SANGATTA – Belum selesai menggelar vaksin difteri, Pemkab Kutim bakal disibukkan program Imunisasi Measles Rubella (MR). Imunisasi ini untuk mencegah penyakit rubella yang dapat membuat kecatatan pada anak.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes, dr. Yuwana Sri mengatakan target pelaksanaan imunisasi MR pada September mendatang, usai ORI Difteri tahap tiga.
“Mudah-mudahan vaksin difteri tahap akhir selesai. Jadi pelaksanaan vaksin MR ini bisa segera dilakukan di 18 kecamatan,” ucapnya saat ditemui belum lama ini.
Serangan penyakit rubella sendiri tampaknya tidak membahayakan, namun jika mengalami komplikasi, penyakit tersebut dapat menyebabkan kecacatan. Telebih pada wanita mengandung di usia trimester.
“Rubella memang tidak langsung menyebabkan kematian, namun jika terjadi komplikasi dengan penyakit lain, terutama pada wanita hamil muda. Maka anak yang ada dalam kandungan beresiko mengalami kecacatan bahkan kelainan organ jantung,” terangnya.
Yuwana berharap kesadran masyarakat tentang pentingnya imunisasi. Sebab imunisasi merupakan salah satu cara untuk mencegah penyakit.
“Masyarakat diimbau untuk sadar imunisasi dan sadar akan kesehatan anak, sehingga diharapkan tidak absen saat imunisasi measles rubella. Diharapkan pula para tokoh yang terlibat mampu mengajak warga untuk mengikuti vaksin yang hanya dilakukan satu tahapan saja,” ungkapnya.
Menurutnya, vaksin MR tersebut terbilang aman digunakan, karena sudah dipakai diberbagai negara. Imunisasi MR wajib untuk anak usia satu hingga 15 tahun. Agar terhindar dari penyakit measles dan rubella.
“Hingga saat ini kami sudah memasuki tahapan kampanye dan sosialisasi. Semua ini dilakukan sebagai upaya pencegahan. Pasalnya di luar Kutim, secara nasional sudah ada temuan kasus. Jadi jika yang sebelumnya tidak ada, sekarang sudah diwajibkan,” tuturnya.
Program nasional yang dicanangkan sejak 2017 tersebut, telah dilaksanakan di beberapa Kabupaten Kota se Indonesia. Minimnya informasi yang diperoleh masyarakat menjadi alasan dinkes untuk terus melakukan edukasi.
“Program ini sudah berjalan satu tahun. Hanya saja Kaltim dan beberapa daerah lain, seperti Bali baru akan melaksanakan dipengujung tahun ini,” paparnya. (*/la)
Apa Itu Rubella ..
RUBELLA atau campak Jerman merupakan penyakit menular atau infeksi virus yang ditandai dengan ruam merah berbentuk bintik-bintik pada kulit. Umumnya rubella ini sering terjadi pada anak dan remaja yang belum mendapat vaksin campak, gondok, dan lain-lain.
Tidak hanya anak yang dapat terserang, tetapi orang dewasa pun ikut terkena penyakit ini. Pada ibu hamil, penyakit ini bisa menyebabkan kematian janin atau cacat bawaan yang dikenal sebagai sindroma rubella kongenital (CRS). Data WHO menyebutkan, sedikitnya 100.000 bayi di dunia lahir dengan CRS setiap tahunnya.
Gejala Rubella
– Penderita rubella pada anak-anak biasanya tidak menunjukkan gejala dan gejalanya pun lebih ringan dibandingkan dengan penderita dewasa. Pada umumnya gejala akan muncul 2-3 minggu setelah terpapar virus. Penyakit ini membutuhkan waktu sekitar 14-21 hari sejak terjadinya penyakit rubella sampai menimbulkan gejala.
– Gejala-gejala yang sering terjadi ruam kulit menyebar ke tubuh selama 2-3 hari, sakit kepala dan demam ringan, hidung tersumbat, kelenjar getah bening leher dan bagian belakang telinga membengkak. Gejala pada orang dewasa pun sama, namun ada beberapa gejala tambahan, seperti hilangnya nafsu makan konjungtivis (kelopak mata dan bola mata), sendi bengkak, dan nyeri pada wanita usia muda.
*Diolah dari berbagai sumber
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post