Jika Membakar Hutan saat Kemarau
KEPALA Adat Wehea, Ledji sudah mempersiapkan sanksi adat dan denda administrasi bagi masyarakat yang tertangkap tangan melakukan pembakaran hutan di areal tersebut. Sanksinya tidak tanggung-tanggung, selain mengganti kerugian hutan hasil bakaran, juga dikenakan denda adat serta terancam hukuman penjara.
“Jadi sudah kami sediakan untuk antisipasi kemarau. Jadi kalau kemarau jangan sampai bakar-bakar walaupun api kecil. Tidak hanya kemarau, musim penghujanpun tetap kami larang. Karena jangan sampai hutan kita terbakar,” ujar Ledji.
Sanksi tersebut sebenarnya sudah diterapkan sejak Wehea ditetapkan sebagai hutan lindung. Sehingga, sampai saat ini tak sekalipun terjadi kebakaran. Termasuk pada saat kemarau panjang 2015 lalu. Ini semua karena warga di sana taat akan aturan. Baik aturan adat terlebih pemerintah.
“Yang masih ada saat ini hanya sebatas pemburu hewan dan gaharu saja. Sedangkan pembakar hutan di areal Wehea tidak pernah terjadi. Kalau ada api kecil saja, langsung kami padamkan,” katanya.
Yang menjadi kekhawatiran saat ini ialah terjadinya pembakaran hutan dari luar, lalu menjalar ke Wehea. Apalagi, di sekitar hutan terdapat perkebunan kelapa sawit. Untuk itu, dirinya meminta kepada pemerintah gencar melakukan sosialisasi kepada warga maupun perusahaan untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar.
“Kami mau tegur tidak punya hak. Kecuali di dalam hutan Wehea. Takutnya saja, tanpa sepengetahuan ada pembakaran hutan lalu menjalar ke Wehea. Tentu tidak kami harapkan. Makanya pemerintah harus menggalakkan sosialisasi itu,” pintanya.
Dirinya juga meminta kepada pemerintah, untuk memberikan fasilitas pemadam kepada hutan dengan luas 38 ribu hektar tersebut. Karena sampai saat ini, tak satupun alat pemadam kebakaran dimiliki Wehea. Beruntung, tak sekalipun terjadi kebakaran.
“Kami juga butuh alat pemadam. Baik berupa apar ataupun sejenisnya. Karena itu sangat kami butuhkan sekali. Sedia payung sebelum hujan. Lebih baik mencegah dari pada mengobati. Karena saat ini kami hanya mengandalkan 18 orang yang berjaga saja. ” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: