Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Jumat, 22 Januari 2021
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Bontangpost.id
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Catatan Dahlan Iskan

Terus ke Timur Mengejar Matahari

Reporter: BontangPost
Selasa, 11 September 2018, 09:15 WITA
dalam Dahlan Iskan
3 menit dibaca
Merelakan Ditinggal Anak, Cucu, Menantu

Dahlan Iskan

Scan MeShare on FacebookShare on Twitter

Oleh: Dahlan Iskan

Ayolah kita mulai. Kata saya. Pada empat orang yang ada di masjid itu. Saya bisa khotbah. Kata saya lagi. Kalau tidak ada yang khotbah.

Jam sudah menunjukkan angka 14.39. Sudah hampir ashar. Jumatan belum dimulai.
Tidak ada repons dari empat orang itu. Semuanya berwajah Arab. Mungkin tidak paham. Dengan bahasa Arabnya orang Jawa seperti saya.

Lalu saya ulangi lagi. Dengan lidah yang lebih saya Arab-arabkan. Kali ini ada yang menjawab. Yang bersandar ke dinding samping itu. Ia lantas merogoh saku celana. Ambil HP. Bicara-bicara.

Yang diajak bicara ternyata nongol di pintu ruang salat. Sambil menutup HPnya. Memasukkannya lagi ke saku celana.

Dari pintu itu ia langsung melangkah ke arah kursi depan. Duduk di situ. Sambil mengusap rambutnya. Dengan satu tangannya. Lalu mengusapkan tangannya itu ke celana jeannya.

Satu-satunya jemaah tua di situ langsung berdiri: azan. Ialah satu-satunya yang tidak bersandar ke dinding. Orang pertama yang tiba di masjid Hays, Kansas, Jumat lalu.

Saya kenal wajahnya. Ia imam. Tiga bulan lalu. Saat saya ke Hays ini. Ia yang juga khotbah saat itu. Dengan celana jeannya. Dengan topi pet yang ia balik di kepalanya.

Selesai azan, pemuda yang duduk di kursi itu merogoh saku celana. Ambil HP. Membukanya. Lalu berdiri. Membaca khotbah dari layar HP. Semua dalam bahasa Arab. Saat khotbah dibaca beberapa lagi tiba. Total menjadi 9 orang. Yang Jumatan hari itu.

Baca Juga:  Kembali ke Tiga Bangunan Biru

Khotbahnya pendek. Hanya 10 menit. Yang mendengarkan juga santai: duduk bersandar ke dinding. Ketika doa di akhir khotbah tidak ada yang mengangkat tangan.

Inilah khotbah yang sangat pendek. Meski masih kalah pendek dengan di masjid Kebon Jeruk Jakarta. Di pusatnya Jamaah Tabligh itu. Di jalan Hayam Wuruk itu. Saya suka Jumatan di situ. Khotbahnya hanya lima menit. Dengan bahasa Arab semua.

”Kok masih di Hays? Putrinya belum lulus?,” tanya saya ke orang tua yang azan itu.
”Masih 1,5 tahun lagi,” katanya.

Memang kian sedikit mahasiswa dari Tumur Tengah di Hays. Kota yang penduduknya hanya 40.000 orang ini. Yang telaknya sangat di pedalaman ini. Yang sejauh mata memandang hanya ada ladang pertanian dan peternakan ini. Dan sumur-sumur angguk minyak ini.

Yang bertambah adalah mahasiswa dari Tiongkok. Sudah 100 orang saat ini. Fort Hays State University memang menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi di Henan. Di pedalaman Tiongkok. Saya pernah mengantar Chris Mohn ke Universitas di Henan itu.

Chris Mohn adalah istri John Mohn. Teman saya itu. Dia dosen di FHSU itu. Chris memperoleh masternya di Wichita State University. Yang juga kampusnya Sandiaga Uno itu. Tidak jauh dari Hays. Untuk ukuran jarak di pedalaman Amerika: 250 km.

Baca Juga:  Jalan Ikhlas untuk Pejuang Panjang

Saat menulis artikel ini saya lagi duduk-duduk makan siang. Di dalam kampusnya Sandi itu. Di kursi kayu di bawah pohon rindang. Makan buritto. Bikinan saya sendiri. Yang saya bawa dari Hays.

Dari tempat makan ini saya bisa melihat bangunan kecil: kedai Pizza Hut. Saya baru saja dari kedai itu. Itulah kedai Pizza Hut pertama di dunia. Dari kedai itu Pizza Hut memulainya. Dengan tujuan pertama dulu: menyediakan pilihan makanan murah untuk mahasiswa. Kini kedai itu jadi meseum pizza hut. Museum yang amat kecil. Untuk melihat seluruh isinya cukup mengintip dari kaca jendelanya.

Dari kursi makan siang ini saya juga bisa membayangkan bagaimana Sandi kuliah di sini. Dan lulus dengan summa cum laude. Untuk mata kuliah akuntansi.

Selesai acara di Wichita saya ke Columbia. Di negara bagian Missouri. Yang kampus universitasnya sangat indah itu.

Semula saya tidak ingin bertemu mahasiswa Indonesia di Columbia State University ini. Saya kan baru bertemu mereka. Tiga bulan lalu. Sahur bersama. Dan berbuka bersama.

