kecabangan Arhanud 2013
– Dik Perwira Pelatih Multi Korp 2013
– Combat Intelijen 2014
– Diksus Mahir Menembak Utama 2014
– Dik Intelijen Pertempuran 2015
– Dik Perwira Pengendali Pertempuran 2016
– Dik Perwira Seksi Operasi Pertempuran 2017
– Dik Komandan Baterai 2018
Motto Hidup : Di Balik Kesulitan Pasti Ada Keberhasilan
Kerja keras, berani bermimpi, dan fokus ke tujuannya menjadi kunci sukses sosok Syaifullah Ahmad meniti karier di TNI hingga bisa seperti saat ini.
Bambang, Bontang
MASUK ke TNI Angkatan Darat (AD) bukanlah tujuan utama Syaifullah Ahmad usai lulus dari bangku sekolah. Saat itu, dia ingin sekali bisa menjadi seorang pilot pesawat tempur. Akhirnya usai menamatkan pendidikannya di SMA Muhammadiyah 1 Magelang, pria kelahiran Magelang, 7 Januari 1991 itu langsung mencoba mendaftar di Sekolah Penerbangan Prajurit Sukarela Dinas Pendek (PSDP) TNI di Semarang.
Saat itu, proses rekrutmen terbagi dalam dua tahap. Pertama tahap seleksi pertama di Semarang. Di kesempatan tersebut, dari 128 orang yang mengikuti tes, dirinya berhasil masuk ke 10 besar. Tahap tes berikutnya, dia harus mengikuti seleksi di pusat yang berada di Cimahi, Bandung. Di sana, Syaiful –sapaan akrabnya– harus bersaing dengan 800 orang lebih untuk bisa diterima. Rupanya disana, keinginannya untuk menjadi pilot penerbang pesawat tempur harus gagal. Syarif dinyatakan tidak lolos dalam proses seleksi tersebut.
Usai gagal, Syaiful tak berdiam diri. Selang beberapa waktu berikutnya, rupanya Polri saat itu membuka pendaftaran Akademi Kepolisian (Akpol). Namun saat hendak akan mendaftarkan diri, almarhum ayahnya yang juga merupakan seorang tentara tak menyetujui keinginan itu. Akhirnya keinginan anak pertama dari pasangan Ahmad Qoderi (Alm) – Targiyatun itu untuk menjadi seorang polisi terhenti.
Barulah selang sebulan berikutnya, ada pembukaan pendaftaran seleksi Akademi Militer (Akmil). Di momen itulah, dijadikan Syaiful untuk bisa menjadi TNI. Dia langsung mendaftarkan diri di Kodam IV/Diponegoro. Bersaing dengan 1.400 orang lebih, dia pun akhirnya dinyatakan lolos dan harus kembali melanjutkan seleksinya di tingkat pusat. Dari lima ribu orang yang mendaftar, Syaiful akhirnya menjadi salah satu yang lolos dari 250 orang yang diterima.
“Meskipun tidak sesuai dengan keinginan awal saya yang ingin menjadi Angkatan Udara, namun tidak menjadi masalah. Manusia hanya mencoba berusaha. Selebihnya Allah yang menentukan,” ucap alumnus SMA Muhammadiyah 1 Magelang itu.
Babak baru kehidupan Syaiful Ahmad pun dimulai saat menjalani pendidikan di Akademi Militer (Akmil). Latihan fisik dan mental yang begitu berat harus dia hadapi demi menjadi seorang tentara yang tangguh. Saking beratnya menjalani pendidikan, membuat di fikiran Syaiful sempat terbesit ingin berhenti saja. Namun karena mimpinya yang ingin membahagiakan orang tuanya dan ingin menjadi orang besar, membuat dia pun akhirnya bertahan.
Berkat kegigihan dan kesungguhannya, akhirnya dia pun berhasil menyelesaikan pendidikannya di Akmil selama 4 tahun. Usai menyelesaikan Akmil, Syarif sempat melanjutkan pendidikannya selama setahun sebelum akhirnya ditempatkan sebagai prajurit di Datasemen Arhanud Rudal-002 /Agni Bala Cakti (ABC) yang berada di Bontang.
Di Den Arhanud Rudal-002/ABC, kini suami dari Diah Ayu Permatasari itu menjabati posisi sebagai Komandan Baterai Meriam B. Selama menjadi prajurit Den Arhanud Rudal, dia ingin menjalankan tugasnya sebaik mungkin dalam menjaga dan mengamankan objek vital nasional (obvitnas) yang ada wilayah Bontang dan sekitarnya.
Selama bertugas di Bontang, dia juga kerap dipercaya menjadi komandan upacara di beberapa event. Terakhir, perwira pertama berpangkat Letnan Satu (Lettu) ini mendapat kepercayaan sebagai komandan upacara di detik-detik proklamasi Kemerdekaan ke-73 RI yang diselenggarakan di Stadion Taman Prestasi Bontang Lestari, 17 Agustus lalu.
“Harapan saya ke depan, semoga menjalani segala sesuatunya sesuai dengan aturan. Dan bisa berkontribusi lebih untuk bangsa Indonesia. Pesan saya, dalam menjalani hidup kita harus berani bermimpi dan fokus ke impian kita. Kalau sudah fokus, pasti Allah akan memberikan sinyal yang mengarahkan untuk menuju terwujudnya mimpi kita tersebut,” tukasnya. (***)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: