Oleh:
Dhedy
Ketua Aliansi Jurnalis Kutai Timur (AJKT)
TAK ada asap kalau tidak ada api. Tidak ada akibat tanpa sebab. Asap hanya akibat. Sebabnya adalah api. Semua bermula dari kausalitas.
Teroris tentu bukan sesuatu yang muncul dari ruang hampa. Dia memerlukan kultur tertentu untuk tumbuh. Teroris dipaksa untuk lahir.
Ya, ada masalah penting yang mendasari hadirnya teror ke dunia. Teroris lahir bersamaan dengan sebab tersebut. Banyak sebab munculnya teroris. Diantaranya, ialah masalah ketidakadilan. Baik ketidakadilan ekonomi, SARA, hukum, tindakan, dan perbuatan.
Paling mencolok ialah masalah agama. Kata teroris selalu disematkan kepada mereka yang beragam Islam. Padahal, Islam dengan tegas menolak kata teroris. Karena teroris merupakan gelar terburuk bagi mereka. Islam adalah muslim, islam bukan teroris. Terlebih, kata-kata teroris merupakan gelar dari orang-orang yang tak bertanggungjawab.
Anehnya, jika diluar islam melakukan kekerasan, semua seakan bungkam. Tak ada yang berani menyebut mereka teroris. Padahal jelas, semua yang membuat teror merupakan bagian dari teroris. Israel, Amerika, Iran, Basar Al Asad, houthi, Hisbullah. Berani katakan teroris. Tidak. Malah dianggap sebagai pahlawan. Lucu.
Itulah fakta. Kata teroris identik dengan islam. Padahal, tak satupun definisi teroris yang menyatakan ‘orang islam yang berjubah, memakai kopiah, celana cingkrang dan berjengggot’ adalah teroris.
Sedikit membedah definisi teroris. Teror, adalah perbuatan, teroris adalah pelaku, dan me adalah pengikut. Jadi terorisme adalah, orang yang menakut-nakuti sesuatu lalu diikuti oleh orang lain yang sepaham dengannya.
Definisi lain, terorisme adalah, orang yang melakukan tindakan negatif secara sendirian atau bersama-sama dengan tujuan tertentu.
Kata lain, secara bahasa, kata “terorisme” berasal dari kata “to terror” dalam bahasa Inggris, dalam bahasa latin kata ini disebut Terrere, yang berarti “gemetar” atau “menggetarkan”. Kataterrere adalah bentuk kata kerja (verb) dari kata terrorem yang berarti rasa takut yang luar biasa.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan teror sebagai usaha untuk menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan tertentu.
Sangat jelas. Teroris bukan hanya mereka yang beragama islam dengan ciri-ciri tertentu. Melainkan semua orang yang mencoba menciptakan teror kepada masyarakat. Ini harus adil. Jangan kebencianmu pada sesuatu menyebabkan dirimu tak berbuat adil.
Karena jangan sampai, orang yang awalnya lurus, ikut terpancing hanya gara-gara ketidakadilan. Mereka ikut makar. Radikal. Tentu hal ini tak diinginkan. Satu kuncinya, pemimpin wajib adil. Keadilan secara universal. Bukan hanya ucapan semu, melainkan tindakan dan perbuatan.
Akibat ketidakadilan tersebut, semua terkena imbas. Celana cingkrang, disebut radikal, teroris. Berjengggot, disebut radikal, teroris. Bercadar disebut radikal, teroris. Begitupun jika memakai jubah. Menyampaikan haram dan bidah disebut radikal dan teroris. Menyampaikan jihad di masjid disebut radikal dan teroris. Sekali-kali jangan demikian. Karena semua itu syariat. Semua bersumber datu Alquran dan hadits.Baik celana cingkrang, jenggot, cadar, dan jihad.
Parahnya, mereka yang islam ikut memusuhi. Memperolok syariat. Ada yang berkata makin panjang jenggot, makin goblok, ada menyatakan celana cingkrang karena kebanjiran, ada yang menyebut lebih baik kudung dari pada cadar, ada yang menghinakan suara adzan, bilang kafir, dianggap takfiri. Jangan latah dan jahil dalam beragama. Iqro. Baca. Jangan mempermainkan agama dengan kebodohan. Awas provokator. Memecah belah ummat. Agamamu-agamamu, agamaku-agamaku.
Ini hanya bicara oknum. Tapi aneh, oknum berbuat, semua terkena getahnya. Memiliki ciri-ciri teroris versi orang yang tak bertanggungjawab, lalu dicurigai. Bahkan ditangkap. Tak sedikit yang ditembak. Padahal baru dugaan. Ini belum berlakunya revisi UU terorisme. Jika sudah gol, dikhawatirkan semakin disalahgunakan . Sangat berbahaya.
Silahkan kutuk mereka yang mengebom gereja. Meskipun kutuk merupakan hak paten Allah. Silahkan maki, benci, dan hujan mereka yang membuat kekerasan. Tapi jangan campur aduk antar yang bathil dan syariat. Karena islam jelas membenci keburukan. Tak membenarkan bom bunuh diri. Islam sudah sempurna. Semua diatur. Tak sekecil atom pun luput dari aturan islam. Biarkan mereka yang menjalankan syariat hidup bebas. Menjalankan sunnah dan perintah dari tuhannya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post