bontangpost.id – Banjir besar sempat menerjang Mahakam Ulu (Mahulu) pekan lalu. Bahkan, banjir juga terjadi di Kutai Barat (Kubar) yang notabene daerah tetangga. Ketika di hulu Mahakam mulai surut, luapan air dari Sungai Mahakam mengalir ke Kutai Kartanegara (Kukar). Belakangan, bahkan sudah sampai Samarinda. Itu ditandai dengan meluapnya Sungai Karang Mumus.
Itu didasarkan pada informasi peringatan dini cuaca dan iklim dasarian (sepuluh hari) III Mei 2024 dari BMKG. Curah hujan dengan intensitas tinggi itu akan merata di seluruh wilayah provinsi ini. Karena berada pada masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
Kepala Seksi Data dan Informasi (Kasi Datin) Stasiun Meteorologi (Stamet) SAMS Sepinggan Balikpapan Diyan Novrida menyampaikan, kondisi peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, membuat potensi terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat meningkat.
Di mana pola angin menunjukkan adanya belokan angin (shearline) dan daerah pertemuan angin (konvergensi). “Itu pula pemicu terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat disertai petir dan angin kencang sesaat,” katanya kepada Kaltim Post (induk Bontang Post), Jumat (24/5).
Kelembapan udara yang tinggi hingga lapisan atas atmosfer menyebabkan hujan dengan durasi lama dan intensitas sedang. “Dapat disertai petir yang berpotensi terjadi hampir di seluruh wilayah Kaltim. Kondisi itu akan berlangsung hingga tiga hari ke depan,” ungkap Diyan.
Dalam keterangan resminya, prakiraan hujan lebat di Kaltim mengacu pada tinjauan parameter iklim secara umum/global/regional. Dari hasil monitoring El Niño Southern Oscillation (ENSO) Dasarian II Mei 2024 menunjukkan indeks ENSO berada pada +0.41 atau netral.
ENSO adalah fenomena iklim alami berskala besar yang melibatkan fluktuasi suhu lautan di Pasifik Khatulistiwa tengah dan timur, ditambah perubahan atmosfer di atasnya. Kemudian, Indian Ocean Dipole (IOD) atau perbedaan suhu permukaan laut antara dua wilayah, yaitu di Laut Arab (Samudra Hindia bagian barat) dan Samudra Hindia bagian timur di selatan Indonesia sebesar +0.22 atau IOD Netral.
Indeks ENSO diprediksi turun secara gradual menuju netral pada Mei/Juni 2024. Sementara, IOD positif diprediksi terus bertahan hingga September 2024. Dengan demikian, diperkirakan pada 26 Mei 2024 terdapat potensi hujan lebat pada hampir seluruh wilayah Kaltim.
Kemudian, prakiraan cuaca pada 27 hingga 31 Mei 2024 terdapat potensi hujan lebat di Mahulu, Kutai Timur (Kutim), dan Berau. Kondisi itu masih akan menghantui warga di Mahulu yang sebelumnya lebih dulu terendam banjir.
“Kepada masyarakat agar tetap waspada, terutama yang wilayah rumahnya rawan banjir dan tanah longsor. Silakan update informasi mengenai cuaca melalui media sosial, web dan juga aplikasi @infobmkg,” pesan dia. (rom)
bontangpost.id – Banjir besar sempat menerjang Mahakam Ulu (Mahulu) pekan lalu. Bahkan, banjir juga terjadi di Kutai Barat (Kubar) yang notabene daerah tetangga. Ketika di hulu Mahakam mulai surut, luapan air dari Sungai Mahakam mengalir ke Kutai Kartanegara (Kukar). Belakangan, bahkan sudah sampai Samarinda. Itu ditandai dengan meluapnya Sungai Karang Mumus.
Itu didasarkan pada informasi peringatan dini cuaca dan iklim dasarian (sepuluh hari) III Mei 2024 dari BMKG. Curah hujan dengan intensitas tinggi itu akan merata di seluruh wilayah provinsi ini. Karena berada pada masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
Kepala Seksi Data dan Informasi (Kasi Datin) Stasiun Meteorologi (Stamet) SAMS Sepinggan Balikpapan Diyan Novrida menyampaikan, kondisi peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, membuat potensi terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat meningkat.
Di mana pola angin menunjukkan adanya belokan angin (shearline) dan daerah pertemuan angin (konvergensi). “Itu pula pemicu terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat disertai petir dan angin kencang sesaat,” katanya kepada Kaltim Post (induk Bontang Post), Jumat (24/5).
Kelembapan udara yang tinggi hingga lapisan atas atmosfer menyebabkan hujan dengan durasi lama dan intensitas sedang. “Dapat disertai petir yang berpotensi terjadi hampir di seluruh wilayah Kaltim. Kondisi itu akan berlangsung hingga tiga hari ke depan,” ungkap Diyan.
Dalam keterangan resminya, prakiraan hujan lebat di Kaltim mengacu pada tinjauan parameter iklim secara umum/global/regional. Dari hasil monitoring El Niño Southern Oscillation (ENSO) Dasarian II Mei 2024 menunjukkan indeks ENSO berada pada +0.41 atau netral.
ENSO adalah fenomena iklim alami berskala besar yang melibatkan fluktuasi suhu lautan di Pasifik Khatulistiwa tengah dan timur, ditambah perubahan atmosfer di atasnya. Kemudian, Indian Ocean Dipole (IOD) atau perbedaan suhu permukaan laut antara dua wilayah, yaitu di Laut Arab (Samudra Hindia bagian barat) dan Samudra Hindia bagian timur di selatan Indonesia sebesar +0.22 atau IOD Netral.
Indeks ENSO diprediksi turun secara gradual menuju netral pada Mei/Juni 2024. Sementara, IOD positif diprediksi terus bertahan hingga September 2024. Dengan demikian, diperkirakan pada 26 Mei 2024 terdapat potensi hujan lebat pada hampir seluruh wilayah Kaltim.
Kemudian, prakiraan cuaca pada 27 hingga 31 Mei 2024 terdapat potensi hujan lebat di Mahulu, Kutai Timur (Kutim), dan Berau. Kondisi itu masih akan menghantui warga di Mahulu yang sebelumnya lebih dulu terendam banjir.
“Kepada masyarakat agar tetap waspada, terutama yang wilayah rumahnya rawan banjir dan tanah longsor. Silakan update informasi mengenai cuaca melalui media sosial, web dan juga aplikasi @infobmkg,” pesan dia. (rom)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: