bontangpost.id – Persidangan terkait perkara dugaan korupsi pengadaan lahan bandara perintis di Bontang Lestari kembali digelar, akhir pekan lalu. Dengan agenda pembelaan terdakwa. Kasi Pidsus Kejari Bontang Ali Mustofa mengatakan terdakwa Dimas Saputro dalam persidangan meminta keringanan kepada majelis hakim sehubungan kasus yang membelitnya.
“Terdakwa meminta majelis hakim untuk dibebaskan dari tuntutan jaksa penuntut umum,” kata Ali.
Menurut terdakwa pada intinya pembayaran sudah diterima masing-masing pemilik lahan. Bahkan pembebasan lahan sudah sesuai dengan syarat administrasi. Namun pihak JPU belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait pembacaan nota pembelaan itu.
“Kami akan jawab pada sidang berikutnya dengan agenda replik, Senin (hari ini),” ucapnya.
Sebelumnya terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama. Ia melanggar Pasal 2 ayat 1 juncto Pasal 18 Undang-Undang 31/1999 yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana. Sebagaimana dalam dakwaan primair.
JPU menuntut terdakwa dengan sembilan tahun penjara dikurangi masa tahanan. Terdakwa juga harus membayar denda sebesar Rp 500 juta. Ketentuannya jika dalam waktu satu bulan pasca keputusan inkrah tidak mampu membayar, maka diganti kurungan selama enam bulan. Tak hanya itu, dia juga harus membayar uang pengganti sejumlah Rp 5.256.958.100. Dikurangi Rp 10 juta yang telah menjadi barang bukti dalam perkara ini.
Apabila terdakwa tidak membayar uang pengganti paling lambat satu bulan sesudah putusan pengadilan atas perkara ini berkekuatan hukum tetap, maka harta bendanya dapat disita oleh jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut. Dalam hal terpidana tidak mempunyai harta benda yang cukup untuk membayar uang pengganti, maka diganti dengan pidana penjara selama enam bulan.
Diketahui total luasan lahan yang direncanakan untuk keperluan bandara perintis mencapai 145.238 meter persegi. Dari barang bukti yang telah dikantongi terdapat 12 dokumen pembayaran pembebasan lahan. Besarannya mulai Rp 205.700.000 hingga paling tinggi Rp 1.841.270.000.
Diduga ada aliran dana dari anggaran pembebasan lahan tersebut ke mantan Sekretaris Kota (Sekkot) Bontang pada tahun 2013 silam. Kini bersangkutan telah meninggal dunia. Berdasarkan hasil penghitungan Badan Pengawas Keuangan Dan Pembangunan (BPKP), negara dirugikan Rp 5,2 miliar. Dimas diduga tidak menyerahkan uang hasil pembebasan lahan secara utuh kepada para pemilik lahan. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post