Warga Keluhkan Penyetopan Distribusi Pertalite di SPBU Tanjung Laut

SPBU Tanjung Laut mendapat sanksi dari Pertamina lantaran adanya kasus penyalahgunaan BBM jenis pertalite (Nasrullah/bontangpost.id)

bontangpost.id – Dampak pasca penghentian sementara pengiriman BBM jenis pertalite di SPBU Tanjung Laut mulai dirasakan warga. Warga Tanjung Laut Sony mengaku saat ini untuk mendapatkan bahan bakar kendaraan itu harus menempuh jarak lebih jauh.

“Sekarang harus ke SPBU Akawy atau Kopkar. Lokasinya di Kecamatan Bontang Utara dan Barat,” katanya.

Belum lagi pasokan di SPBU tersebut juga terbatas. Akibat seluruh pemilik kendaraan yang berdomisili di Bontang Selatan harus menyerbu dua SPBU tersebut. Sejatinya ada satu lagi SPBU yang berada di Jalan Arif Rahman Hakim, Belimbing. Tetapi jaraknya lebih jauh lagi. Ia pun berharap penyetopan itu segera diakhiri.

“Jangan lama-lama karena untuk ke sana (dua SPBU) juga membutuhkan bahan bakar. Kalau ada di Tanjung Laut lebih dekat,” ucapnya.

Sementara warga Berebas Tengah Nafa mengaku terdapat imbas dari penghentian sementara pelayanan penyaluran pertalite di SPBU Tanjung Laut. Sehingga membuat antrean di SPBU lain bertambah. Ia mengharapkan dalam waktu dekat penyaluran pertalite di SPBU Tanjung Laut dibuka kembali.

“Ini kan akibat ulah dari oknum, tetapi masyarakat lain juga terdampak,” tutur dia.

Terpenting ialah pengawasan dari pihak terkait harus berjalan maksmial. Sehingga kejadian dugaan kongkalikong pengetapan ini tidak terjadi lagi. Apalagi jika pengetapan dilakukan dalam jumlah besar maka berpotensi terbatasnya pasokan.

“Pengawasannya yang mungkin harus berjalan baik. Skemanya harus diatur secara tepat,” terangnya.

Ketua DPRD Andi Faizal Sofyan Hasdam menganggap keputusan untuk penyetopan sementara ini dirasa kurang tepat. Pasalnya SPBU Tanjung Laut merupakan fasilitas bagi masyarakat di Bontang Selatan untuk mendapatkan BBM.

“Seharunya dengan kejadian ini cukup instropeksi dari instansi terkait. Jangan sampai karena tindakan oknum masyarakat menjadi korban,” sebutnya.

Menurut Politikus Partai Golkar ini seharusnya pertamina bersikap bijak. Apalagi aparat penegak hukum telah menindak pihak yang terlibat. Bahkan sudah ada sanksinya.

“Terpenting pasca ini ialah untuk evaluasi. Termasuk melakukan pengawasan secara ketat. Tidak hanya di SPBU Tanjung Laut tetapi seluruhnya,” ungkapnya.

Bagi Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan (Diskop-UKMP) serta Bagian Perekonomian Setkot kejadian ini juga bisa diambil hikmahnya. Sebab sejauh ini masih ada antrean panjang pengisian pertalite di SPBU Tanjung Laut. Langkah yang dilakukan ialah melakukan kajian terhadap kebutuhan BBM jenis tersebut.

“Memang informasinya kuota tahun ini meningkat tetapi perlu juga ada kajian apakah pasokan itu cukup. Karena masih ada antrean kalau pagi hari,” pungkasnya. (ak)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version