Ketersediaan anggaran Kementerian Keuangan, khususnya anggaran pembebasan lahan ikut menentukan kelanjutan rencana pembangunan jalan tol Samarinda-Bontang.
bontangpost.id – Kelanjutan pembangunan sejumlah proyek strategis nasional di Kaltim kembali disuarakan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2022. Seperti Jalan Tol Samarinda-Bontang, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (perbaikan), Pelabuhan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy di Kutai Timur, Bendungan Marangkayu di Kutai Kartanegara, dan pembangunan jaringan irigasi Telake di Penajam Paser Utara.
Dari sektor energi, ada pembangunan kilang minyak di Bontang dan pembangunan coal to methanol di Kutai Timur. Kepala Bappeda Kaltim HM Aswin mengatakan, apa yang disampaikan merupakan prioritas pembangunan nasional di Kaltim beberapa tahun ke depan.
Selain infrastruktur jalan, bendungan, pemprov berharap pusat menangani Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan jalan di perbatasan, termasuk pelabuhan, hingga program pengembangan superhub.
“Apa yang kami usulkan sesungguhnya sudah cukup bagus. Kami berharap segera dilaksanakan dan direalisasikan. Salah satunya, jalan poros Samarinda-Bontang itu. Begitu juga dengan semua jalan nasional lainnya,” tegas Aswin.
Khusus jalan tol Samarinda-Bontang, menurut dia, Pemprov Kaltim sangat berharap pusat segera merealisasikan pembangunannya. Sebab, jika nanti ibu kota negara sudah beroperasi, tol Samarinda-Bontang, dan Balikpapan-Samarinda akan jadi jalur darat yang efektif bagi masyarakat Kaltim. Jarak tempuh bisa dipangkas, akses juga lebih mudah dan nyaman.
Sementara itu, anggota DPD RI daerah pemilihan Kaltim Aji Mirni Mawarni mengatakan, memperjuangkan infrastruktur di Kaltim sebenarnya cukup berat. Dia pun mendukung Tol Samarinda-Bontang segera dibangun. Sebab, jalan tol tersebut juga menjadi akses untuk ke Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda.
Sedangkan, saat ini akses untuk menuju bandara tersebut hanya satu, yaitu melalui jalan nasional Samarinda-Bontang. Dia berpesan, pembangunan nantinya harus benar-benar berdasarkan kajian yang detail dan tepat.
“Pekerjaan rumah infrastruktur kita ini cukup berat. Tetapi, saran saya memanfaatkan ilmu geologi. Jadi bisa mengetahui kontur tanah secara akurat,” jelasnya.
Menurut dia, momen pemindahan IKN saat ini memang bisa dipakai untuk menarik perhatian pemerintah pusat agar membangun Kaltim. Saat ini, opsi jalan tol Samarinda-Bontang masih dalam penantian. Sejak Oktober lalu, penyusunan feasibility study (FS) atau studi kelayakan untuk tol Samarinda-Bontang sudah rampung digarap.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit menuturkan, kelanjutan rencana pembangunan jalan tol Samarinda-Bontang akan dimulai pada tahun ini atau tidak belum diputuskan. “Kami tunggu arahan prioritas pembangunan oleh Kementerian PUPR. Dan ketersediaan anggaran dari Kemenkeu, khususnya anggaran lahan,” ucapnya.
Menurut dia, kelanjutan rencana pembangunan jalan tol Samarinda-Bontang itu, baru bisa diketahui setelah review studi kelayakan dari tol tersebut. “Kalau semua lancar dan dari review FS dinyatakan layak, akan lelang paling cepat 2023,” katanya.
Untuk diketahui, perencanaan pembangunan jalan tol Samarinda-Bontang sebenarnya sudah disusun Pemprov Kaltim sejak 2013. Dalam perencanaan tersebut, jalan akan dibangun sepanjang 94 kilometer. Dengan nilai investasi yang membengkak menjadi Rp 11 triliun. Dan pembangunan tol tersebut sempat terkendala dengan trase yang masuk ke hutan lindung dan permukiman warga.
Jalan tol Samarinda–Bontang akan memiliki empat seksi. Yaitu, Seksi I (ruas Palaran–Bandara APT Pranoto) dengan panjang 23,5 kilometer, Seksi II (ruas Bandara APT Pranoto–Sambera (Kukar) sepanjang 24 kilometer, Seksi III (ruas Sambera–Marangkayu, Kukar) sepanjang 22,5 kilometer, dan Seksi IV (ruas Marangkayu–Bontang) sepanjang 24 kilometer. (nyc/riz/k8)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post