Tapi ada pesan melalui Whatsapp. Saat saya baru selesai makan malam. Bersama tiga orang di pinggiran kota itu. ”Sekarang ini kami lagi ngobrol dengan pak Bambang Harimurti,” kata Yanu Prasetyo dalam WA-nya. ”Mengingatkan kami saat pak Dahlan ke sini dulu,” tambahnya.
”Lho saya juga di Columbia. Hahahaha….,” jawab saya.

Baca Juga:  Lubang Sari Rapet si Donald

”Di mana? Saya jemput ya?,” balasnya.

”Tidak usah. Beri saja saya alamat. Saya ada mobil sendiri,” kata saya.

Alamatnya ternyata sama: tempat sahur bersama dulu. Dalam 10 menit saya tiba.
Kini ada 26 mahasiswa kita di Columbia State University. Semua ambil master. Atau doktor. Tidak ada lagi yang S1.

Ada yang ambil doktor nano tehnologi. Seperti Naadaa Zakiyyan itu. Yang kini berkumis rapi itu. Yang rambutnya dicat kuning kemerahan itu. Yang tidak jadi pulang ke Bondowoso karena langsung S3 itu.

Ada yang ambil doktor kimia: M. Andriansyah. Anak Lombok itu. Yang awalnya di SMA Mataram lalu dapat beasiswa untuk SMA di Kanada itu. Yang rambutnya juga dicat kemerahan itu.
Ada yang ambil doktor Emaging. Doktor Matematik.
Ada yang ambil master ilmu komputer. Dewi Kharismawati. Yang terus berjilbab itu. Dan ada satu yang ambil master jurnalistik: Indah Setiawati. Yang dulu wartawati The Jakarta Post.
Bambang Harimurti, kolega saya di majalah Tempo dulu akan memberi seminar di situ. Di jurusan jurnalistik itu. Hari ini.
Dari Columbia saya masih akan terus ke timur. Mengejar matahari terbit.(dahlan iskan)

Share this:

  • Twitter
  • Facebook


Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Saksikan video menarik berikut ini:

Tags: dahlan iskan
Print Friendly, PDF & Email
PindaiBagikan11Tweet4Kirim

Dapatkan informasi terbaru langsung di perangkat anda. Langganan sekarang!

Berhenti Berlangganan

Komentar Anda

Related Posts

Menang Nirkuasa

Menang Nirkuasa

Jumat, 10 Mei 2019, 06:17 WITA
Bagaimana Menjaring Orang Mampu

Dokter Cerai

Kamis, 9 Mei 2019, 06:00 WITA
Kursi Roda

Kursi Roda

Selasa, 7 Mei 2019, 06:43 WITA
37 Derajat

37 Derajat

Senin, 6 Mei 2019, 05:57 WITA
Orang Suci

Orang Suci

Minggu, 5 Mei 2019, 12:01 WITA
Jantung Bocor

Jantung Bocor

Sabtu, 4 Mei 2019, 13:05 WITA
Postingan Selanjutnya
Pantang Mengemis, Biaya Hidup Bergantung Lidi

Pantang Mengemis, Biaya Hidup Bergantung Lidi

  • Terpopuler
  • Komentar
  • Terbaru
Mayat Perempuan Ditemukan Mengapung di Selambai

Mayat Perempuan Ditemukan Mengapung di Selambai

Kamis, 21 Januari 2021, 10:39 WITA
Sah, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Digelar hingga 31 Januari

Sah, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Digelar hingga 31 Januari

Sabtu, 16 Januari 2021, 09:22 WITA
Izin Belum Lengkap, Pembukaan Lahan Pabrik Semen Sudah Berjalan

Izin Belum Lengkap, Pembukaan Lahan Pabrik Semen Sudah Berjalan

Jumat, 22 Januari 2021, 11:54 WITA
Ayah-Anak Tersangka Kasus Pembunuhan karena Cinta Segitiga

Ayah-Anak Tersangka Kasus Pembunuhan karena Cinta Segitiga

Kamis, 21 Januari 2021, 08:15 WITA
Bolu Pandan, Camilan Mengenyangkan Saat WFH

Bolu Pandan, Camilan Mengenyangkan Saat WFH

Minggu, 12 April 2020, 13:51 WITA
Lapas Bontang Berlakukan Besuk Online Selama PPKM

Lapas Bontang Berlakukan Besuk Online Selama PPKM

Jumat, 22 Januari 2021, 19:00 WITA
Perkara Dana Bergulir KJKS Dilimpahkan

Perkara Dana Bergulir KJKS Dilimpahkan

Jumat, 22 Januari 2021, 16:10 WITA
Cabuli Anak Saat Istri Covid-19, Mantan Anggota Dewan Dijerat Pasal Berlapis

Cabuli Anak Saat Istri Covid-19, Mantan Anggota Dewan Dijerat Pasal Berlapis

Jumat, 22 Januari 2021, 15:00 WITA
Detik-detik Sulaiman Dikeroyok Sampai Dibacok Parang

Detik-detik Sulaiman Dikeroyok Sampai Dibacok Parang

Jumat, 22 Januari 2021, 14:00 WITA
Penghormatan Terakhir kepada Para Korban Sriwijaya Air

Penghormatan Terakhir kepada Para Korban Sriwijaya Air

Jumat, 22 Januari 2021, 13:00 WITA
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak
Iklan dan Marketing: (0548)20545

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.