bontangpost.id – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai pandemi Covid-19 masih jauh dari selesai. Pernyataan ini disampaikan kala kasus infeksi virus korona melonjak secara global.
Berdasarkan statistik Our World in Data, penambahan kasus Covid-19 dunia mencapai 1.067.894 pada Senin (11/7). Angka ini lebih tinggi ketimbang sepekan sebelumnya, di mana kenaikan kasus global mencapai 900.548 pada 4 Juli.
“Covid-19 tidak akan segera berakhir,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa, Selasa (12/7), dikutip dari Reuters.
“Melihat virus menekan kita, kita harus menekannya kembali,” tuturnya lagi.
Tedros mendesak seluruh negara harus kembali menerapkan protokol kesehatan yang tertib seperti kebijakan wajib memakai masker, menjaga jarak, hingga menerapkan protokol tes serta pelacakan Covid-19 yang terukur karena tingkat penularan dan rawat inap Covid-19 meningkat.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Program Kesehatan Darurat WHO Michael J Ryan, menyampaikan bahwa kasus Covid-19 yang dilaporkan ke WHO meningkat sebanyak 30 persen dalam dua pekan terakhir, dikutip dari rilis badan itu.
Ryan menyampaikan kenaikan tersebut disebabkan oleh varian Omicron BA.4, BA.5, varian turunan lainnya, pun pencabutan pembatasan sosial. Ilmuwan dunia juga kembali dikhawatirkan dengan kemunculan varian baru Covid-19 yang disebut Omicron super.
Mutasi baru Covid-19 varian Omicron yang disebut BA.2.75 itu pertama kali terdeteksi di India dan kini telah menyebar ke sejumlah negara hingga Amerika Serikat.
Para ilmuwan mengatakan varian itu mungkin dapat menyebar dengan cepat dan kebal terhadap vaksin hingga antibodi yang muncul akibat infeksi varian-varian sebelumnya.
Meski begitu, para ahli belum bisa menentukan apakah varian BA.2.75 ini bisa memicu pandemi Covid-19 kembali memburuk.
Mutasi Omicron terbaru ini telah terdeteksi di beberapa negara bagian India dan menyebar lebih cepat daripada varian-varian sebelumnya.
Selain di AS, Omicron super juga ini telah terdeteksi di Australia, Jerman, Inggris, hingga Kanada.
Mengenai kekuatan penularan, masih belum dapat dipastikan apakah BA.2.75 ini lebih menular dari varian BA.5 atau tidak. BA.5 sendiri saat ini telah menjadi biang dari kenaikan kasus Covid-19 di beberapa negara. (cnn)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: