bontangpost.id – Lantunan takbir Hari Raya Idulfitri tak sempat lagi didengar Siti Arabia (50). Keinginannya berlebaran dan berkumpul bersama cucu dan menantu di Samarinda tahun ini tak terwujud. Ahad (17/4) subuh, Tuhan berkendak lain. Peristiwa memilukan itu tiba, ketika mobil berkabin ganda (double cabin) menabrak tempat tinggal Amiruddin (menantu Siti Arabia), lalu terbakar dan membakar seluruh isi ruko.
Siti Arabia bukan satu-satunya yang terbakar dan dinyatakan meninggal dunia. Korban lainnya adalah, Kiki Reski (34 tahun, istri Amiruddin) dan Muhammad Lutfi Ardana (15 tahun, anak Amiruddin). Lalu Sri Anni Rahayu (24 tahun), Muhammad Wahyu (20 tahun), dan Aliya (15 tahun). Ketiganya adalah adik ipar Amiruddin. Korban terakhir adalah Ani (18 tahun), pekerja di rumah toko (ruko) yang terbakar. Sementara korban selamat, Nur Aqila Zahra (9 tahun, anak bungsu Amiruddin), hingga tadi malam dalam kondisi kritis dan dirawat di IGD RSUD Abdul Wahab Sjahranie.
Amiruddin atau akrab disapa Daeng Anto oleh warga sekitar, kehilangan keluarga besarnya jelang salat Subuh setelah baru saja santap sahur di sebuah ruko berlantai dua di RT 14, Jalan Abdul Wahab Sjahranie, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu kemarin sekira Pukul 04.50 Wita. Amiruddin menjadi satu-satunya yang selamat lantaran ketika kejadian, dia berbelanja di Pasar Segiri. Berbelanja saat subuh menjadi rutinitas Amiruddin yang sehari-harinya menjual sayur-mayur dan bahan sembako di ruko tempat dia tinggal yang kemarin berubah jadi arang.
Menurut Ketua RT 14 Suriansyah, kebakaran berawal dari mobil double gardan berwarna putih, melaju dari Sempaja. Mobil itu dikemudikan MR (23) yang ditemani RI (28). Beberapa meter sebelumnya, mobil yang mengangkut sepeda motor, oleng ke kiri lalu menabrak ruko milik Amiruddin yang menjual bensin eceran. Ketika tertabrak, terjadilah ledakan dan seketika itu juga api menyebar di bagian depan ruko tiga pintu. “Sampai di jalanan terbakar, karena bensin botolan itu. Kira-kira 10 menit ada beberapa kali ledakan lagi, soalnya ada tabung gas elpiji 3 kg yang juga dijual di sana terbakar,” ungkapnya. Tidak lama kemudian, mobil pemadam kebakaran datang. Namun, karena api berkobar dari depan ruko, dan tidak adanya pintu darurat, keluarga Amiruddin yang berjumlah delapan orang pun terkurung dari dalam rumah.
Sementara ruko dua pintu di sebelahnya, yakni penjual alat elektronik dan toko plastik tak ditinggali atau dalam keadaan kosong. “Yang ditinggali cuma ruko Pak Amiruddin itu jual sayur, sembako sampai bensin pokoknya lengkap. Dari delapan orang, kabarnya tujuh meninggal dan satu kritis di rumah sakit,” sambung pria ramah tersebut.
Menurut keterangan yang didapat Suriansyah, tiap pagi Amiruddin selalu belanja sayur ke pasar untuk dijual kembali. Ketika pergi ke pasar, ruko biasanya digembok dari luar. “Mungkin digembok dari luar ya terkurung orangnya di dalam, tiap pagi orang itu belanja. Pintu satu-satunya di depan saja, terali besi. Karena digembok, pemadam tidak bisa masuk dan yang di dalam tidak bisa keluar. Ya, akhirnya kehabisan oksigen di dalam,” ungkapnya.
Lanjut dia, mertua Amiruddin (Siti Arabia) baru datang ke Samarinda sekitar dua hari lalu. “Rencananya, (mertua Amiruddin, Red) ingin berhari raya di sini. Mertuanya ditemukan meninggal di tangga, sementara keluarga yang lain di lantai dua. Ada juga yang berpelukan, dan di kamar mandi, nah katanya yang di kamar mandi itu yang selamat (kritis),” sebutnya. Sementara itu, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli menerangkan, usai menabrak kios bensin, pengendara mobil double gardan KT 8502 NM sempat melarikan diri. “Hasil identifikasi di tempat kejadian perkara (TKP) dari rekan reskrim dan lantas kemudian bisa temukan pemilik dan siapa yang menggunakan kendaraan tersebut pada saat kejadian. Kemudian, kami berhasil menangkap dua orang yang diduga mengendarai kendaraan tersebut. Berinisial MR (23) sebagai pengendara dan RI (28),” ungkapnya.
Keduanya ditangkap polisi saat hendak melarikan diri ke luar kota. MR dan RI ditangkap di Perumahan Grand Taman Sari, Jalan HAM Rifaddin, Kecamatan Loa Janan Ilir. Keduanya pun saat ini berada di Mapolresta Samarinda untuk menjalani pemeriksaan. “Dugaan sementara karena kelelahan dan mengantuk hingga akhirnya kehilangan kendali. Dan menabrak tempat penyimpanan bensin eceran yang berada di depan ruko tiga pintu tersebut,” sambungnya. Kapolresta menuturkan, MR dan RI diduga kelelahan karena telah menempuh perjalanan selama 7 jam dari Bengalon, Kutai Timur. Usai menabrak dan menyebabkan kebakaran, mereka langsung melarikan diri.
“Keduanya berjalan kaki hingga ke Jalan Juanda. Setelah itu, mereka meminjam motor salah seorang kerabatnya di sekitar Jalan Juanda untuk dipakai menuju Perumahan Grand Taman Sari tempat keduanya diamankan,” tuturnya. Polisi berpangkat melati tiga itu melanjutkan, korban meninggal dunia lantaran mengalami sesak napas akibat asap yang memenuhi bangunan. “Rata-rata korban meninggal karena sesak napas, bukan karena terbakar. Kebakaran hanya di bagian depan. Mereka tidak bisa keluar karena tidak ada pintu cadangan (pintu darurat, Red),” jelasnya. (riz/k15)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: