Tim Gugus Sebut Rumit Identifikasi Klaster

Kelurahan Gunung Telihan melakukan rapid test terhadap warga (DOK bontangpost.id)

bontangpost.id – Tren kasus Covid-19 di Kota Taman mengalami peningkatan signifikan. Tingginya kasus aktif dikatakan Jubir Satgas Penanganan Covid-19, lantaran jumlah pemeriksaan swab PCR melebihi standar ketentuan.

“Kami sudah melakukan pemeriksaan itu tujuh kali lipat standarnya. Angka kasus memang kali ini lebih masif,” kata Adi.

Sesuai ketentuan, jumlah pemeriksaan satu per seribu dikalikan jumlah populasi, tiap minggunya. Jika dilihat kinerja maka dari pemeriksaan itu sudah cukup. Tetapi upaya itu akan tetap dilakukan mengingat setiap ada kasus harus menjalani tracing. Tujuannya untuk memutus mata rantai penyebaran virus korona ini.

Menurutnya, lonjakan kasus dipicu adanya kelonggaran pembatasan akses mobilisasi. Sebelumnya orang bepergian cukup rapid antibody. Belakangan muncul ketentuan diwajibkan untuk rapid test antigen. “Kasus baru ramai baru muncul kebijakan itu. Sudah terlambat,” ucapnya.

Kini, angka reproduksi penyebaran di Bontang mencapai 1,4. Padahal idealnya nominalnya di bawah 1. Perhitungannya dulu jika tidak dilakukan PPKM maka angkanya bisa menembus 900 kasus. Saat kasus aktif di Bontang berjumlah 400-an.

“Mungkin masih ada yang tanpa gejala. Tanpa disadari mereka melakukan mobilisasi. Dan itu belum terdeteksi,” tutur dia.

Selain itu, Tim Gugus Tugas kesulitan untuk mengidentifikasi klaster pada kasus belakangan ini. Mengingat tidak dapat menemukan ujung atau pangkal kasus itu terjadi. Berbeda dengan Agustus lalu saat muncul klaster perusahaan. Ujung penyebaran bisa terdeteksi ketika ada yang melakukan perjalanan dari luar daerah. Kala itu, manajemen perusahaan langsung bergerak cepat untuk menyiapkan rumah karantina.

“Ketika ada kasus saat ini ditanya klaster mana tidak tahu. Apakah dari kantor ke rumah atau sebaliknya kami tidak tahu. Sekarang ruwet jejaringnya antar kasus,” terangnya.

Sementara, Tingkat keterisian BOR di atas 96 persen. Terbukti lima rumah sakit yang menangani Covid ruangan isolasi dan ICU selalu penuh. Bahkan terdapat daftar antrean tunggu pasien. Padahal idealnya angka maksimal 70 persen. Saat ini lima rumah sakit menampung pasien Covid-19. Meliputi RSUD Taman Husada, RS Pupuk Kaltim, RS LNG Badak, RSIB, dan RS Amalia.

Kedua faskes yang disebutkan awal merawat pasien dengan gejala sedang dan berat. Karena mereka memiliki ruang ICU Covid. Sedangkan tiga faskes lainnya menampung pasien gejala ringan dan OTG. (*/ak)

Print Friendly, PDF & Email

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version