Ubur-Ubur Menghilang Mendadak, Pulau Kakaban Ditutup Sementara

Upaya mengembalikan ubur-ubur ke Danau Kakaban masih terus dilakukan

bontangpost.id – Hilangnya ubur-ubur yang menjadi daya tarik di Pulau Kakaban, Kepulauan Derawan, disikapi serius jajaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, BKSDA Kaltim, dan lainnya, diputuskan untuk menutup sementara Pulau Kakaban bagi wisatawan.

Kepala Disbudpar Berau Ilyas Natsir, menyatakan, ditutupnya lokasi wisata tersebut lantaran pihaknya mendorong dilakukan penelitian lebih lanjut terkait fenomena yang terjadi di dalam danau tersebut. Sehingga area tersebut perlu disterilkan lebih dulu.

“Harus steril dulu. Untuk penelitian, kami tidak ingin jika ada wisatawan akan memengaruhi hasil kajian,” tegasnya.

Ia melanjutkan, demi mendukung penelitian tersebut, pihaknya bakal melibatkan peneliti dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

Rencananya, tim bakal terjun langsung ke Danau Kakaban, untuk mengambil sampel air dan ubur-ubur untuk jalani uji laboratorium. “Ini demi keberlangsungan hidup biota laut, ubur-ubur langka itu,” ujar Ilyas.

Dia menjelaskan, dari data sementara didapati perubahan suhu air yang membuat ubur-ubur mencari lokasi akar pohon mangrove untuk berteduh dan berenang. Kemudian, curah hujan yang tinggi diduga menjadi penyebab tingkat keasaman air danau jadi meningkat.

Terakhir, masalah wisatawan yang tak tertib untuk membasuh diri sebelum berenang di danau tersebut. Walhasil, bahan kimia yang berasal dari sun blok, make up, dan lainnya, menyatu dengan air dan mengakibatkan kualitas air jadi berkurang. “Tapi ini kami teliti dulu lebih lanjut. Apakah Ph-nya berkurang atau seperti apa,” bebernya.

Ilyas menegaskan, pihaknya belum menentukan sikap sampai kapan destinasi tersebut akan ditutup. Sebab, pihaknya memastikan terlebih dahulu hasil penelitian dikeluarkan oleh tim YKAN. “Nah itu yang belum dapat kami pastikan (lama penutupan, red). Yang jelas, bila kondisi sudah stabil, Kakaban kami akan buka kembali,” ujar dia.

Ihwal rencana penutupan, pihaknya bakal menerbitkan surat edaran ke masyarakat Bumi Batiwakkal dan agen perjalanan. Surat tersebut akan diterbitkan hari ini (28/12). “Suratnya kami edarkan besok. Setelah ditandatangani oleh bupati, wabup, dan sekkab,” tutur Ilyas.

Atas hal ini, pihaknya juga mengutarakan permohonan maaf kepada wisatawan yang telah berencana berkunjung ke Danau Kakaban. Yang telah memesan tiket jauh hari. Dia meminta, para agen perjalanan dapat mengalihkan paket wisata ke lokasi wisata lainnya yang masih berada di kawasan Pulau Maratua.

“Kami mohon maaf untuk ketidaknyamanan ini. Ini demi menjaga habitat ubur-ubur langka yang jadi primadona di Kakaban,” tutupnya.

Sementara Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Kalimantan Timur, Ilyas, mengatakan, pihaknya akan langsung menuju ke Danau Kakaban untuk melakukan pengecekan, dan pengambilan sampel air. “Kami akan uji sampel air. Hal ini dilakukan bersama dengan Disbudpar, BKSDA Kaltim, DLHK, Dinas Perikanan dan Kelautan, Kecamatan Maratua, pemerintah Kampung Payung-Payung, HPI, dan YKAN,” katanya.

Ilyas mengatakan, sampel tersebut akan dibawa ke labotarium untuk dikaji lebih dalam, apa penyebab hingga ubur-ubur tersebut ‘minggat’. “Secepatnya kami kirim,” tutupnya. (hmd/sam)

Print Friendly, PDF & Email

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version