bontangpost.id – Tingkatkan komitmen konservasi kawasan perairan dan terumbu karang, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) kembali menurunkan 500 unit terumbu buatan sekaligus resmikan rumah apung di area konservasi perairan Tobok Batang, Kota Bontang. Penurunan terumbu buatan dan peresmian rumah apung dilakukan langsung jajaran Direksi dan Dewan Komisaris Pupuk Kaltim, bersama Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Budi Arie Setiadi, Rabu (28/12/2022).
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengungkapkan, penurunan 500 unit terumbu buatan pada 2022 itu merupakan kesinambungan komitmen Pupuk Kaltim dalam pengembangan program konservasi laut sejak 2009, yang terangkum dalam program Konservasi Tanaman Laut dan Sarana Media Terumbu Karang (KILAU SAMUDERA). Program ini dijalankan sesuai koridor Environment, Social and Governance (ESG), melihat maraknya Penangkapan Ikan Tidak Ramah Lingkungan (PITRaL) di perairan Bontang, sehingga menyebabkan rusaknya populasi dan habitat laut yang ada.
Program ini tidak hanya menitikberatkan pada aspek penanggulangan kerusakan ekosistem di perairan, tapi juga pemberdayaan nelayan sebagai agen perubahan untuk saling menjaga laut dari beragam potensi yang mengancam kelangsungan hidup biota dan kekayaan bawah air lainnya. Kelompok nelayan dibina secara bertahap sejak 2017, mulai dari edukasi hingga menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga eksositem perairan.
Selain itu, nelayan binaan juga diberdayakan untuk pembuatan media terumbu yang diturunkan Pupuk Kaltim setiap tahun, sebagai upaya mengembalikan populasi ikan serta ekosistem bawah air secara bertahap. Tercatat hingga 2022, sudah lebih dari 6.800 unit terumbu buatan diturunkan Pupuk Kaltim di perairan Tobok Batang.
“Sesuai komitmen program, setiap tahun sebanyak 500 unit terumbu diturunkan Pupuk Kaltim dengan pemantauan berkala untuk memastikan terumbu mampu berkembang dengan baik,” ujar Rahmad.
Hingga saat ini, Pupuk Kaltim juga telah membentuk dua kelompok nelayan binaan, yakni Kimasea di Kelurahan Loktuan Bontang Utara dan Kelompok Karaka di Kelurahan Bontang Kuala. Kelompok binaan juga bertugas melakukan pemantauan pertumbuhan terumbu dan mengedukasi masyarakat untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem perairan.
Untuk memaksimalkan program, tahun ini Pupuk Kaltim turut membangun Rumah Apung sebagai pos pantau area konservasi Tobok Batang, yang juga bisa dimanfaatkan kelompok binaan untuk budidaya perikanan laut melalui keramba sebagai nilai tambah. Dari pembangunan rumah apung, area konservasi dapat dimonitoring dan terjaga dengan lebih intensif dari berbagai potensi gangguan, disamping turut mendorong perekonomian anggota kelompok nelayan agar semakin sejahtera melalui budidaya yang dilakukan.
“Pupuk Kaltim tidak hanya memastikan konservasi terumbu berjalan semakin optimal, tapi juga memperhatikan kesejahteraan kelompok nelayan yang dibina agar mendapatkan nilai tambah dari implementasi program,” lanjut Rahmad.
Dirinya memastikan Pupuk Kaltim akan terus mengembangkan program rehabilitasi terumbu secara berkesinambungan, termasuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih berkomitmen menjaga ekosistem perairan secara konsisten. Apalagi Kota Bontang dengan luas perairan mencapai 70 persen dari total wilayah, memiliki potensi besar akan hasil perikanan dan kelautan. Begitu pula dengan beragam pulau kecil yang tersebar di batas laut terluar, merupakan bagian dari Segitiga Terumbu Karang Dunia (Coral Triangle) yang dicadangkan sebagai Pusat Keanekaragaman Hayati Laut bagi keamanan pangan dunia.
“Ini menjadi konsen Pupuk Kaltim kedepan, dengan meningkatkan realisasi dan capaian target program rehabilitasi terumbu karang di perairan Bontang. Langkah ini akan terus kita lanjutkan untuk mengembalikan populasi ikan dan terumbu, sehingga manfaat tak hanya dirasakan masyarakat dan daerah tapi juga ekosistem perairan secara luas,” tambah Rahmad.
Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi, mengapresiasi kesinambungan komitmen Pupuk Kaltim dalam meningkatkan implementasi ESG pada berbagai program, khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan, kawasan perairan dan pesisir hingga dekarbonisasi. Dikatakan Budi, hal ini menunjukkan semangat yang tinggi dari Pupuk Kaltim dalam menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem perairan, sebagai salah satu manfaat perusahaan dalam menjaga keberlanjutan.
“Kita bisa melihat bagaimana ikan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik di sekitar kawasan konservasi Pupuk Kaltim, sehingga kedepan langkah baik ini bisa terus dikembangkan untuk memberi manfaat bagi lingkungan maupun masyarakat dengan lebih luas,” tutur Budi Arie Setiadi. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: