bontangpost.id – Anggota Komisi III DPRD Bontang Abdul Samad menilai rencana pemerintah menjadikan Bontang Kuala sebagai destinasi wisata unggulan ibarat jauh panggang dari api. Pasalnya, hingga kini ia tak melihat ada keseriusan pemerintah melakukan pengembangan.
Politikus Hanura itu mengatakan, bila pemerintah serius menjadikan objek destinasi unggulan Kota Taman, yang harus dilakukan ialah membenahi kampung atas laut itu. Banyak hal. Dimulai dari perbaikan akses jalan utama, dari RT 01 BK. Mempercantik kampung seperti menambah lampu neon. Hingga penataan di anjungan Bontang Kuala atau lebih dikenal belakang panggung.
“Kita lihat itu di belakang panggung (anjungan) banyak sudah bolong. Orang bisa jatuh, bagaimana orang mau wisata ke BK. Jembatan rusak, belakang panggung juga rusak,” kata Abdul Samad ketika ditemui usai mengikuti Musrembang di Aula Kantor Bontang Kuala, Selasa (11/1/2022) pagi.
Keseriusan pemerintah itu, kata Samad, tentu harus dimulai dari seberapa berani mereka menggelontorkan anggaran khusus penataan BK. Samad bilang, anggaran yang diusulkan sebesar Rp 30 miliar. Namun nyatanya hingga kini nihil. Tidak ada anggaran khusus pengembangan Bontang Kuala tahun ini. Sebabnya ia tak ragu menyebut bahwa cita-cita pemerintah menjadikan BK destinasi wisata unggulan Kota Taman sulit direalisasikan.
“Harus kita akui itu,” sebutnya.
Bukan cuma persoalan infrastruktur pendukung pengembangan pariwisata yang kurang, Samad juga menyoroti soal penanganan banjir rob. Menurutnya masih sangat lambat. Semua ini, ucapnya, hanya semakin mengukuhkan bahwa pemerintah tidak terlalu berkomitmen dengan janjinya mengembangkan pariwisata.
“Mau wisata apa di sana kalau begitu. Sudah banjir rob, infrastruktur juga kurang,” tegasnya.
Terpisah, Kadis Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Bontang Ahmad Aznem mengatakan, kendati tujuan akhir pengembangan ini untuk pariwisata, tapi ini melibatkan lintas sektor. Seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK), Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Pertambahan.
“Untuk saat ini kan inventarisasi dulu yang dibutuhkan,” katanya ketika dikonfirmasi.
Aznem mengaku tak tahu pasti apakah ada anggaran khusus untuk pengembangan BK yang diproyeksikan sebagai destinasi wisata unggulan Bontang. Ia berdalih, baru menduduki posisi Kadis selama dua bulan.
“Saya kurang tahu soal itu. Masih dua bulan jadi kepala dinas (Dispopar),” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post